Love Takes Patience – part 2 Ending

Author             : Nuri “Bumsso”

Main cast         : Kim So Eun, Kim Bum

Other Cast       : Jun Kwang Ryul as Kim bum Father, Jun In Hwa as Kim bum mother, Lee young Ah as Kim bum younger sister, Jun Mi Sun as Mi Sun Ahjumma

Type                : two-shoot/sequel

Genre              : Romantic, Family, Sad

 

Annyeong mates.. makasi yah dh nunggu ff Q yg gaje nih,,,*emang ada yg nungguin?* Ya udah,,, langsung aja ..!! oya,,, semuanya pke So Eun POV,,tpi ada sebagian dri Kim bum.

Let’s cekidot..!!!

 

Part 2

 

 

***

 

 

So Eun POV

————-

Kami telah sampai di Bussan, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidak tidur karena terus berpikir. Keluarga besarnya juga telah berkumpul disana, termasuk ibu & adik-adiknya. Aku tidak tahu ada acara apa ini..

 

Aku dan Kim bum pun masuk ke kamar kami. Kim bum tak betah didalam kamar tua itu, ia pun langsung keluar bergabung dengan keluarga besarnya.

Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dalam lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua yang telah ada sebelum kim bum lahir tiba-tiba , Mi Sun ahjumma yang sangat baik padaku memanggil ku untuk bersegera berkumpul diruang tengah, aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada ditengah rumah besar itu, yang tampak seperti rumah zaman peninggalan belanda. Kemudian aku duduk disamping kim bum, dan kim bum menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya padanya.

Tiba-tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya, membuka pembicaraan.

“Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau So eun”. Neneknya berbicara sangat tegas, dengan sorot mata yang tajam.

“Ada apa ya Nek?” sahutku dengan penuh tanya..

Nenek pun menjawab, “Kau telah bergabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda-tanda kehamilan yang sempurna sebab selama ini kau selalu keguguran!!”.

Aku menangis.. untuk inikah aku diundang kemari? Untuk dihina ataukah dipisahkan dengan kim bum?

“Sebenarnya kami sudah punya calon untuk kim bum, dari dulu.. sebelum kau menikah dengannya. Tapi kim bum anak yang keras kepala, tak mau di atur,dan akhirnya menikahlah ia dengan kau.” Neneknya berbicara sangat lantang. Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah kim bum yang kosong matanya.

“Dan aku dengar dari eommonim mu, kau pun sudah berkenalan dengannya”, neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu.

Sedangkan kim bum hanya terdiam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku peluk kim bum agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian itu.

Neneknya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari ucapannya dengan mimik wajah yang sangat menantang kemudian berkata, “kau maunya gimana? kau dimadu atau diceraikan?” *Ya Salam….. sadis bener ya neneknya kim bum.*

Ya Tuhan,,kuatkan hati ini.. aku ingin jatuh pingsan. Hati ini seakan remuk mendengarnya, hancur hatiku. Mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku..”batin ku”

Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di Icheon, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini.

“Eunnie, jawab!.” Dengan tegas eommonim langsung memintaku untuk menjawab.

Aku langsung memegang tangan kim bum. Dengan tangan yang dingin dan gemetar aku menjawab dengan tegas.

“Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan suamiku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah, untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami.”

Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cintaku dibagi. Dan pada saat itu juga kim bum memandangku dengan tetesan air mata, tapi air mataku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka.

Aku lalu bertanya kepada kim bum, “Bum-ah siapakah yang akan menjadi sahabatku dirumah kita nanti,?”

Kim bum menjawab, “Dia Park Shin Hye!”

Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara, “Kapan pernikahannya berlangsung? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek?.”

Abonim ku menjawab, “Pernikahannya 2 minggu lagi.”

“Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruhnya mengurus KK kami besok”, setelah berbicara seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar.

 

Tak tahan lagi.. air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar dan aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi. Sakit. Diiringi akutnya penyakitku..

Apakah karena ini kim bum menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini?

Aku berjalan menuju ke meja rias, aku bercermin sambil bertanya-tanya, “sudah tidak cantikkah aku ini?”

Ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok. Kulihat wajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampir habis.. kepalaku sudah botak dibagian tengahnya.

Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata kim bum yang datang, ia berdiri dibelakangku. Tak kuhapus air mata ini, aku bersegera memandangnya dari cermin meja rias itu.

Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan, “terima kasih bum, kamu memberi sahabat kepada ku. Jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti! Iya kan?.”

Kim bum mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya kenapa rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo.

 

 

 

Dalam hatiku bertanya, “mengapa ia sangat cuek?” dan ia sudah tak memanjakanku lagi. Lalu dia berkata, “sudah malam, kita istirahat yuk!”

“Aku mandi dulu baru aku tidur”, jawabku tenang.

Selesai mandi, akupun langsung menuju tempat tidur, dalam tidur aku menangis. Ku hitung mundur waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan kim bum.

Aku tak tahu kalau Shin Hye dekat dengan keluarga kim bum. Sudahlah, ini mungkin takdirku. Aku ingin kim bum kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku atas rasa sayang dan cintanya itu.

 

***

Malam sebelum hari pernikahan kim bum, aku menulis curahan hatiku di laptopku.

Di laptop aku menulis saat-saat terakhirku melihat kim bum, aku marah pada kim bum yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat kim bum yang sedang tidur pulas, apa salahku? sampai ia berlaku sekejam itu kepadaku. Aku save di mydocument yang bertitle “Saranghae, jeongmal saranghae Bummie.”

***

Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar. Aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, karena mungkin saja aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama.. lalu kim bum yang telah siap dengan tuxedo nya pun masuk dan berbicara padaku.

“Apakah kamu sudah siap?”

Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata :

“Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk kedalam rumah ini, cucilah kakinya sebagaimana kamu mencuci kakiku dulu, Lalu setelah itu..”, perkataanku terhenti karena tak sanggup aku meneruskan pembicaraan itu, aku ingin menagis meledak.

Tiba-tiba kim bum menjawab “Lalu apa Yeobo?”

Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk seketika aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar-binar…

 

“Bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan?”, pintaku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar.

Dia mengangguk dan berkata, “Baik yeobo akan aku ulangi, lalu apa yeobo?”, sambil ia mengelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sedikit membungkuk karena dia sangat tinggi, aku hanya sedadanya saja.

Dia tersenyum sambil berkata, “Kita liat saja nanti ya!”. Dia memelukku dan berkata, ” Kamu adalah wanita yang paling kuat yang aku temui selain eomma”.

Kemudian ia mencium keningku, aku langsung memeluknya erat dan berkata, “Jaggi, apakah ini akan segera berakhir? kau kemana saja? Mengapa kau berubah? Aku kangen sama kamu bum! Aku kangen belaian kasih sayang mu? Aku kangen dengan manjanya seorang kim bum? Aku kesepian bum? Dan satu hal lagi yang harus km tau, bahwa aku tidak pernah berselingkuh! Dulu.. waktu awal kita pacaran, aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama mu baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari. Bukan berarti aku pernah berselingkuh bum.” Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kakinya sambil berkata, “Aku minta maaf Bum, telah membuatmu susah”.

Saat itu juga, diangkatnya badanku.. ia hanya menangis.

Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba-tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres denganku dan ia bertanya, “ Kau baik-baik saja kan?” tanyanya dengan penuh khawatir.

Aku pun menjawab, “bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatku baik, Bum.” Aku hanya tak bisa bicara sekarang. Karena dia akan menikah. Aku tak mau membuat dia khawatir. Dia harus serius menjalani acara prosesi pernikahan tersebut.

 

***

Setelah tiba di gereja, pernikahan pun dimulai. Aku duduk dibangku paling depan yang dekat sekali dengan altar tempat kim bum akan mengucapkan janji nya dengan Shin hye.

Aku melihat kim bum berdiri berdampingan dengan perempuan itu, membuat hati ini cemburu, ingin berteriak mengatakan, “Bummie jangan!!”, tapi aku ingat akan kondisiku.

Jantung ini berdebar kencang saat mendengar janji pernikahan tersebut. Begitu selesai, aku menarik napas panjang. Mi sun ahjumma, memelukku. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini. Ya… aku kuat.

 

Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding dipelaminan. Orang-orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku dengan tatapan sangat aneh, mungkin melihat wajahku yang selalu tersenyum, tapi dibalik itu.. hatiku menangis.

Sampai dirumah, kim bum langsung masuk ke dalam rumah begitu saja. Tak mencuci kakinya. Aku sangat heran dengan perilakunya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini?

Sementara itu Shin Hye disambut hangat di dalam keluarga kim bum, tak seperti aku dahulu, yang di musuhi. Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa? Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tahu apa yang sedang mereka lakukan didalam sana.

***

Sepertiga malam pada saat aku ingin mengambil air minum, lalu aku melihat ada lelaki yang mirip kim bum tidur disofa ruang tengah. Kudekati lalu kulihat.Ya Tuhan.. kim bum tak tidur dengan wanita itu, ia ternyata tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus wajahnya yang lelah, tiba-tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget.

 

“Kamu datang ke sini, aku pun tahu”, ia berkata seperti itu. Aku tersenyum dan megajaknya tidur di kamar kami,  ia berkata, “maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku. Besok kita pulang ke Seoul, biar Shin Hye pulang dengan eomma, appa dan juga adikku”

Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Tuhan.. apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, karena aku telah merasakan kehadirannya saat ini. Tapi.. masih bisakah engkau ijinkan aku untuk merasakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini..

“Yeobo, kamu kok kurus?” bisik kim bum

Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan.

Aku pun berkata, “Jaggi, kenapa kamu tidak tidur dengan Shin Hye?”

“Aku kangen sama kamu Eun, aku tak mau menyakitimu lagi. Kamu sudah sering terluka oleh sikapku yang egois.” Dengan lembut kim bum menjawab seperti itu.

 

Lalu kim bum berkata, “Eun, aku minta maaf telah menelantarkanmu . Selama aku di Bussan, aku  dengar kalau kau tidak tulus mencintaiku, kau seperti mengejar sesuatu, seperti mengejar hartaku  dan satu lagi.. aku pernah melihat sms mu Eun dengan mantan pacar mu dimana isinya kalau bunda gak mau berbuat “seperti itu” dan tulisan seperti itu diberi tanda kutip (“seperti itu”). Aku  ingin ngomong tapi takut kamu tersinggung dan aku berpikir kalau kamu pernah tidur dengannya sebelum kamu bertemu dengan aku, terus aku  dimarahi oleh keluargaku karena aku terlalu memanjakanmu Eun”

Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku sendiri, ketika tidak ada kepercayaan di dirinya, hanya karena omongan keluarganya yang tidak pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini.

Aku hanya menjawab, “Aku sudah ceritakan itu kan Bum. Aku tidak pernah berselingkuh dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa aku memilih kamu? Padahal banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu bum . Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu.”

Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian dikamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan kim bum dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluarganya juga. Karena aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci

 

***

Keesokan harinya…

Ketika aku terbangun, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali.. aku mengalami pendarahan dan kim bum yang melihat ku mengeluarkan banyak darah kaget bukan main, ia langsung menggendongku.

Aku pun dilarikan ke rumah sakit..

Dari kejauhan aku mendengar suara kim bum, yang berdoa agar aku selamat

Aku merasakan tanganku basah.. Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah kim bum penuh dengan rasa kekhawatiran.

Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan, “Eunnie, mianhae,, jeongmal mianhae!.”

Berkali-kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hatiku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku?

Aku berkata dengan suara yang lirih, “Bum, aku ingin pulang..aku ingin bertemu kedua orang tua ku, anterin aku kesana bum.!”

 

“Kamu  jangan berubah lagi ! Janji bum… !!! aku sayang banget sama kamu bum..”

Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi.. aku tak kuat lagi memegang tangan kim bum. Kulihat wajahnya yang tampan, berlinang air mata. Sebelum mata ini tertutup, aku berbisik kepada kim bum “Saranghae Bum.”, ucapa ku lirih

 

Aku bahagia melihat kim bum punya pengganti diriku..

Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka..

Menemaninya ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah.

Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafasku.

 

Untuk eommonim : “Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu, ketahuilah Bu.. dari dulu aku selalu berdo’a agar eommonim merestui hubungan kami. Mengapa kau tega fitnah diriku didepan kim bum, apa kau punya buktinya Bu? Mengapa kau sangat cemburu padaku Bu? Kim bum tetap milikmu Bu, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku. Dengan Shin Hye kau sangat baik tetapi denganku menantumu kau bersikap sebaliknya.”

 

End So Eun POV

***

 

Kim Bum POV

———-

Setelah ku buka laptop, kubaca curhatan So eun, satu persatu

 

=====================================================

****

Bummie, mengapa keluargamu sangat membenciku?

Aku dihina oleh mereka bum.

Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu?

Pernah suatu ketika aku bertemu Young Ah di jalan, aku menegurnya karena dia adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidaksukaannya. Sangat terlihat bum..

Tapi ketika kau bersamaku, Young ah sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu bum?

Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya bum..

****

Aku diusir dari rumah sakit.

Aku tak boleh merawat suamiku.

Aku cemburu pada Shin Hye yang sangat akrab dengan mertuaku.

Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku.

Aku sangat marah..

Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Shin Hye dan ibunya..

Aku tak mau sakit hati lagi.

 

 

 

****

Ya Tuhan… kuatkanlah aku, maafkan aku..

Engkau Maha Adil..

Berilah keadilan ini padaku,,,Tuhan..!

Bummie sudah berubah, dia sudah tak sayang lagi pada ku..

****

Aku berusaha untuk mandiri bum, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu..

Aku kuat bum dalam kesakitan ini..

****

Lihatlah bum, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku..

Aku bisa melakukan ini semua sendiri bum..

 

****

Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu.

Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui.

Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku

Aku harus sadar diri.

Bum, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu.

Mengapa harus Shin Hye yang menjadi sahabatku?

Bum.. aku masih tak rela.

Tapi aku harus ikhlas menerimanya.

 

****

Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya.

Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku.

Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir.

Sebelum ajal ini menjemputku.

 

****

Bummie.. bogoshippoyo..!!

=====================================================

 

Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu, Eun..

Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Shin Hye di  tempat peristirahatan terakhir mu di Icheon.

Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.

Eunnie kau tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur.

Eunnie kau akan selalu hidup dihati ku.

Eun.. Shin Hye tak sepertimu, yang tidak pernah marah..

 

Shin Hye sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.

Aku menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, hidup dalam kesendirianmu..

Seandainya aku tak menelantarkanmu Eun , mungkin aku masih bisa tidur dengan belaian tanganmu  yang halus.

Sekarang aku sadar, bahwa aku sangat membutuhkanmu Eunnie..

Eunnie, kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui.

Aku menyesal telah asik dalam ke-egoanku..

 

Yeobo.. mianhae. kamu tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat di tidurmu yang panjang.

 

 

Maafkan aku, tak bisa bersikap adil dan membahagiakanmu, aku selalu meng-iyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka. Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, dan aku percaya begitu saja.

 

Apakah kau akan mendapat pengganti ku di surga sana?

Apakah kau tetap menanti ku disana? Tetap setia dialam sana?

Tunggulah aku disana So eun.!

Bisakan? Seperti kau menunggu ku di sini.. Aku mohon..

Aku  Sayang kamu Kim So Eun..

 

The_End

 

Wah,,, Alhamdulillah ,, selesai juga…!!

Gimana..?? baguskah.?

Aku tunggu, comentnya..!!

 

_Kamsahamnida_

 

Buka page Question & Answer apabila ada yang ingin ditanyakan
Buka dan isi data kalian di page Mates untuk perkenalan dan berkenalan dengan mates/reader yang lain
Lihat page How To Join untuk mengetahui bagaimana cara mengirim ff
Buka Library (sequel or one shoot) untuk melihat ff yang sudah dipost
Buka http://bumssoindo.wordpress.com untuk mengetahui news terbaru dari Kim Bum dan Kim So Eun
Follow our new twitter @bumssoindo dan mention saja bila ada yang ingin kalian tanyakan (usahakan untuk tidak menanyakan masalah privasi Kim Bum dan Kim So Eun ^^) *fans Korea sangat menjaga privasi artis mereka*
Like Kim Bum dan Kim So Eun fanbase on facebook BUMSSO INDONESIA

 

P.S.: please…… no bashing, no spaming, no hotlink !! ^^

NB: JANGAN COPY-PASTE FF YANG ADA DI SINI TANPA SEIZIN AUTHOR DAN ADMIN DI SINI… APALAGI SAMPAI TIDAK MENCANTUMKAN NAMA AUTHOR DAN SUMBERNYA