My Love, My Darling part 2

Author : Evi Riana

Main Cast: Kim Bum , So Eun

Cast: Park Jiyeon, Yoo seungho, Lee Joon, Lee Tae Min, Suzy, Son Dambi, Uhm Ki Joon, Lee Yoon ji, Byun Hee Bong

Genre: Romantic/Family/Friendship

Type: Sequel

Kembali lagi dengan cerita FF yang gk jelas ini

Hhe…

THX yang ud comment

Maaf klo kependekan untuk part sebelumnya

Maklum baru pertama kali bikin…

Part 2

Ki Joon begitu kaget saat melihat wajah seorang wanita yang ia serempet. Ternyata, dia mengenalnya. Ia mencoba mengajak wanita yang ia serempet iu berbicara.

“Y-Yoon Ji, apa benar ini kau?” tanya Ki Joon dengan wajah penasaran

“ahhh, ohhh, Ki ki ki joon?” ucap yoon ji setengah berteriak saking kagetnya

“iy ini aku Ki Joon. Kau masih ingat padaku ternyata. Syukurlah. Kemana saja kau selama ini. Aku mencarimu selama ini. Sudah hampir 10 tahun lamanya kita tidak bertemu” ucap Ki Joon panjang lebar.

“maaf, kalau aku menghilang. 10 tahun yang lalu aku cukup shock dengan kecelakaan yang menimpa kakakku. Kita terakhir kali bertemu saat kau, kakakmu serta istrinya menghadiri pemakaman kakakku dan istriny” sahut yoon ji

“ahh, iya aku ingat sekarang. Kakakmu meninggal saat kecelakaan kapal. Sini, aku bantu kau membawa belanjaanmu dan mengantarkanmu pulang. Setelah itu, mari kita berbincang-bincang. Banyak sekali yang ingin aku omongkan denganmu” ajak Ki Joon sambil membantu Yoon Ji berdiri.

Yoon ji pun masuk kedalam mobil ki joon. Dia tak habis pikir mengapa dia bisa bertemu dengan seseorang yang sudah 10 tahun ia tak temui.

Sementara itu, di kantor Shinwa corporation. Di ruangan CEO , kakek kim bum sedang duduk sambil mengingat tentang pesan terakhir anak laki-laki nya sebelum meninggal.

Flash Back

Di rumah sakit, kakek dan Ki Joon berlarian di lorong rumah sakit dengan wajah yang benar-benar cemas. Bagaimana tak cemas, malam hari dia mendapat kabar bahwa anak sulungnya mengalami kecelakaan lalu lintas saat sedang berekreasi bersama istri dan kedua anak laki-lakinya.

“Pak Hee Bong??” tanya dokter yang menghadapi Hee Bong dan Ki Joon.

“iy, saya hee bong, dok. Bagaiman keadaan anak dan cucu-cucu saya dok. Apakah mereka selamat?” tanya Hee Bong dengan cemas

“sabarlah, ayah. Biarkanlah dokter ini mengatakan keadaan mereka” ucap Ki Joon sambil menenangkan ayahnya. Dia takut ayahnya mengalami serangan jantung.

“benar, pak. Tenanglah. Saya mempunyai kabar buruk dan kabar baik. Kabar baiknya kedua cucu anda selamat dan hanya menderita luka ringan saja. Saat ini mereka sedang ada di ruang perawatan” ucap dokter

“syukurlah, kim bum dan seung ho selamat. Akh, dokter bagaimana keadaan anak saya dan menantu saya? Mereka selamat juga kan, dok?” tanya Hee Bong dengan cemas

“maaf, pak. Untuk kali ini menantu bapak tidak bisa saya selamatkan. Tapi, anak laki-laki anda saat ini sedang sekarat. Kita hanya bisa menunggu keajaiban agar dia bisa pulih. Saat ini anak anda di ruang UGD” ucap dokter

“saya ingin bertemu dengan anak saya, dok. Saya mohon dok” mohon Hee Bong dengan berlinang air mata. Dia tak habis pikir mengapa anak laki-laki nya bisa mengalami kejadian mengenaskan seperti ini.

Dokter pun mengantarkan Ki Joon dan Hee Bong ke UGD. Disana, ada seorang laki-laki yang terbaring dengan penuh luka. Keadaanya benar-benar mengerikan.

“jung woo, anakku. Kenapa bisa kau seperti ini” ucap sang kakek setengah berteriak

“ayah”

“jung woo, kau sudah sadar. Jangan banyak bicara. Ki Joon cepat panggil dokter. Bilang bahwa jung woo sudah sadar” suruh Hee Bong kepada Ki Joon. Ki joon segera keluar untuk memanggil dokter.

“ayah, sudahlah tak perlu kau memanggil dokter. Waktuku sudah habis. Aku akan segera pergi. Tapi, sebelum aku meninggal aku punya permintaan terakhir kepada ayah” ucap jung woo dengan napas yang tersengal-sengal.

“jangan bicara seperti itu. Kau akan sembuh” ucap Hee Bong

“tidak, ayah. Aku tahu waktuku sudah hampir habis. Aku mohon ayah. Kabulkan permohonanku. Ini terakhir kalinya aku memohon kepada ayah” mohon jung woo kepada ayahnya.

“baiklah, apa yang ingin kau katakan kepada ayah?” tanya Hee Bong

“aku mempunyai janji dengan temanku. Jika, anak-anak kami sudah besar aku ingin mereka menikah dengan anak temanku” ucap jung woo

“baiklah, ayah akan mengabulkan keinginanmu itu. Sekarang, dimana temanmu? Siapa dia? Dimana ayah bisa bertemu dengan temanmu itu?” tanya Hee Bong khawatir.

“ayah bisa tanyakan hal itu kepada Ki Joon. Temanku itu mempunyai adik perempuan bernama Yoon Ji. Ki Joon bershabat baik dengan Yoon Ji. Ayah, aku mohon berjanjilah padaku untuk mengabulkannny. Agar aku bisa meninggal dengan tenang” ucap jung woo menitikkan air mata.

“iy, baiklah. Aku janji padamu. Aku akan bertanya kepada ki joon. Tapi, sekarang kau jangan banyak bicara. Istirahatlah, sebentar lagi dokter datang” ucap hee bong sambil menggenggam tangan anak kesayanganny. Tapi, takdir telah berkata jung woo pun langsung menghebuskan napas terakhirnya.

Flas back END

Hee Bong hanya bisa duduk termenung saat mengingat pesan anaknya. Saat ini, ia belum bisa mengabulkan pesan terakhir anakny itu. Saat, dia bertanya tentang perjodohan yang dijanjikan jungwoo dengan temanny itu kepada Ki Joon. Ki Joon pun langsung memberi tahu bahwa teman jung woo yang ia maksud itu telah meninggal 1 tahun yang lalu dan saat ini Ki joon tak tahu dengan keadaan Yoon Ji mendengar kabarnya saja tidak pernah. Yang dia tahu bahwa yoon ji kini mengurusi kedua keponakanny yang masih kecil.

Tok tok tok…….

Terdengar ketukan pintu di ruangan Hee Bong

“masuklah” ucap hee bong yang sadar dari lamunanya

“apa kakek memanggilku?” tanya kim bum

“iy, aku hanya ingin memberikan berkas-berkas yang belum kau selesaikan” ucap hee bong kepada kim bum sambil menyodorkan map kepada kim bum.

“oh, ku kira ada apa. Aku akan segera menyelesaikannya. Sekarang, aku permisi kembali ke ruanganku” ucap kim bum tapi, ia langsung berbalik saat kakeknya memanggilnya “ada apa lagi, kek?” tanya kim bum malas-malasan

“begini, kau kan sudah mapan. Sudah bekerja. Kenapa saat ini kau belum menikah atau kau mengenalkan teman wanitamu kepada kakek?” tanya Hee Bong

“ah, kakek, selalu saja membahas ini. Aku tak mau memikirkan hal ini lagi. Suatu saat juga aku akan menikah. Tapi tidak sekarang” sahut kim bum

Kim bum langsung keluar dari ruangan kakeknya. Hee Bong hanya bisa terdiam mendengar perkataan kim bum. Setidaknya, dia masih bisa mencari perempuan yang telah dijodohkan jung woo dengan kim bum.

KIM BUM POV

Ada apa sih dengan kakek. Mengapa dia tiba-tiba bertanya hal seperti itu. Kim bum teringat saat dia masih berpacaran dengan Son Dambi. Dia pikir bahwa dambi adalah wanita yang tepat untuknya. Tapi, ternyata tidak. Kim bum tak sengaja memergoki dambi berjalan dengan seorang laki-laki yang tak lain adalah sahabatnya sendiri, yaitu Lee Joon. Sejak, saat itu kim bum tak pernah berhubungan dengan wanita lagi. Dia masih berfikir bahwa wanita hanya ingin menghabiskan uangnya saja.

“lebih baik aku keluar sebentar mencari udara segar” ucap kim bum dalam hati. Dia pun segera berjalan menuju parkiran ke arah mobil sport kesayangannya. Kim bum berhenti di pinggir jalan. Dia pun berjalan-jalan sambil memandangi toko-toko kecil di pinggir jalan itu. Jalanan ini adalah tempat favoritnya kalau dia sedang ada masalah. Saat, dia sedang berjalan. Gubrak~~~~ tak sengaja dia ditabrak seseorang yang keluar dari toko bunga. Hiasan bunga itu pun terjatuh dan hancur berantakkan. Sedangkan, bajuny kotor.

“hey, kau ini kalau jalan tak pernah pakai mata ya?” omelnya kepada wanita yang dia tabrak.

KIM BUM POV END         

 

KIM SO EUN POV

Saat so eun selesai menata bunga yang akan diantar ke acara pernikahan. Dia segera menenteng bunga itu keluar. “Semoga saja pelanggan senang dengan tataan bunga ini”harap so eun dalam hati sambil tersenyum.

“ji yeon. Aku akan mengantar bunga ini ke acara pernikahan. Kau jaga toko ini dengan baik” ucap so eun kepada adikny. So eun pun segera keluar. Tapi, sialnya saat dia keluar dari toko bunga untuk mengantarkan bunganya. Dia tersandung dan menabrak seseorang yang sedang berjalan.

“hey, kau ini kalau jalan tak pernah pakai mata ya?” omel laki-laki yang dia tabrak. So eun tak terima dia dibentak oleh laki-laki itu.

“enak saja. Aku ini punya mata. Kaunya saja yang salah tak melihat ada orang membawa bunga” omel so eun

“YA… kau ini sudah salah masih menyalahkan orang. Dasar tak tahu diri. Sekarang, kau lihat pakaian ku jadi kotor kan” bentak kim bum

So eun hanya terdiam saat dibentak kim bum. Karena dia tahu kalau dia memang salah. So eun hanya bisa menundukkan kepalanya saat kim bum mengomelinya. Dia tak bisa berkata sepatah kata kepada laki-laki yang sudah mebentaknya habis-habisan.

“ada apa sih ini ribut-ribut?” tanya jiyeon menghampiri keributan yang terjadi diluar toko. Ia kaget melihat bunga yang harusnya sudah diantar ke acara pernikahan malah tergeletak dijalanan dan yang lebih parahnya lagi dia melihat kakakny di bentak oleh laki-laki. “unnie, kenapa bunga kita jadi seperti ini. Bukannya ini sudah harusnya diantar?” tanya jiyeon penasaran.

“maaf jiyeon, aku tak sengaja menabrak laki-laki galak ini. Jadinya, bunga kita hancur deh” ucap so eun yang sekaligus menyindir kim bum.

“apa kau bilang? Laki-laki galak. Kau tuh perempuan ceroboh” bentak kim bum tak terima dikatai oleh so eun.

“adduh, jangan ribut disini. Maafkan kakakku ini, tuan. Dia memang salah. Mohon dimaafkan” ucap jiyeon sambil mebungkukkan badannya sebagai tanda permintaan maaf.

“yasudahlah, aku maafkan. Hey, kau. Awas saja kalu kita sampai bertemu lagi dan kau berbuat ceroboh lagi. Aku tidak akan memaafkanmu. Ingat itu baik-baik” sahut kim bum kepada so eun. Kim bum berjalan ke tempat mobil yang dia parkir sambil menoleh ke be;lakang menatap tajam so eun..

So eun pun langsung mengomeli ji yeon

“hey, jiyeon. Untuk apa kau meminta maaf sama laki-laki seperti itu. Dia itu tak pantas untuk dapat permintaan maaf” omel so eun

“hush, tak boleh bicara begitu. Lagipula, ini memang salah unnie juga. Lagian pakai menabrak laki-laki itu. Lihat sekarang, bunga kita hancur kan. Lebih baik kita bereskan kekacauan ini dan segera tata bunga yang baru. Aku tak ingin pelanggan kita mengomeli kita karena keterlambatan kita” ucap jiyeon panjang lebar. *napa jadi soeun yang diceramahin ya?*

Jiyeon dan soeun pun segera memberekan kekacauan yang terjadi dan kembali menata bunga lagi di toko.

KIM SO EUN POV END

Malam harinya, so eun dan ji yeon pulang ke apartemen mereka. Mereka heran ketika melihat ada mobil mewah yang terparkir didepan apartemen mereka. Seingat, mereka di partemen ini tak ada orang kaya yang tinggal. So eun dan ji yeon pun langsung jalan tanpa memedulikan mobil itu lagi.

Saat hendak berjalan menuju pintu apartemen. Alangkah, kagetnya mereka saat melihat seorang laki-laki berusia 30’an keluar dari apartemen mereka yang lebih kagetnya laki-laki itu keluar dengan diantar bibi mereka.

“bibi, siapa laki-laki ini? Aku tak pernah melihat laki-laki ini sebelumnya. Apakah ini teman bibi?” tanya so eun heran

“ahh, ternyata kalian sudah pulang. Iya, ini teman bibi sekaligus teman kedua orangtua kalian juga” ucap yoon ji.

Ki joon pun menyodorkan tangannya sebagai tanda perkenalan.

“kenalkan namaku Uhm Ki Joon. Kalian bisa memanggilku paman Ki Joon” ucap ki joon sopan.

“perkenalkan, aku Kim So Eun dan ini adikku Park Ji Yeon” ucap so eun sambil meperkenal dirinya dan jiyeon.

“wah, terakhir kali paman melihat kalian. Kalian masih kecil-kecil. Sekarang, kalian sudah besar dan cantik” ucap ki joon sambil tersenyum. “yasudahlah, semuanya aku pamit dulu ya. Sudah malam. Permisi semuanya” ucap ki joon sambil jalan menuju lift.

“hati-hati dijalan ya” teriak yoon ji sambil tersenyum.

So eun dan ji yeon hanya heran melihat bibi mereka ini. Jarang sekali mengajak teman laki-laki datang ke apartemen mereka. Padahal, bibi mereka ini selalu otoriter jika ada laki-laki yang mendekati mereka.

“ayo, masuk. Sudah malam. Pasti kalian capek sekali seharian menjaga toko” ajak yoonji.

“iy, bi. Kami akan segera masuk dan beristirahat” ucap ji yeon

Yoon ji hanya tersenyum melihat keponakannya. Kemudian, dia teringat akan perkataan ki joon kepadanya saat mereka mengobrol.

“apakah kau tahu peranjian antara kakakku dan kakakmu?” tanya ki joon.

“perjanjian? Ah, maksudmu perjodohan itu. Iy, aku masih ingat itu. Memangnya kenapa?” tanya yoon ji.

“begini, ayahku sudah mencari-cari kalian selama 10 tahun belakangan ini. Ayahku ingin sekali mengabulkan pesan terakhir jung woo sebelum meninggal. Jung woo menitipkan pesan kepada ayahku ketika anak-anak mereka sudah besar mereka ingin menjodohkan anak-anak mereka dengan anak-anak kakakmu” cerita ki joon panjang lebar.

Yoon ji tak menyangka bahwa perjanjian itu benar-benar ingin dilaksanakan. Ia berfikir mungkin perjanjian itu hanyalah perjanjian yang iseng dibuat kakakny. Ternyata, itu tidak iseng bahkan ayahnya ki joon saja sampai mencari mereka bertiga selama 10 tahun.

“jadi, maksudmu ayahmu ingin agar keponakkanku menikah dengan cucu ayahmu itu?” tanya yoon ji begitu ia sadar akan cerita yang dimaksud ki joon.

“begitulah, aku tak ingin ayahku merasa dibebani karena tak bisa mengabulkan keinginan jung woo” ucap ki joon.

“tapi kan so eun masih muda. Dia baru saja berusia 22 tahun masa dia sudah harus menikah dengan laki-laki yang tak kenal? Dan lagi, jiyeon itu masih duduk di bangku SMA masih merasakan namanya kehidupan remaja” ucap yoon ji panjang lebar

“iy, aku tahu. Kau kan juga tak lupa kim bum dan seung ho itu seumuran dengan soeun dan jiyeon. Untuk seungho dan jiyeon mungkin mereka masih bisa mempunyai waktu untuk dekat satu sama lain atau bertunangan mungkin. Mereka kan masih remaja. Tapi untuk kim bum dan soeun mereka kan sudah besar pasti mengertilah dengan keadaan ini” ucap ki joon.

“aku akan berbicara dengan So Eun dan Ji Yeon begitu mereka pulang” janji yoon ji kepada ki joon.

-bersambung-

Selesai juga part ini…

Maaf ya kalau ceritanya tak menarik

Mohon untuk saran ny…..

^-^…..

Author akan lebih berusaha lagi

Klo part selanjutnya rada lama

Maaf ya, soalnya lagi sibuk belajar nie buat kenaikan kelas 11