Confusion in My Mind part 3

Author             : Ammolite

Main Cast        : So Yi Jeong, Chu Ga Eul

Cast                 : Geum Jan Di, Yoon Ji Hoo, Gu Jun Pyo, Song Woo Bin, Madam Kang

Genre              : Period/ Romance

Type                : Sequel

 

Ternyata susah nulis cerita yang panjang…. Hu..Hu,,,,,maafkan aQ, semoga ini cukup panjang (salut buat semua author yang udah ngepost cerita2 bagus sebelumnya.

Beberapa keterangan yang akan muncul dalam cerita ini^^

Ganggangsullae ( tarian bulan khas perayaan Chuseok)

Jeogon (baju bagian atas Hanbok)

Chima berwarna merah  (rok pada Hanbok)

Baji (celana pada Hanbok)

Ssireum (gulat)

 


Part 3

“Jun Pyo, bagaimana dengan tugas yang kuberikan kemarin?” Madam Kang berdiri di hadapan putranya yang tengah berlatih memanah

Jun Pyo anak termudanya menyimpan panah yang sedari tadi dipegangnya dan membungkuk sebagai tanda penghormatan kepada wanita di hadapannya “Aku sudah mengirim seorang kurir untuk menghubungi mereka Omeoni. Mereka akan tiba beberapa hari lagi tepat pada hari perayaan Chuseok”

“Baguslah, segera persiapkan semuanya Jun Pyo”

“Ne Omeoni”

Madam Kang berjalan meninggalkan puteranya diikuti beberapa orang pelayan di belakangnya, namun di saat terakhir ia berbalik “Jun Pyo, sebelum aku lupa, seorang penjaga kemarin memergoki penyelundup menguping pembicaraan kita, tapi ia tidak berhasil menangkapnya. Kurasa pemilihan penjaga untuk kediaman kita harus diperketat” Katanya dengan wajah sinis

Memahami perkataan ibunyam Jun Pyo lalu menjawab “Aku akan memberi pelajaran pada penjaga itu dan memberikan peringatan pada penjaga lain”. Dengan itu Jun Pyo pergi meninggalkan tempat latihan memanahnya menuju tempat berkumpulnya para penjaga. Keluarga Gu terkenal sangat ketat dalam memperlakukan para pelayannya, sekali saja membuat kesalahan mereka bisa langsung dikeluarkan dari pekerjaan setelah sebelumnya dihukum secara habis-habisan dengan kekerasan. Tidak ada yang berani melawan mereka karena semua kekayaan dan kekuasaan yang mereka miliki.

***

Serombongan pria berjumlah tak lebih dari 30 orang memacu kudanya di sebuah padang rumput, mereka adalah orang terbaik dalam strategi, ketahanan fisik dan pengalaman bertarung. Sudah beberapa hari ini mereka melakukan perjalanan untuk menuju kota Hanseong dimana pekerjaan baru telah menunggu mereka. “Kita istirahat sebentar” tiba-tiba seorang pria muda yang dari tadi memimpin rombongan itu memerintahkan untuk berhenti, hari itu mereka memang belum beristirahat semenjak pagi.

Dengan sigap rombongan itu mengikatkan kuda-kudanya ke pohon-pohon di sekitar daerah itu “Biarkan mereka beristirahat dan makan, seharian ini mereka telah menemani kita berlari” pemuda tadi ngelus kepala kudanya. Anggota lain telah mengeluarkan perbekalan terakhir mereka, sedang sisanya mulai menyalakan api. Setelah semuanya siap mereka berkumpul melingkari kobaran api yang kini mulai membesar.

“Yi Jeong, ini makanlah” seorang laki-laki yang berusia setahun lebih muda dari Yi Jeong menyodorkan sebuah makanan padanya. Sama sepertinya, lelaki ini merupakan korban peperangan yang terus berkobar.

“ Terimakasih Jung”. Kata Yi Jeong  sambal menerima pemberian temannya itu.

“ Bulan purnama bersinar sangat terang, besok perayaan Chuseok akan dirayakan. Huh, andai saja tidak ada misi ini, aku pasti sedang membuat songpyeon sambil melihat bulan bersama Eun Su” Jung mulai mengeluh dan mengomel sendirian. Yi Jeong memandangi bulan purnama yang sedari tadi bersinar cerah sambil tersenyum kecil “Perayaan Chuseok,.. apakah musim gugur ini bisa merubah hidupku” gumamnya. Dibelakangnya suara obrolan dan candaan rekan-rekannya terdengar menghiasi malam itu

***

Malam itu kediaman Yoon ramai oleh orang-orang yang tengah mempersiapkan perayaan Chuseok yang akan mereka rayakan besok. Para pelayan sibuk mempersiapkan makanan yang akan mereka gunakan untuk upacara penghormatan terhadap leluhur (namanya syirik ni, ga boleh diikutin hehe) sedangkan pria dan wanita yang masih lajang sibuk membuat kue khas perayaan itu : songpyeon, kue dari tepung beras yang diisi kacang atau wijen. Seperti tradisi yang biasa dilakukan, para pemuda harus berkumpul saat membuatnya sambil melihat bulan purnama, hal itulah yang kini tengah dilakukan empat orang pemuda dan pemudi di tempat itu, Chu Ga Eul, Geum Jan Di, Yoon Ji Hoo dan Song Woo Bin.

“Yah, Woo Bin Sunbae, kenapa kau membuatnya asal-asalah?” Ga Eul melempar songpyeon buatan Woo Bin

“Ga Eul kenapa kau melemparnya? aku susah payah membuatnya” Woo Bin memungut kembali songpyeon yang tadi dilemparkan Ga Eul

“Kau harus membuatnya sebaik mungkin jika ingin mendapat istri yang cantik Bin-ah” Kata Ji Hoo

“Kenapa kau percaya mitos itu Ji Hoo? Kekanak-kanakan sekali. Kalau aku sih tidak usah membuat songpyeon yang bagus, karena aku sudah tau kalau calon istriku itu seorang wanita yang cantik” Woo Bin memandang Ga Eul yang kini tengan membuat songpyeon sambil melihat bulan

“Mwo? Kau ini Percaya diri sekali” Jan Di memukul kepala Woo Bin

“ Ga Eul, bukankah kau lahir di musim ini?” Tanya Ji Hoo mengalihkan pembicaraan

“Tentu saja, itu sebabnya ia dinamakan Ga Eul, karena ia lahir pada musim gugur, Pabo. Aku menyesal menganggapmu pintar Ji Hoo” Woo Bin mengelus kepalanya yang tadi dipukul Jan Di

“Aish, Ji Hoo sunbae bertanya padaku, kenapa malah kau yang menjawab” Ga Eul memukul sisi lain kepala Woo Bin yang tadi tidak sempat dipukul Jan Di

Kini Woo Bin memegang kepalanya yang mulai terasa sakit “Dengar ya, sebagus apapun songpyeon yang kalian buat, kalian tidak akan mendapat suami yang tampan jika terus memukuli pria”

“Woo Bin sunbae” Jandi dan Ga Eul mengangkat bagian bawah Hanboknya dan mulai mengejar Woo Bin yang kini bersembunyi di balik tubuh Ji Hoo.

***

Sebelum matahari terbit pasukan pimpinan Yi Jeong telah berhasil mencapai Hanseong. Mereka disambut oleh keluarga Gu yang telah menyiapkan tempat bagi mereka di pinggiran kota.

“ Hari ini adalah perayaan Chuseok, seluruh penduduk kota akan melakukan sembahyang di kuil Jogyesa, kalian silahkan beristirahat dahulu” Gu Jun Pyo menyambut pasukan yang baru saja datang itu.

“Perkenalkan aku Gu Jun Pyo, anak termuda keluarga Gu, orangtuaku tidak bisa datang menyambut kalian karena kami harus melakukan persiapan sembahyang, akupun harus segera pergi, silahkan hubungi pelayan kami jika kalian membutuhkan sesuatu. Besok para bangsawan akan perkumpul di kediaman kami untuk menemui kalian” Jun Pyo bersikap sopan pada tamunya tanpa merendahkan harga dirinya, sesuatu yang bisa didapat dari pendidikan kaum bangsawan.

Seluruh anggota rombongan mulai mengemasi barang-barang mereka dan memasuki ruangan yang telah disiapkan untuk beristirahat. Tentu saja perjalanan jauh membuat tubuh mereka kelelahan.

“Jung, tolong awasi semuanya, aku akan pergi sebentar” Yi jeong memberikan tali kekang kudanya pada orang kepercayaannya itu.

“ Kau mau kemana? Memangnya kau tidak lelah?” Jung menerima tali kekang kuda kesayangan pimpinannya itu

“Ada sesuatu yang harus aku lakukan” Yi Jeong segera pergi meninggalkan sahabatnya itu

***

Yi Jeong berjalan menuju kuil Jogyesa, jalanan sangat sepi karena semua orang berkumpul di sana. Semasa kecil ia dan keluarganya tak pernah meninggalkan perayaan ini, hari ini pun ia berniat pergi ke kuil untuk memberikan penghormatan kepada kedua orang tua dan leluhurnya yang lain. Sesuai dugaannya kuil itu telah ramai oleh orang-orang yang akan bersembahyang membawa berbagai macam makanan dan buah sebagai persembahan.

‘Bahkan aku tidak bisa membawakan sesuatu untuk kalian’ Yi Jeong merasa bersalah pada mendiang orang tuanya. Ia berdiri terpaku di hadapan kuil itu

“Aish, tanpa membawa apapun, apa yang harus kulakukan? Seharusnya tadi aku mampir dulu ke pasar. Apa aku kembali saja?” Yi Jeong bicara sendiri

“Mengapa harus kembali?” suara seorang wanita menyela pemikirannya

“Ini, ambillah, kurasa kau lebih membutuhkannya, tidak akan ada orang yang berjualan di hari perayaan.  Lagipula ayahku tidak akan marah jika jeruknya kuberikan padamu” gadis itu menyodorkan sekeranjang jeruk ke hadapan Yi Jeong sambil tersenyum manis.

“Ga Eul-ah, ayo cepat” Seorang wanita tua berteriak memanggil gadis itu

“Ne Omma, tunggu sebentar” Gadis itu lalu menyerahkan keranjang buahnya kepada Yi Jeong secara paksa. “Berdoalah dengan baik, araso” Ia lalu tersenyum manis dan berlari pergi meninggalkan Yi Jeong yang kebingungan. Setelah sadar akan apa yang terjadi ia berusaha mencari gadis tadi yang kini sudah tidak terlihat lagi.

***

“Yi Jeong, ayo kita pergi ke perayaan Chuseok, pasti ramai dan banyak sekali gadis cantik” sedari tadi Jung mengajak Yi Jeong untuk menghadiri perayaan Chuseok, jika pagi dan siang hari digunakan untuk sembahyang dan berkumpul bersama keluarga, maka malam hari di perayaan Chuseok digunakan untuk bermain dan bersenang senang, orang-orang akan memenuhi jalan untuk menari dan bernyanyi, bahkan keadaan kota yang genting karena peperangan tidak mampu menghalangi orang-orang untuk melakukan perayaan ini.

“Aish, Jung baru kemarin kau sibuk membicarakan Eun Su dan sekarang kau mau mencari gadis cantik”

“Hehe” Jung tersenyum malu “Ayolah, kita dapat berjalan-jalan sambil melihat kondisi kota untuk menentukan strategi terbaik yang akan kita gunakan” Jung terus memaksa.

“Baik..baik, kita pergi” Yi Jeong berkata malas. Keduanya lalu pergi meninggalkan ‘markas’ mereka menuju pusat perayaan festival Chuseok.

***

Kota Hanseong yang dibatasi sungai Han di sisinya malam itu berpendar oleh cahaya lampion yang tergantung di sana sini, tenda-tenda sederhana didirikan sebagai tempat istirahat orang-orang tua yang masih bersemangat untuk merayakan perayaan ini atau sekedar duduk dan mengobrol. Disana sini orang ramai mengobrol dan bercanda melupakan sejenak apa yang sebenarnya tengah mereka hadapi. Yi Jeong dan Jung berjalan bersama menuju sebuah lapangan besar di samping sungai Han tempat utama perayaan berlangsung

“Kota ini sangat indah, sayang kita harus memeranginya” Jung bergumam

“Kau tidak boleh melibatkan perasaan dalam pekerjaan Jung” Yi Jeong berkata datar

“Aku tau tuan berhati dingin, Aish kau selalu saja membuatku kesal dengan mengatakan itu. Aku akan bersembahyang 3 hari 3 malam jika kau nanti melibatkan perasaan dalam pekerjaan kita” Jung mengacak rambutnya sebagai tanda frustasi

“Maka kau tidak akan pernah melakukannya” Ia berjalan meninggalkan temannya di belakang sambil melihat-lihat kota.

“Jeong-ah, ayo ke sana, sepertinya mereka akan memulai Ganggangsullae” Jung menarik paksa lengan Yi Jeong

Para wanita mulai dari ibu-ibu hingga anak kecil sudah mulai berkumpul di tengah lapangan, sedangkan para pria sudah sedari tadi duduk di pinggiran lapang untuk menikmati tarian yang akan ditampilkan. Wanita-wanita itu kemudian saling berpegangan tangan tanda siap memulai tarian. Seorang gadis muda di kelompok itu mulai menyanyikan sebuah syair yang berisi harapan untuk panen mereka musim selanjutnya diikuti oleh gadis-gadis lainnya sambil mulai berputar di bawah sinar bulan.

“Hey Yi Jeong, gadis itu cantik sekali ya” Jung menepuk pundak Yi Jeong untuk menarik perhatian sahabatnya yang sejak tadi terlihat sama sekali tidak tertarik dengan pertunjukkan di hadapannya.

Mau tak mau Yi Jeong mengalihkan pandangannya pada arah yang ditunjuk Jung, seorang gadis dengan Jeogon hijau dan Chima berwarna merah menari membelakangi mereka, lingkaran terus berputar membuat gadis itu kini menghadap mereka “Gadis keranjang jeruk” Yi Jeong berkata kaget “Kau bicara apa Jeong?” Tanya Jung bingung “Tidak” Yi Jeong berkata singkat sambil terus memperhatikan gadis itu. “Aku akan mendapatkan gelang bunganya” Jung bersemangat melihat gelang yang bergantung di lengan gadis itu. Setiap perayaan Chuseok pemuda akan berusaha mendapatkan gelang bunga milik gadis yang disukainya, mereka yang berhasil memperoleh gelang bungnya berhak mendapatkan songpyeon yang telah gadis itu buat pada malam sebelumnya. Lingkaran Ganggangsullae berputar semakin kencang membuat pegangan erat para wanita mulai terlepas satu persatu pertanda tradisi kejar-kejaran akan segera dimulai.

Para pria yang sedari tadi duduk di samping lapangan untuk menonton telah ramai berlari menuju kerumunan wanita yang kini telah tercerai berai, suara candaan dan teriakan kini terdengar dimana mana, Yi Jeong yang sejak awal tidak berniat mengikuti tradisi ini berusaha untuk segera membebaskan diri dari kerumunan ini, dilihatnya ternyata orang disampingnya kini telah menghilang ‘Aish, Jung kau ini benar-benar menyusahkan’ batin Yi Jeong sambil berusaha menghidari anak-anak yang kini berlari di depannya. Lalu lalang, teriakan dan suara orang-orang yang tertawa membuat Yi Jeong tidak dapat benar-benar berkonsentrasi memperhatikan jalannya, sehingga ia tidak menyadari seorang gadis kini tengah berlari ke arahnya, ‘Bruk’ gadis itu menabrak Yi Jeong hingga keduanya terjatuh.

“ Tuan, maafkan aku” suara gadis itu membuyarkan pikirannya. Yi Jeong segera menguasai dirinya dan segera berdiri sambil membersihkan baji-nya yang kini kotor oleh tanah.

“Yah, Ga-Eul jangan pergi” seorang pria beranbut merah berteriak ke arah mereka

“Tuan sekali lagi maafkan aku, aku harus segera pergi” Gadis itu lalu berlari meninggalkan Yi Jeong. Dilihatnya pria yang tadi berteriak tengah mengejar gadis itu. Ia melanjutkan membersihkan bagian bawah pakaiannya ketika tiba-tiba ia melihat sebuah gelang bunga terjatuh di bawah kakinya. Ia lalu mengurungkan niatnya untuk pergi dan berjalan mengikuti arah pria berambut merah itu.

“Sunbae, aku menyerah, sudah jangan kejar aku lagi arasso?” Ga Eul berbicara sambil mengatur nafasnya setelah beberapa saat berlari

“Arasso, tapi berikan aku gelangmu” Woo Bin mengulurkan tangannya ke arah Ga Eul

“Iya aku tau” Ga Eul meraba pergelangan tangannya berniat melepaskan gelangnya, “Gelangku kenapa tidak ada” katanya panik masih memegang pergelangan tangannya “Aish, sunbae kurasa aku menjatuhkannya saat berlari tadi”

“Ya sudah, lagi pula aku sudah memiliki enam buah gelang milikmu, tapi kau tetap harus memberikan songpyeon buatanmu padaku,” Woo Bin tersenyum manis sampai tiba-tiba seorang pria muda menghampiri mereka

“Apakah ini gelangmu?” Tanya pemuda itu

“Eh?” Ga Eul mengambil gelang dari pemuda itu kemudian mengamatinya baik-baik “Kurasa ini punyaku”

“Berarti aku berhak memperoleh songpyeon milikmu, benarkan?” Kata pemuda itu lagi

“Yah, kau bahkan tidak berusaha mengejar Ga Eul, kurasa kau hanya menemukannya secara tidak sengaja saat tadi Ga Eul berlari! Jadi kau sama sekali tidak berhak mendapatkan songpyeon milik Ga Eul” Woo Bin berteriak kesal

“Walaupun aku hanya menemukannya, aku tetap berhak mendapatkan songpyeon gadis ini, setahuku tidak ada aturan yang melarang hal itu, benarkan?” Yi Jeong menjawab tenang

Woo Bin baru saja akan berteriak ketika Ga Eul menahannya “Sunbae, sudahlah, lagipula kau sudah mendapatlan songpyeon milikku selama enam tahun terakhir”

“Tidak, aku tidak rela” Woo Bin berkeras

“Yah, seharusnya kau mendengarkan perkataan gadis itu” Seorang pria muncul tiba-tiba

“Kau tidak usah ikut campur urusan kami” Woo Bin bertambah kesal

“Sunbae, sudahlah jangan berteriak”

Pria tadi berjalan menghampiri Yi Jeong “Syukurlah kau yang mendapatkan gelang gadis itu Jeong, pria itu menjatuhkanku dan empat orang pria lainnya saat kami berusaha mengejar gadis itu, Aish aku benar-benar ingin menghajarnya” Jung berbisik pada Yi Jeong, sambil melihat Ga Eul yang tengah menenangkan Woo Bin

“Tuan, aku menyimpan songpyeonku di tenda sebelah sana, aku akan segera mengambilnya”

“Kalau begitu aku akan menemanimu” Yi Jeong mengikuti Ga Eul dari belakang

“Yah jangan pergi” Woo Bin berteriak kesal sambil mengikuti keduanya, namun Jung lebih dahulu mampu menahannya “Kau mau pergi kemana? Ayo kita selesaikan urusan kita tadi dalam pertandingan Ssireum”

“Apa? Kau menantangku? Baiklah kalau begitu. Kaja” keduanya lalu pergi ke tempat pertandingan Ssireum dilaksanakan

***

Ga Eul dan Yi Jeong kini berdiri di pinggiran sungai Han, tempat dimana Ga Eul menyimpan songpyeon nya. “Tuan, ini songpyeonnya” Ga Eul memberikan bungkusan di tangannya. Yi Jeong menerima bungkusannya dan baru saja mau mengucapkan sesuatu ketika tiba-tiba seorang gadis berlari menuji keduanya “Yah, Ga Eul, Woo Bin sunbae mengikuti pertandingan Ssireum, kaja” Gadis tadi menarik tangan Ga Eul dan membawanya pergi berlari, sedang Yi Jeong hanya melihat dari kejauhan “Ga Eul huh?” katanya tersenyum kecil “ Selalu pergi sebelum aku sempat mengatakan apapun”

***

“Yi Jeong, tunggu aku, badanku sakit semua” Jung menghampiri Yi Jeong yang berjalan cepat di depannya

“Kenapa kau harus bertanding Ssireum dengan pria itu? Sampai terluka begitu? Pabo “ Yi Jeong menghentikan langkahnya

“Aish, sudahlah aku malas membahasnya.Yi Jeong. Gadis tadi, siapa namanya?” Tanya Jung sambil menunjuk bungkusan di tangan Yi Jeong

“Jangan mengganggunya Jung, dan cukup pikirkan Eun Su saja” Yi Jeong meninggalkan Jung di depannya

“Yah, So Yi Jeong, sejak kapan kau menyuruhku menjauhi wanita, Hey, jangan pergi” Jung berlari mengejar Yi Jeong yang kini tersenyum memandangi bulan,

“Musim gugur di kota ini sangat indah”

 

 

Continued

 


NB : Ga Eul dalam bahasa korea artinya musim gugur

Tags: , , , , ,

About bumssoindo

We are fanbase of BUMSSO (Kim Bum and Kim So Eun) from Indonesia

11 responses to “Confusion in My Mind part 3”

  1. bismania luph bumsso says :

    kuereeeeeeeeeeeeeen,lanjutin author,………..
    fighting,……..!!!!
    ~ _ ^
    BN~

  2. Elza says :

    wah wah waaahhh~~~~ ko’ aq baca’na ng’rasa dikit bnged ya… :):)

    debeak bnged nie cerita, rasa’na pengen cepet2 ngrampungin baca mpe akhir.. :p
    sumpah keren abiz, cerita bumso’na natural banged g d buat2.

    sumpah saya suka suka suka banged ma nie ff.
    author~!! lanjutan’na cepetan y, panjangin jg!! hehe *reader mksa
    da ga’ sabar nunggu ^____^

  3. Sary aj0w says :

    Hwaaaaa…berasa n0nt0n jewel in the palace ma queen seonde0k..ff nie same great nya gilax…gud t0tal dah,lanjudkaan..

  4. pucha says :

    annyeeeeoongggggg authorrrr……

    yeeeeeeaaaaaaaayyyyyyyyy akhirnya udah dipost lanjutannya..
    ni ff udah di tunggu2 banget…
    huaaaaaaaaaa makin seru ajah,,
    untuk baca ni ff gw ngebayangin settingnya kayak di iljimae….*jadi inget lee jin ki sama ilwoo hahaha
    keren banget ceritanya *seribu jempol buat author,,nie authornya kayaknya kenal bgt sama budaya korea…daebak lah q^^P

    ayo2 ditunggu next part *sambil gelar tiker bareng yesung hehhe

    gomawo
    _bow_

  5. vanqueen says :

    wach..serru jdi pngen cpetn bca part slnjutnya…
    dtnggu ea next partnya…GPL he..he..he

  6. rosiyani 'oci' says :

    huaaa akhirnya yi jeong dan ga eul sudah dipertemukan.. hihi..
    yi jeong suka nih ma ga eul. hmmm…
    wuaaa penasaran lanjutlahhhh author 🙂

  7. kikey says :

    Wah seru seru..lanjut ya thor hehe 😀

  8. Dina Rizky says :

    wah sepertinya yijeong sudah mulai suka ma gaeul nech…
    daebak author bnr2 daebak coz bnr2 detail bgt budaya korea…aku suka ma ceritanya btw lanjutannya jangan lama-lama ya….hehehe …^^

  9. Ina BeQi Soeulmates says :

    huwaaaaaaaahhh kereeeeeenn kereeeeeennn,
    berasa nonton drama,,,,,
    hwa peperangan ikut terasa nih,,
    haha
    lanjuuuuuuuutt^^

  10. sukma says :

    woaaaaa…..
    akhir’a bumsso ketemu jg..
    mdh2an yijeong dluan yg suka ma gaeul..hehe

  11. SintiaBumsso/@SintiaBumsso17 says :

    Keren thor like like yeeaa Soeul nya udh ketemu nih hehe:)

Leave a reply to Dina Rizky Cancel reply