Forget-The Love-Not part 1

Author       : Farah Dhila

Main Cast  : Kim Bum and Kim So Eun

Cast           : Kang Min Kyung(Davichi), Seo Woo, Lee Jong Hyun(CNBlue), Yoo Seung Ho, and Park Eun Bin.

Genre        : Romantic, Friendship

Type          : Sequel

 

 

Anyeong chinguJ aku pendatang baru ni di bumssoeulindo hehe, jadi ini juga masih FF pertamaku. Nanti abis baca tolong saran dan kritiknya yaaah. Oke, ENJOY READING ♥♥♥

 

Part 1

 


tak ada kata tersesat saat berjalan di jalan cinta, karena cahanya akan selalu menuntun kita kembali…

 

 

 

So Eun membuka jendela kamarnya lebar-lebar. Ia menghirup udara pagi pertamanya di bulan November ini. Rasanya segar sekali. Semalam ia tidur sangat larut. Maklum saja, ia sedang mengejar deadline novel keempatnya. Apalagi ditambah novel keduanya yang akan difilmkan. Ia harus bekerja ekstra keras untuk menulis novel sekaligus mengoreksi naskah film. Tapi tetap saja ia tidak merasa terbebani. Sama sekali tidak. So Eun sudah menulis banyak cerita pendek dan esai-esai sejak ia masih duduk di bangku sekolah menengah. Ia sangat mencintai pekerjaannya sebagai seorang penulis. Baginya, tidak banyak orang yang seberuntung dirinya yang bisa mengeksplorasi kegemaran sekaligus memberi keuntungan.

Pagi ini ia harus ke kantor penerbit untuk membicarakan cover novel keempatnya. Sebenarnya novel keempat ini tidak memiliki cerita seberat novel-novel So Eun sebelumnya. Itu karena, So Eun menjadikan cerita hidupnya sendiri sebagai alur dalam novel ini. Novel pertamanya, Vogue Viola begitu melejit di pasaran sehingga ia mulai dikenal sebagai penulis yang berbakat sampai saat ini. Novel keduanya, Like A Star sudah dilirik oleh seorang produser terkenal untuk difilmkan. Kisaeng, novel ketiganya tidak jauh berbeda dengan novel-novel So Eun sebelumnya yang juga laris di banyak toko-toko buku di seluruh penjuru Korea. Di usianya yang baru akan menginjak 25 tahun ia sudah tentu dapat dimasukkan ke dalam daftar penulis muda yang berbakat.

Dengan sedikit tergesa-gesa So Eun memakai high heels ungunya dan kemudian turun ke bawah untuk sarapan bersama neneknya.

“Pagi, nek”

Nenek So Eun menoleh dan tersenyum,”Pagi, sayang.”

So Eun hanya tinggal berdua bersama neneknya. Ayah So Eun meninggal sebelum ia sempat melihat putri kecilnya dilahirkan. Sementara ibunya, menderita kanker lambung yang akhirnya juga meninggal saat umur So Eun bahkan belum genap delapan tahun.

“Tadi,Min Kyung menelfon.”kata nenek So Eun sambil menuangkan segelas susu untuk So Eun.

“Ada apa dia menelfon nek?”tanya So Eun sambil sibuk mengoleskan selai coklat ke roti panggangnya. “Kenapa dia tidak menelfon ke ponselku saja ya?”tanya So Eun lagi pada dirinya sendiri.

“Katanya ponselmu tidak bisa dihubungi sejak kemarin. Ia tidak memberi tahu nenek ada apa, ia hanya bilang ada hal yang sangat penting yang ingin diberitahukan padamu.”

So Eun tersentak,”Astaga, baterai ponselku kan habis dari kemarin sore nek. Pantas saja aku tidak mendengar bunyi-bunyi apapun dari ponselku.”

Nenek So Eun memperhatikan cucu kesayangannya yang kini sedang sibuk mengobrak-abrik isi tas sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Padahal biasanya benda mungil ini berisik sekali. Ya ampun, pasti banyak sekali hal penting yang seharusnya sudah ku ketahui sejak kemarin.”kata So Eun sambil kembali mengacak-acak isi tasnya untuk mencari charger ponselnya.

“So Eun-ah, selesaikan dulu urusanmu dengan roti panggang itu. Baru menolong ponselmu.”kata Nenek So Eun sambil berlalu ke dapur.

So Eun menghentikan gerakan mengobrak-abrik isi tasnya lalu tersenyum menyeringai,”Arasseo, halmonyi,”

 

So Eun langsung menelfon Min Kyung sesaat setelah ponselnya dapat dinyalakan lagi. Ia memasang earphone di telinga sambil memegang setir mobil dengan cakap.

“Yeobuseyo”jawab suara di seberang sana

“Jadi, ada berita apa?”tanya So Eun sambil memelankan mobilnya.

Min Kyung melepas ponsel dari telinganya dan melihat nama yang tertera di layar benda mungil itu. Ia terlalu terburu-buru mengangkat telfon sehingga tidak melihat terlebih dulu siapa yang menelfon. Setelah melihat siapa yang menelfon, Min Kyung cepat-cepat menempelkan ponsel itu kembali ke telinganya. “Astaga, Eun. Berbaik hatilah sedikit dengan ponselmu itu.”

“Mianheyo Min Kyung-ah. Aku terlalu sibuk kemarin, jadi lupa mengisi baterai ponselku yang habis.”

“Ah ya baiklah. Permintaan maafmu kuterima. Lagipula seharusnya kau minta maaf pada ponselmu bukan aku.”

Nah ya, jadi apa maksud Min Kyung aku harus meminta maaf pada benda yang bahkan sama sekali tidak pernah mengeluarkan protes padaku? Astaga, lagipula ponsel kan hanya sebuah benda, batin So Eun.

“Sudah tidak usah merutuk dalam hati, aku hanya bercanda.”

So Eun tertawa kecil. Ia sudah tau Min Kyung akan berkata seperti itu. Ia sudah biasa dengan tingkah Min Kyung yang selalu membaca isi hatinya. “Bisa kita kembali ke berita sangat penting yang ingin kau sampaikan padaku?”

Min Kyung menarik nafas sejenak. “Nanti malam kita diundang ke pesta penyambutan anak tunggal Kim Gab Soo.”

“Bagian pentingnya?”

“Aku belum selesai bicara So Eun-ah.”

“Mm”

“Anak Kim Gab Soo baru saja menyelesaikan sekolah perfilmannya di Amerika.”

“Mm”

“Dan ia yang akan bekerjasama denganmu dalam pembuatan film Like A Star.

”Tapi, sutradara Toby Kim?”

“Ia dipindahkan menjadi sutradara film action yang waktu itu kau juga diajak ikut rapatnya.”

“Astaga”

“Apa?”

“Tidak, tidak apa-apa. Seperti apa orangnya?”

“Siapa?”

“Anak itu, siapa tadi namanya?”

“Aku belum menyebutkan namanya Eun sayang.”

“Oh, baiklah.”

“Namanya Kim Sang Bum. Tapi, aku tidak tau seperti apa orangnya.”

So Eun menghentikan mobilnya tiba-tiba,”Siapa tadi namanya?”

“Kim Sang Bum, tapi orang-orang biasa menghilangkan kata Sang-nya. Mungkin kau bisa memanggilnya Kim Bum.”

Tiba-tiba saja pikiran So Eun melayang ke memori delapan tahun lalu, ia melamun dan hanya menanggapi kata-kataMin Kyung dengan bergumam singkat“Mm”

“Ya, berdoalah saja dia bisa membuatmu nyaman sebagai partner kerjanya.”

“Kurasa memang hanya itu yang bisa kulakukan.”kata So Eun terdengar sangat pasrah.

“Sudah. Jalankan lagi mobilmu. Jangan sampai kau telat datang rapat.”

Dengan pikiran yang masih melayang-layang itu So Eun memutuskan hubungan telfonnya dengan Min Kyung dan kembali menjalankan mobilnya. Ya, setidaknya aku akan mencoba percaya tidak semua yang bernama Kim Sang Bum adalah Bummie.

 

Kim Bum memandang appa-nya sekali lagi. Bukannya ia tidak senang. Tapi apa ini tidak berlebihan. Ia memang sudah mendapat gelar yang tidak diragukan di sekolah perfilmannya, tapi mengambil tempat sebagai sutradara yang tadinya bukan miliknya itu rasanya tidak adil.

“Tapi appa. Memangnya bisa ada pemutusan sepihak seperti ini?”
“Ini bukan seperti itu. Sutradara Toby Kim juga tidak ada masalah dengan pemindahan ini. Sekarang yang perlu kau lakukan adalah bersiap-siap untuk pesta penyambutan nanti malam. Appa akan mengenalkanmu dengan penulis novel dari film yang akan kau sutradarai.”

Kim Gab Soo menepuk-nepuk pundak anaknya dengan bijak. Kim Bum merasa ia sudah tidak bisa lagi protes ”Araseo appa.”

 

So Eun berlari menerobos hujan yang turun dengan derasnya. Karena pesta penyambutan itu sekarang ia harus mengerjakan banyak hal dengan serba cepat. Rapat membicarakan cover novel, rapat film baru yang diadaptasi dari novelnya—dan astaga, ia masih saja dilibatkan dalam film action itu—, menemui editor—diomeli habis-habisan disana, entahlah sepertinya editor itu sedang datang bulan atau apa—, dan yang terakhir ke salon. Ya, tentu saja ia ingin tampil cantik di pesta nanti malam. Walau sepertinya tidak akan bisa maksimal karena waktu yang tersisa untuk ke salon hanya tinggal sepanjang sore ini. Oh Tuhan, semoga kau memperpanjang sore ini beberapa jam. Ya, beberapa jam saja.

“Kau, lumayan”kata Min Kyung sambil memperhatikan penampilan So Eun dari bawah ke atas.

“Ini perjuangan keras, kau tau”kata So Eun sedikit berbangga.

Malam ini dengan rambut disanggul ke atas dan gaun merah marunnya, So Eun terlihat sangat cantik. Sebenarnya tadi ia tidak ingin disanggul, karena bagi So Eun itu akan membuatnya terlihat lebih tua dari umurnya yang sebenarnya. Tapi, waktu yang sangat sedikit memaksanya untuk akhirnya memakai tatanan rambut yang super kilat itu mempercantik rambutnya malam ini.

“Itu dia datang”kata Min Kyung heboh sambil menepuk-nepuk pundak So Eun.

So Eun tidak menggubris Min Kyung karena sedang mengobrak-abrik isi tasnya mencari ponsel.

Dari jauh terlihat seorang pria paruh baya ditemani anak laki-lakinya berjalan masuk ke dalam gedung. Seperti adegan-adegan di drama, semua mata tertuju pada bapak-anak itu. Merekalah pemilik pesta penyambutan ini. Kim Gab Soo dan Kim Sang Bum.

So Eun masih tidak memperhatikan apa yang diperhatikan Min Kyung. Ia balik menepuk-nepuk pundak Min Kyung,”Aku ke toilet dulu.”

“Kutemani?”Min Kyung menoleh cepat ke arah So Eun.

“Tidak usah. Aku hanya akan menelfon nenekku sebentar.”

“Mm, baiklah.”

So Eun berjalan dengan hati-hati keluar dari kerumunan dan mencari toilet. Ia harus menelfon neneknya. Tadi ia tidak sempat pamit akan pergi ke pesta penyambutan ini, karena neneknya tidak ada di rumah.

 

Min Kyung mulai cemas melihat Kim Gab Soo dan anaknya berjalan ke arahnya. Aduh, Eun kau di mana?

“Selamat malam Jung Hyun-ssi”sapa Min Kyungsambil membungkuk sesaat setelah Kim Gab Soo dan Kim Sang Bum tepat berdiri di hadapannya.

“Malam. Oh ya, Min Kyung-ssi, ini Kim Sang Bum. Dia anakku yang baru menyelesaikan sekolah perfilmannya di Amerika”katanya dengan bangga.

Kim Bum membungkukkan badannya dan tersenyum.

“Nah, Bummie, ini Kang Min Kyung. Dia juga bagian dari film yang nanti akan kau kerjakan.”

Oh, jadi nama panggilannya Bummie. Min Kyung membungkukkan badannya sekali lagi dan sambil tersenyum juga.

“Di mana Kim So Eun? Ia datang kan?”

Nah kan, di mana anak itu?

“Tadi ke toilet sebentar. Mungkin sebentar lagi … Oh itu dia.”Min Kyung sangat lega menemukan So Eun yang berjalan mendekat sambil tersenyum ke arahnya.

So Eun mempercepat langkahnya—namun tetap tenang—saat melihat ekspresi Min Kyung dari kejauhan. Sepertinya itu Kim Gab Soo dan ah, itu pasti anaknya. So Eun tidak bisa melihat dengan jelas wajah anak Kim Gab Soo. Saat akhirnya tepat berdiri di samping Min Kyung baru lah ia dapat melihat wajah laki-laki yang sudah sangat tidak asing baginya. So Eun kaget, sangat kaget. Ia mengenal laki-laki itu. Tapi sekuat mungkin ia berusaha menyembunyikan kekagetannya. Ia harus tetap tenang.

“Jadi, kau sudah tau kita akan bekerjasama dalam pembuatan film dari novelmu itu So Eun-ssi?”tanya Kim Bum. Sekarang ia dan So Eun hanya tinggal berdua. Kim Gab Soo baru saja dipanggil berbincang dengan rekan bisnisnya. Sementara Min Kyung, sudah tidak jelas rimbanya.

So Eun mengangguk sambil memaksakan sedikit senyum. Dalam hatinya ia sibuk merutuki Min Kyung yang hilang tiba-tiba entah ke mana. Bukan apa-apa. Hanya saja ia tidak ingin lama-lama berbincang dengan laki-laki di hadapannya ini.

“Kita pernah kenal sebelumnya?”

“Ah?”

“Tidak. Aku hanya merasa kita sudah pernah saling mengenal. Apa seperti itu?”

So Eun terdiam beberapa detik. Beberapa kilas balik peristiwa berlalu lalang dalam pikirannya dan itu membuat kepalanya menjadi sakit.

“Tidak. Kita .. belum pernah saling mengenal”kata So Eun sama sekali tidak meyakinkan.

“Mm, baiklah”

So Eun mulai celingukan ke kanan dan ke kiri. Siapa tau saja tiba-tiba Min Kyung tertangkap matanya.

“Novelmu bagus”

So Eun kembali menoleh ke arah laki-laki di hadapannya, yang ditoleh tersenyum.

“O-oh, iya. Terima kasih”

“Aku sudah membacanya habis tadi malam. Sepertinya, akan sangat menyenangkan merealisasikannya menjadi sebuah film. Menurutmu?”

“Mm, menurutku juga begitu.”

So Eun mendesah lega pelan saat Kim Bum akhirnya pergi karena ada seseorang yang memanggilnya. Ya, itu berarti ia tidak harus lebih lama lagi berdiri berhadap-hadapan dan berbicara dengan laki-laki itu.

So Eun merasa sakit kepalanya semakin menjadi-jadi. Jadi walau pesta ini belum berakhir ia memutuskan untuk pulang. Tanpa terlebih dulu pamit pada Min Kyung, bosnya—Kim Gab Soo, maupun Kim Bum. Ia harus pulang, cepat tidur, dan melupakan penyebab sakit kepalanya ini. Ya, harus.

Selasa pagi yang cerah. So Eun menekan tombol “terima” pada ponselnya dengan setengah hati. Min Kyung menelfon dan itu hanya berarti satu, ia meminta penjelasan atas kepergiannya tiba-tiba tadi malam.

“Mengapa semalam kau menghilang tiba-tiba?”tanya Min Kyung saat So Eun bahkan belum benar-benar menempelkan ponsel pada telinganya.

Nah kan, benar.So Eun menarik nafas dan menghembuskannya pelan. ”Kepalaku sakit sekali. Jadi aku cepat pulang”

“Sekarang, sudah tidak apa-apa?”tanya Min Kyung, suaranya berubah khawatir.

“Sudah lebih baik. Hari ini tidak ada apa-apa kan?”

”Kalau kau masih pusing, sebaiknya istirahat di rumah saja. Aku bisa meminta izin pada produser bahwa kau tidak bisa datang rapat film hari ini karena sedang tidak enak badan.”

“Astaga, rapat film”

“Jadi?”

“Aku tidak apa-apa Min Kyung-ah. Jam 9 kan?”

“Mm”

“Baiklah. Sampai bertemu nanti”

“Ya. Sampai nanti”

Dan hubungan telefon itu terputus. So Eun berjalan tersungut-sungut ke arah jendela kamarnya. Ini masih jam tujuh pagi. Masih banyak waktu bersiap-siap. So Eun membuka jendela kamarnya. Seketika itu udara segar langsung masuk. Selamat pagi hari Selasa. Jadilah hari yang indah untukku.

 


Penasaran cerita selanjutnya kaya apa? Tunggu aja lanjutannya di forget-the love-not Part 2J makasih yaaa uda baca~

 

 

Buka page Question & Answer apabila ada yang ingin ditanyakan
Buka dan isi data kalian di page Mates untuk perkenalan dan berkenalan dengan mates/reader yang lain
Lihat page How To Join untuk mengetahui bagaimana cara mengirim ff
Buka Library (sequel or one shoot) untuk melihat ff yang sudah dipost
Buka http://bumssoindo.wordpress.com untuk mengetahui news terbaru dari Kim Bum dan Kim So Eun
Follow our new twitter @bumssoindo dan mention saja bila ada yang ingin kalian tanyakan (usahakan untuk tidak menanyakan masalah privasi Kim Bum dan Kim So Eun ^^) *fans Korea sangat menjaga privasi artis mereka*
Like Kim Bum dan Kim So Eun fanbase on facebook BUMSSO INDONESIA

 

P.S.: please…… no bashing, no spaming, no hotlink !! ^^

NB: JANGAN COPY-PASTE FF YANG ADA DI SINI TANPA SEIZIN AUTHOR DAN ADMIN DI SINI… APALAGI SAMPAI TIDAK MENCANTUMKAN NAMA AUTHOR DAN SUMBERNYA

Tags: , , , , , ,

About bumssoindo

We are fanbase of BUMSSO (Kim Bum and Kim So Eun) from Indonesia

14 responses to “Forget-The Love-Not part 1”

  1. enno bumsso says :

    farah . . . .bogoshipo . . . . .
    Wah seru nui critana, kse jd pnulis novel,kb jd sutradara na,manteb dh.
    pnasaran sbrna kse n kb dulu critana gmn, qo kb gak knl gt???
    Ayo ayo cpt lnjutkan 😉

  2. giritas says :

    uhuhuhu kurang panjang chingu
    bumsso pernah ktemu sebelumnya?
    wew tak sabar liat lanjutannya

  3. Mii-kun says :

    Seru nih ^_^…….

    Lagi asik-asik baca eh TBC…….

    Ga sabar nunggu lanjutannya……cepet yaa author yg baik, manis, cantik, pintar dan segala”nya……..*muji biar cepet di post part 2 nya* kekekekeke…… XD

    Gamsahamnida~

  4. chiby says :

    penasaran ama flashback na bumsso,…. lanjutkan teman……..

  5. rini says :

    penasaran sma masa lalu soeun yg kenal ma kimbum,,
    lanjutan,a jgan lma” ya,,

  6. Rara bumssoeul says :

    Wawawah..
    . Iya kau berhasil membuat kku penasaran!!
    . Ayo.ayo.ayo
    lanjutttttttttt

    . Hwaiting !

  7. Atin says :

    Nunggu scene-nya seo woo blm ada,mg2 ga jd tokoh antagonis.hehe
    Wah bisa lupa gt,dl temen deket p mantan tu,tp kl mantan kug lp,drpd mikir ndiri.mending nunggu part 2,,hihi

  8. rosiyani 'oci' says :

    wahh ada masa lalu apa nih eunnie ma bummie ??? kok blm diceritain sih ??? #penasaran.
    sepertinya bakal seru nih cerita sutradara dan sang penulis novel.. hhi..
    ayoooo lanjutkan part selanjutnya,, ditunggu nih 🙂

  9. farah dhila says :

    waah makasiih yaa uda baca + komen 🙂 hehe, terus ikutin kelanjutannya yaaa, gomawoo ♥

  10. Ina BeQi Soeulmates says :

    waaaaahh waaahhh
    seruuuuuu seeruuuuuu
    mkin pnsran sbnr.a bummie dan eunnie ad apa..
    lanjuuuuutt^^

  11. rizkyapratiwi says :

    yaaaaaaaahhhh …. kren

    so eun hebat n berbakat
    kim bum juga

    sunggu pasangn yg hebat

  12. Febby Melanie says :

    seerruu
    go to the next part !!!
    yeyeyeyey…

  13. SintiaBumsso/@SintiaBumsso17 says :

    Keren sukaaa alurnya lanjut baca 🙂

  14. Rahmie mamierizky says :

    Annyoenghaseo,, saya baru ba ff ini, pokok nya kalo udah ada bumsso nya saya paling suka, oh y ko bummie nya kaya yang lupa gitu yach,…

Leave a reply to rosiyani 'oci' Cancel reply