You Are My Love part 3

Author : secreet fan (dhia fsn)

Main cast : Kim Bum, So Eun

Cast : Hye Sun, Min Ho, Kim Joon, Sin Hye

Type : Sequel

Category : Romantic

Disclaimer: Semua cerita, karakter, setting, alur, dll adalah milik dari masing-masing author. Author sama sekali tidak terkait dengan pemilik, pencipta, atau produsen dari setiap media apapun. Tidak ada pelanggaran hak cipta dimaksudkan. Untuk tokoh Kim Bum, Kim So Eun, dan artis lainnya, bukan milik author, tapi milik orang tua, keluarga, dan agensi mereka. Author memakai mereka hanya untuk keperluan cerita. Apabila ada kesamaan judul, itu merupakan hal yang tidak disengaja.

Author memutuskan untuk mengakhiri siquel You Are My Love di part tiga saja, soalnya tak tega buat banyak masalah diantara Kim Bum dan So Eun… nggak apa-apa kan reader? Ini juga dengan perjuangan keras agar tidak marah pada Kim Bum (padahal ide author juga yang membuat Kim Bum meninggakan So Eun… Hhhhffff….. met reading cemua…

Part 3

So Eun terus berjalan sampai di dekat mobilnya, ia segera memacunya ke rumah, air mata masih mengalir deras menuruni pipinya. Kim Bum masih terdiam ditempatnya, ada rasa bersalah yang mennyusup ke hatinya, membuat dadanya penuh sesak. Hye Sun datang menghampiri Kim Bum

“Minhae…” ucapnya pelan, Kim Bum menoleh

“Tidak apa-apa… ini hanya salah paham…setelah dijelaskan bahwa diantara kita tidak ada apa-apa dia akan kembali baik denganku…” suara Kim Bum terddengar penuh harap, Hye Sun menunduk, kecewa

“Kau bilang ini hanya salah paham… tidak tahukah bahwa aku berharap lebih darimu?” Hye Sun menatap Kim Bum dengan mata berkaca-kaca. Kim Bum tak mengerti

“Apa maksudmu?”

“A…aku masih mencintaimu mulai dari hari itu… bahkan sangat mencintaimu, tak bisa melupakan sedikitpun!”

“Hye Sun aku sudah punya pacar!” suara Kim Bum meninggi

“Aku tak peduli! Sama sekali tak peduli tentangnya! Aku juga tahu kamu masih mencintaiku, iya kan? Kamu masih mencintaiku kan?” Hye Sun menarik jas Kim Bum.Kim Bum terdiam

“Aku tidak memaksa, hanya aku tak bisa menahan perasaanku lagi, minhae…” kini suara Hye Sun berubah pelan,lalu ia berbalik pergi…

Kim Bum bingung dengan teramat bingung, apa yang harus dilakukannya? Akhirnya ia hanya mengejar Hye Sun dan berkata

“Mungkin semua bisa kita ulang dari awal lagi…”

“Benarkah?” Hye Sun berharap, Kim Bum mengangguk. Saat itu Hye Sun mengharapkan Kim Bum menciumnya, tapi ternyata tidak, ia hanya tersenyum saja…

~ ~ ~

So Eun menangis bertambah keras dikamarnya, sebelum pergi tadi sebenarnya ia menjatuhkan Hp nya di taman rumah Kim Bum, saat ia menelfon Hp itu entah siapa yang mengangkatnya ia mendengar percakapan Kim Bum dengan Hye Sun

“Jahat! Kim Bum benar-benar jahat! Ia memang mencintai Hye Sun, bukan aku…” pekik batinnya menangis, ditatapnya boneka beruang besar yang dihadiahkan Kim Bum padanya sebagai kado ulang tahunnya tahun lalu lalu dilempernya jauh boneka itu, Kim Bum jahat!

Kim Joon heran, Kim Bum tidak bisa dihubungi, sedangkan saat ia enyanyakan keadaan Kim Bum pada So Eun gadis itu malah berkata

“Mana aku tahu keadaannya! Tanya Hye Sun saja, aku tak mengenalnya lagi!”pasti ada sesuatu yang tak beres di Seoul sana, pikirnya.Besok ia dan Min Ho akan kembali ke Seoul untuk sekitar lima bulan, hal yang pertama yang ingin diketahuinya adalah keadaan kedua sahabatnya itu…

~ ~ ~

Kim Bum sedang sibuk dengan pekerjaannya yang satu bulan sudah ditelantarkannya. Ternyata benar apa kata So Eun, gadis itu mempromosikan perusaahanya ke luar dan sekarang banyak paa investor yang meng investasikan sahamnya di perusaahan Kim Bum, seharusnya ia berterima kasih, tapi ia tak tahu bagaimana caranya, apalagi sekarang ia sudah pacaran pula dengan Hye Sun, bagaimana ini? Hatinya terbelah, pikirannya bercabang, ia sangat strees dan pusing….

So Eun…So Eun… maafkan aku, aku memang hanya seorang lelaki playboy yang tak memahami perasaan orang dan tak bertanggung jawab, minhae So Eun…

Kim Joon sampai di bandara bersama Min Ho. Min Ho tak sabar lagi ingin bertemu dengan Hye Sun, apakah wanita itu masih mengingatnya?

Sin Hye menjemput Kim Joon dan Min Ho di bandara, ia segera memeluk Kim Joon karena sangat rindu

“Miss you much…” ucapnya

“Miss you too…” balas Kim Joon, kemudian Sin Hye menyalami Min Ho

“Ternyata kau sudah besar ya Min Ho…” candanya

“Yaa… dan bahkan kini sudah melampaui besar unnie…” balasnya sambil tersenyum

“Baiklah…apa kita harus langsung kerumah?” tanya Sin Hye

“Eeeemmm… kalian berdua duluan saja, ada sesuatu yang harus kupastikan” jawab Kim Joon

“Hah? Memangnya ada apa?” Sin Hye bingung

“Sudahlah…nanti segera kususul…” Kim Joon mencium dahi Sin Hye dan mengelus-ngelus kepala gadis itu

“Kau ini! Selalu punya rahasia sendiri” Sin Hye cemberut

“Kali ini saja, please…” Kim Joon memohon

“Baiklah… kali ini saja…” akhirnya Sin Hye mangalah, Kim Joon tersenyum

“Min Ho, jaga dia baik-baik, kalau dia mau ice cream atau yang lainnya belikan saja, dia memang agak manja!” pesan Kim Joon sebelum pergi

“Eeehhh… kau ini!” Sin Hye ingin memukul Kim Joon, tapi lelaki itu dengan gesit menolak

“Bye…” teriaknya

“Kalian akrab sekali ya…” Min Ho tersenyum menyaksikan adengan itu

“Apa maksudmu? Dia itu sebenarnya agak menyebalkan dan tidak romantis, dulu aku juga lebih suka Kim Bum, tapi entah kenapa akhirnya aku benar-benar menyayanginya” ungkap Sin Hye

“Waaahhh… Kim Joon beruntung sekali memiliki gadis yang dicintainya, kalau aku…” Min Ho menghela nafas panjang

“Aku yakin kau akan mendapatkan hati Hye Sun, tenang saja, aku pasti mendukung!” Sin Hye berusaha menghibur Min Ho

“Yaaahhh… thanks ya…”

“Ya, oh ya, aku mau makan dulu nich! Lapar! Bagaimana kalau kita makan di restoran dekat sungai besar tak jauh dari sini? Kemaren aku lewat sana, tampaknya menunya enak-enak!”

“Boleh juga, aku juga sudah lapar…”

“Kalau begitu ayo!” Sin Hye menarik tangan Min Ho meninggalkan bandara

~ ~ ~

“Jadi… apa kau benar-benar serius padaku?” tanya Kim Bum memastikan Hye Sun

“Apa kau tidak mempercayaiku? Kalau saja aku memang tak menyukaimu, untuk apa aku menunggu selama lima tahun?”

Kim Bum tersenyum, ditatapnya dalam-dalam mata sipit Hye Sun, mungkin ia harus belajar mencintai wanita ini juga, bagaimanapun dulu ia pernah sangat membutuhkannya

“Oh ya Kim Bum, kau juga serius padaku kan?” kali ini gantian Hye Sun yang bertanya, Kim Bum mengangguk pelan

“Tentu saja…”

“Kalau begitu kenapa kau tak pernah menciumku? Sekalipun juga? Lima tahun lalu juga tidak pernah…”

Kim Bum terkejut dengan perkataan Hye Sun (waahhh…gue kejar pake golok tuh Hye Sun!)

“Maksudmu  apa?”

“Hhhh…gimana sich, masa cewek duluan yang mulai” ia agak kesal, Kim Bum buru-buru tersenyum

“Hye Sun… kita masih belum pantas melakukannya…”

“Kenapa? Kita kan sudah besar? Masa ciuman saja  tidak boleh?”

“Hye Sun…bagiku itu tak masalah, tapi itu akan menjadi masalah bagimu nantinya, kau seorang perempuan Hye Sun…”

“Lalu apa salahnya? Toh nanti kau juga yang akan menjadi suamiku kan? Iya kan?” Hye Sun menatap Kim Bum

“Walaupun begitu…”

“Bilang saja kau masih sayang pada So Eun! Aku tak yakin kalian tidak pernah berciuman! Bilang saja kau tak menyukaiku, mungkin selalu ingat So Eun kalau  melakukannya, iya kan?” Hye Sun ngambek

“Eeehhh… bukan begitu kok!”

“Kau harus mulai jujur padaku…Kim Bum…” suara Hye Sun memelan

“A..aku…” Kim Bum jadi teringat So Eun, sedang apa ya gadis itu sekarang? Mungkin sedang sibuk bekerja di kantornya?, atau sibuk membakar semua hadiah darinya, atau mungkin sudah menemukan kekasih lain yang lebih pantas dan cocok…

“KIIIM BUUUMMM…!!!” jerit Hye Sun kesal karena perkataannya tak kunjung ditanggapi

“Eeehh… kau bilang apa barusan?” Kim Bum tersdar, Hye Sun melengos

“Jangan memikirkan So Eun lagi… aku cemburu…” ucapnya jujur, Kim Bum terdiam

“Minhae Hye Sun, aku tak bermaksud menyakitimu…”balas Kim Bum

“Tidak apa-apa… aku mengerti, setidaknya kalian pernah bersama selama empat tahun”

Sin Hye dan Min Ho memasuki restoran itu dan sedang sibuk memilih meja yang strategis, saat itu mereka melihat Kim Bum dan Hye Sun. Mereka segera menuju kesana

“Hai…” sapa Sin Hye, Kim Bum, dan Hye Sun menoleh

“Sin Hye…” ucap Hye Sun

“Ya…dan aku bersama Min Ho…” ucapnya sambil menoleh kearah lelaki disampingnya, Min Ho tersenyum, Hye Sun dan Kim Bum sama-sama terkejut

“Lama tak jumpa…” ucap Min Ho

“Boleh kami duduk disini?” tanya Sin Hye

“Boleh saja…” Kim Bum mempersilahkan Sin Hye dan Min Ho untuk duduk bersama mereka

“Jadi…kalian sedang apa?” tanya Sin Hye

“Seharusnya kami yang tanya, sedang apa kalian disini?” Hye Sun balas bertannya

“Baru jemput Min Ho di bandara dan lapar, jadi kemari”

“Begitu…”

“Kalian masih pacaran?” tanya Min Ho tiba-tiba, Kim Bum dan Hye Sun menoleh

“Menurutmu bagaimana?” tanya Hye Sun, belum sempat Min Ho menjawab Sin Hye mendahului

“Mana mungkin lah… kau belum tahu ya Min Ho? Sekarang Kim Bum pacaran dengan anak perusaahan So, namanya Kim So Eun, dan mereka akan segera bertunangan, iya kan Kim Bum?”

Kim Bum terdiam, Hye Sun sedikit terngaga

“Tidak kok! Kami masih pacaran? Iya kan Kim Bum? Katakan pada mereka donk!” suara Hye Sun agak meninggi, ia menatap penuh harap kepada Kim Bum, Kim Bum menghela nafas panjang, Sin Hye dan Min Ho bingung, tapi dalam arti yang berbeda

“Ya…aku pacaran dengan Hye Sun” ucap Kim Bum akhirnya

“Iya kan? Kami pacaran!” tegas Hye Sun

“Ki…Kim Bum…bagaimana dengan…”

“Jangan katakan namanya lagi Sin Hye, kumohon! Kini hanya ada Hye Sun” Kim Bum memotong perkataan Sin Hye, mereka semua terdiam. Suasana kaku, Min Ho menyelamatkan

“Well…pelayan! lama sekali pesanannya datang!” teriaknya agak keras

“Babo! Kau belum memesan satu makananpun!” Hye Sun menjitak kepala MiN Ho

“Aaaww…!!! kau ini tak berubah! Tetap suka memarahiku! Apa salahku sich!” dengus Min Ho, tapi sebenarnya ia lega karena suasana mencair

“Aaahh… jadi ingat saat kalian kecil dulu, Kim Bum yang cuek dan suka menyendiri, Min Ho yang egois dan sok berkuasa, tak mau kalah, Hye Sun yang cengeng” celoteh Sin Hye, padahal umur mereka sama besar

“Dan Sin Hye yang manja!” lanjut Kim Bum, Min Ho, dan Hye Sun serempak, kemudian mereka tertawa

“Eeehh… kok semuanya malah ngatain aku sich!”

“Eeehh… benar kan? Oh ya… dulu Kim Joon itu yang paling dewasa dan berani kan diantara kita, dia selalu jadi penengah” Hye Sun menerawang

“Ya… dan lagi, aku ingat saat Sin Hye terjatuh dalam lubang yang lumayan dalam saat kita hiking ke gunung, Kim Joon yang pertama terjun untuk menolong” lanjut Min Ho

“Tapi dia kurang pertimbangan, dan saat sudah berhasil mendiamkan Sin Hye yang nangis malah bingung cara manjat kembali ke atas” ucap Kim Bum

“Ha ha ha… dimana dia sekarang?” tanya Hye Sun

“Entahlah…saat dibandara ia bilang ada hal penting yang harus diurus…” jawab Sin Hye

~ ~ ~

“Kim Joon…” So Eun tertegun menemui Kim Joon yang datang ke kantornya

“Mau jalan-jalan ke luar?” tanyanya tanpa basa-basi, So Eun mengikti langkah Kim Joon yang membawanya keluar dari lingkungan kantor…

“Kau datang jauh-jauh hanya untuk mennanyakan itu?” tanya So Eun

“Sebagai kakak yang baik” jawab Kim Joon

“Kau tak usah khawatir… hungungan perusaahan ku dan perusaahan Kim baik-baik saja… pertunangan juga akan tetap berlangsung kalau dia menginginkan, yang kufikirkan sekarang hanya bagaimana menikah tanpa serumah dengannya” ucap So Eun sambil mengaduk-aduk coklat susu nya

“Kau benar-benar berniat begitu? Kenapa kau tak putuskan saja pertunangan ini?”

“Aku tak mau mengecewakan appa dan omma… menikah dengannya juga asal mereka bahagia”

“Bagaimana kalau dia membatalkannya?”

“Itu hak nya, dan jika itu terjadi aku sangat bersyukur karena tak perlu batal menikah dengan menentang appa dan omma”

“Benarkah kau hanya ingin membahagiakan omma dan appa mu? Benarkah tak ada rasa mu yang tertinggal untuknya?( cielah…bahasanya…abaikan)” tanya Kim Joon beruntun. So Eun menunduk memandang perpaduan coklat susu dihadapannya dan menyeruput minumannya sebentar

“Entahlah… aku terlalu sakit untuk merasa disakiti… apalagi dia pacar pertamaku, kau tahu perasaanku kan?”

“So Eun… jika Kim Bum kembali seperti dulu apakah kau akan memaafkannya?” tanya Kim Joon serius

“Aku tak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, hanya mengikuti arus yang mengalir saja…”

“Kenapa begitu cepat putus asa? Kau bisa merebutnya kembali!”

“Aku tak ingin! Jika dia tak mencintaiku untuk apa aku mendapatkannya?”

Kim Joon terdiam, menggenggam tangan So Eun hangat

“Aku berjanji akan menjadi kakak yang baik untukmu… jika ada masalah hubungi aku saja”

“Terima kasih… tapi aku tak ingin Sin Hye jadi salah paham”

“Tenang saja… dia wanita yang selalu percaya padaku, tak akan mudah cemburu”

“Kau juga lelaki yang sangat setia, Sin Hye sangat beruntung sekali”

“Terima kasih…”

Kim Bum menghidupkan lampu kamarnya, matanya langsung tertuju pada foto yang terpajang besar pada dinding kamarnya, fotonya bersama seorang wanita berpipi chuby, mereka sama-sama saling mencubit pipi dengan gaya yang lucu. Kim Bum tersenyum sendiri melihatnya, dihempaskannya tubuhnya yang lelah diatas sofa nya yang empuk

“Apa yang sekarang sedang kau lakukan? Apa kau merindukanku? Sejujurnya aku sangat rindu tawa dan kelembutanmu, sikapmu yang kadang mengesalkan, yang kadang menenangkan… So Eun, apa aku sudah terlalu menyakitimu? Apa kau masih mencintaiku? Apa aku telah membuatmu menangis? Maafkan aku So Eun…aku memang laki-laki yang tidak baik, tak cocok untukmu yang polos dan baik…Minhae…” fikiran Kim Bum menerawang kemana-mana, hatinya terasa tertekan sekali, sudah lima hari sejak kejadian ia bertengkar dengan So Eun itu, dan selama itu pulalah ia tak melihat wanita itu lagi, rasa rindu yang sangat mengguncang dadanya, menjadikannya sesak, dan saat itu ia tahu, bahwa ia sangat membutuhkan wanita itu disampingnya…

“Hye Sun… ada yang ingin kubicarakan denganmu…” Min Ho memegang pergelangan tangan Hye Sun yang ingin segera memasuki rumahnya, Min Ho memang mengantarnya malam ini, Sin Hye pulang sendiri dan Kim Bum merasa tak enak badan sehingga pulang sendiri juga, jadi ia diantar Min Ho

“Ada apa? katakan saja, kenapa gugup begitu?” Hye Sun bingung, Min Ho berlutut

“Kumohon…putuskanlah Kim Bum…” ucapnya lirih, Hye Sun langsung naik pitam

“Apa? kanapa kau berkata begitu? Ada yang memberatkanmu?” ucapnya dengan mata tajam menusuk hati Min Ho

“Ini semua demi kebaikan mu Hye Sun!”

“Kebaikan ku?”

“Tidakkah kau melihat Kim Bum itu lelaki kurang ajar? Meninggalkan wanita yang akan segera bertunangan dengannya?”

“Ya dan itu demi aku!”

“Bagaimana jika kamu yang akan bertunangan dengan Kim Bum? Saat itu ia melihat wanita lain dan jatuh cinta padanya? Meninggalkan mu? Bagaimana perasaanmu? Saat itu aku tak akan tega melihatmu! Aku akan meninjunya! Persahabatan kami akan hancur dan aku tak mau itu terjadi”

“Kau hanya memikirkan dirimu, wanita itu bukan aku!”

“Hye Sun… tenangkan dirimu…fikirkan baik-baik perkataanku… Kim Bum bukan tipe setia, lagipula apa kau sudah yakin iatak menukai So Eun lagi?”

Hye Sun terdaiam, ia memikirkan  perkataan Min Ho baik-baik, memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, teringat lagi dengan percakapan meraka tadi siang, sikap Kim Bum yang ragu-ragu

“Kau sudah mendapatkan keputusanmu?” tanya Min Ho memastikan, dihapusnya air mata yang meleleh dari danau didalam mata bening Hye Sun, dipeluknya wanita itu

“Masih ada aku… dan aku berjanji tak akan menyia-nyiakanmu seperti yang Kim Bum lakukan…” bisiknya menenangkan. Hye Sun membalas pelukan Min Ho

“Minhae Kim Bum…” bisik hatinya

~ ~ ~

“Kim Bum…minhae…aku tak bisa benar-benar mencintaimu… walaupun kita jadian baru lima hari, aku sudah merasa gamang… kau tidak akan keberatan kan, kalau kita putus sekarang?” ucap Hye Sun ditelefon, Kim Bum terkejut

“A…apa maksudmu Hye Sun? Kau bercandakan?”

“Minhae… tapi aku serius Kim Bum…aku tak bisa bersamamu..minhae…”

“Apa katamu? Kita harus segera bertemu sekarang!”

“Tidak usah… aku tetap dengan perndirianku… tapi kita akan tetap jadi teman yang baik kok!”

“Mana bisa begitu! Aku sudah rela berpisah dengan So Eun demi kamu! Aku sudah rela menyakitinya demi kamu! Kenapa malah begini?” Kim Bum emosi

“Karena itulah aku tak bisa bersamamu… aku tak yakin kau tak melakukan hal yang sama padaku nanti!”

“Kenapa berfikiran seperti itu?”

“Sebenarnya kemungkinan itu selalu kufikirkan, aku memang lebih nyaman didekat Min Ho… minhae..”

“Tidak usah minta maaf lagi! Jelaskan padaku mengapa???!!!”

“Hanya itu alasanku…”

“Hanya karena itu?”

“Bukan ‘hanya’ karena itu! Kurasa itu sangat penting untuk masa depanku”

“Kau tak percaya padaku?”

“Minhae…” Hye Sun mematikan sambungan telefon, ia menghela nafas lega, entah kenapa ia merasa lebih tenang. Segera ia melangkah menuju Min Ho yang menunggu ya di taman

“Maaf… sedikit sulit”

“Aku mengerti… ini juga akan menjadi pelajaran baginya, untuk kebaikannya juga” Min Ho mengelus sayang kepala Hye Sun, Hye Sun menyandarkan kepalanya pada dada Min Ho yang bidang, tangan mereka saling  menggenggam, siap menyambut kisah baru dalam lembaran yang baru

~ ~ ~

Kim Bum menghempaskan handphone nya ke lantai, sekejap handphone itu sudah mejadi seungguk barang rongsokan. Belum puas, di injak-injaknya handphone yang malang itu, lalu kini kekesalannnya sudah dilampiaskan pula pada guci, selimut, bantal, dan benda-benda disekitarnya

“Aaaakkkhhh….!!!” teriaknya penuh amarah dan kekesalan. Rasa kecewa memenuhi rongga dadanya… ia merasa tak memiliki apa-apa lagi sekarang, merelakan orang yang tulus mencintainya demi orang yang mencampakkannya pada hari kelima  pacaran mereka!

Kini ia tak bisa lagi kembali pada So Eun, tak mungkin ia kembali dengan tidak merasa bersalah pada wanita yang sudah disakiti nya. Fikirannya kacau, segera ia keluar dari kamarnya, rumahnya, memacu mobilnya sekencang-kencangnya meninggalkan pekarangan dengan kacau juga

“Apa? Kamar Kim Bum ditemukan berantakan, dan Kim Bum tak ada disana?” dada So Eun bergemuruh mendapat informasi itu dari Kim Joon

“Ya… tampaknya ia depresi berat, Hp nya ditemukan bekas hempasan dan injakan sepatunya”

“La…lalu sekarang… dimana dia?” So Eun merasakan matanya panas, hatinya merinding

“Ya… belum ada yang tahu ia dimana, tapi orang melihatnya terakhir kali mengendarakan mobil dengan kacau dan dalam kecepatan yang sangat kencang”

Deg! Air mata So Eun mulai menetes

“Apa kau tak punya firasat dia dimana? Kim Joon?” Hp yang So Eun genggam ikut bergetar mengiringi tangannya

“Eeemmm…kurasa aku tahu…”

“Jemput aku! Kita kesana!”

“Sekarang? Semalam ini? Kau? Aku saja”

“Tidak… jemput aku…! aku juga ingin tahu langsung keadaannya!” tegas So Eun

“Baiklah…aku akan disana dalam waktu lima belas menit!”

“Tapi hati-hatilah…” pesan So Eun

“Ya…”

Tit… telefon diputus. So Eun merasaka air mata dan keringat telah menyat di wajahnya, untuk menenangkan dirinya dicucinya mukanya  dengan air dingin di keran. Lalu beranjak keluar dengan terburu, bolak-balik ia menunggu Kim Joon, hatinya makin tak karuan, Kim Bum… dimana kau! Kenapa bertindak sebodoh itu…??? batinnya

Kim Bum menghabiskan gelas kelima vodka nya. Hatinya makin keruh, wajah So Eun, Hye Sun, Kim Joon, Min Ho, dan Sin Hye berputar-putar dalam kepalanya

“Aaaiiissshhh…!!!” jeritnya gusar, menghabiskan dengan sekali tegukan gelas keenamnya, dan menyodorkan lagi gelas itu kepada pelayan untuk diisi kembali. Pelayan itu geleng-geleng kepala, di depannya duduk seooang lelaki mabuk yang depresi berat

“Mau kucarikan wanita cantik?” tawar pelayan itu, menurutnya masalah seluruh masalah bisa di redakan dengan pelukan seorang wanita. Kim Bum menoleh dan menggeleng, ia berjalan sempoyongan kearah sekumpulan wanita centil yang berkumpul disudut ruangan, lalu duduk ditengah-tengah mereka, wanita-wanita itu berteiak centil ingin digoda. Kim Bum merengkul seorang wanita disebelahnya, wanita itu menjerit senang, tiba-tiba sekumpulan lelaki berarak kearahnya dan langsung menarik kerah bajunya

“Jangan main-main dengan wanitaku!” bisik lelaki paling depan sangar

“Dia wanitamu? Tapi tampaknya ia lebih tertarik padaku” ucap Kim Bum masih dengan keadaan tak sadar. Lelaki itu marah besar, ditinjunya perut Kim Bum

“Aaakkkhhh…” jerit Kim Bum tertahan, tak puas di tinjunya lagi sehingga Kim Bum yang sempoyongan itu terjatuh, ia dan teman-temannya mulai menyipak dan meninju Kim Bum yang tak berdaya (Kurang ajar bener mereka! Andai aku ada disana, pasti aku jewer semua telinganya!)

Suasana night club itu berubah ricuh

“Kkkyyyaaaa…!!!” jerit wanita-wanita yang tak tega melihat keadaan Kim Bum. Tiba-tiba dari pintu terdengar teriakan penuh amarah

“Kurang ajaaarrr….!!!” teriakan itu disertai dengan tendangan kuat kearah lelaki yang meninju Kim Bum pertama yang kebetulan menoleh

“Aaaakkkkhhhh……….!!!” teriak lelaki itu lebih panjang daripada teriakan Kim Bum tadi. Tak puas, Kim Joon menyipak lelaki itu sampai terlempar lima meter (wuuuiihh… jauh amat!). Tidak itu saja, ia juga meninju semua orang yang tadi ikut mengeroyoki Kim Bum, mereka mengadakan perlawanan, tapi tak sebanding dengan Kim Joon yang memegang sabuk hitam dalam karate itu

‘Krek…krek…’ ia meregangkan jari-jari tangannya sehabis menghabisi semua lawannya

“Jika berani menyakiti sahabatku tahu sendiri akibatnya!” ucapnya dingin. So Eun menerobos keramaian menuju Kim Bum

“Kim Bum…!!!” jeritnya pilu, air mata bersimbah di pipinya, dipeluknya lelaki itu

“So Eun, kita harus segera membawanya ke dokter” ucap Kim Joon, So Eun mengangguk. Kim Joon segera menggendong Kim Bum menjauhi night club

“Kim Bum… tenanglah…kita akan segera sampai”  ujar So Eun, lebih terdengar seperti menenangkan dirinya sendiri, digenggamnya tangan Kim Bum erat, air matanya tak berhenti mengalir.Kim Joon melajukan mobilnya dengan kencang menuju rumah sakit internasional Seoul.

Setibanya di rumah sakit, Kim Joon langsung membopong Kim Bum memasuki ICU, disana mereka langsung disambut panik pada suster dan dokter yang jaga malam. Kim Bum dirawat di paviliun Jasmine.Kim Joon kembali ke rumahnya untuk membeli buah dan makanan, sedangkan So Eun  menunggui Kim Bum di rumah sakit. Kim Bum tampak tertidur pulas, di lengannya tersambung selang infus yang mengalirkan cairan putih seperti air ke dalam tubuhnya. So Eun berdo’a terus-menerus agar Kim Bum cepat sadar, dan ketika ia sudah teramat capek, ia terdidur di sebelah Kim Bum dengan tangan masih menggenggam tangan Kim Bum…

Kim Bum membuka matanya perlahan, dimana aku? Fikirnya, mengamati ruangan disekitarnya, aaahh… aku masih bernafas…ucapnya. Saat ia ingin menggerakkan  tangannya, ia merasakan seseorang memegang tangannya, saat ia menoleh…

“Aaahh… So Eun…” bisiknya, sangat tak disangkanya gadis itu yang akan datang merawatnya, padahal ia telah menyakitinya, rasa bersalah makin meresap dalam kalbunya, So Eun… batinnya.

Kepala So Eun bergerak-gerak, lalu matanya terbuka

“Ki…Kim Bum… sudah sadar?” tanyanya pelan, hampir tak terdengar, matanya kembali berkaca haru, tapi ia teringat lagi kini Kim Bum bukan pacarnya lagi, ia tak ingin menyakiti Hye Sun, jadi ditariknya tangannya dari tangan Kim Bum, Kim Bum heran

“So Eun…” bisik Kim Bum, So Eun buang muka, diam saja.Tiba-tiba pintu terbuka

Cklek…

Ternyata Kim Joon datang bersama Sin Hye

“Hai…” sapa Kim Joon

“Aaahh…Kim Joon, syukurlah kau datang, aku ingat ada meeting sekarang, aku harus segera pergi” ucapnya sambil meninggalkan kamar Kim Bum, kini tinggal Kim Bum, Kim Joon, dan Sin Hye

“Lho? Kenapa So Eun ada disini? Kalian sudah putus kan?” tanya Sin Hye bingung, Kim Joon dan Kim Bum hanya diam.

“Kim Bum…sekarang makanlah dulu, kau pasti lapar” Sin Hye mengeluarkan kotak bekal dari tas plastik yang dibawanya kemudian menyuapi Kim Bum.

“Huh… tau nggak…ada yang cemburu nich…” Kim Joon duduk di sofa sambil mengambil sebuah apel dan mengigitnya

“Yeee… gitu aja cemburu, sini Kim Bum…aaa…” Sin Hye menyuapi Kim Bum sambil membuka mulutnya setengah, Kim Bum tersenyum membuka mulutnya

“Aaaa…cemburu…cemburu…!!!” jerit Kim Joon, suster yang kebetulan lewat langsung membuka pintu dan berkata

“Ssssttt… tidak boleh ribut di rumah sakit!” ucapnya tegas, baik Kim Joon, Kim Bum, dan Sin Hye langsung menutup mulutnya sambil tersenyum, Kim Bum sangat bersyukur mempunyai sahabat seperti  mereka… tapi ia sedikit sedih, So Eun…gadis itu telah pergi…

~ ~ ~

“Heemmm… kuperhatikan akhir-akhir ini Kim Bum dan So Eun tidak pernah kelihatan, bertemu juga mereka tidak pernah” ujar omma So Eun

“Ya… dan aku bahkan tak melihat So Eun saat Kim Bum di rumah sakit” lanjut appa Kim Bum

“Kira-kira kenapa ya?” tanya omma Kim Bum ikutan bingung

“Mungkin sedang ada masalah dintara mereka, masalah besar…” ujar appa So Eun sambil tetap asyik membaca koran

“Mungkin juga… bagaimana jika mereka kita panggil untuk menyelesaikannya bersama?” saran omma Kim Bum

“Tidak…tidak…jangan begitu, mereka bukan anak-anak lagi, biarkan saja, nanti juga mereka akan baikan” tolak appa Kim Bum

“Kulihat ini juga sudah cukup lama terjadi, belum ada tanda penyelesaian”  ujar appa So Eun lagi

“Kita suruh mereka pergi liburan berdua saja… jika begitu kurasa  mereka akan kembali akrab dan mesra” kini omma So Eun yang memberi saran

“Saran yang baik ! aku setuju!” sambut omma Kim Bum

“Baiklah… aku juga” ucap appa Kim Bum, appa So Eun menutup korannya sambil tersenyum

“Besok mereka akan kita berangkatkan ke Paris…”

“Ke Paris? Kerjasama perusaahan?” tanya So Eun bingung, menatap ommanya, omma Kim Bum, appa nya, dan appa Kim Bum bergantian

“Ya…kalian kami kirim kesana untuk membicarakan tentang bisnis kedua perusaahan”

“Tapi kenapa yang rapat Cuma kami berduaa? Ke napa ke Paris?” So Eun tambah bingung

“Benar, bukankah di Seoul saja kan bisa, kenapa harus ke Paris?” lanjut Kim Bum

“Eeehh… kami takut kalau kalian membicarakannya di Seoul perusaahan saingan akan memata-matainya dan akhirnya ikut campur” jawab appa So Eun bingung juga

“Tidak…bukan begitu, disana saja, kan kotanya lebih romantis! Cocok untuk bicara bisnis!” ucap omma Kim Bum

“Bukan begitu!, tapi disana tempatnya cantik, bisa rilex bicara bisnis!” ujar appa Kim Bum

“Salah! Disana kan tidak ada perusaahan saingan, jadi idenya tidak bisa dicuri!” omma So Eun tak mau kalah

“Hah? Yang benar…bla..bla…bla!”

“Was wis wus ,wes!”

“Ah…vvviii ztttt….!”

Appa, dan omma Kim Bum dan So Eun asyik berdebat tentang tujuan kepergian mereka, Kim Bum dan So Eun jadi bingung, kenapa sich?

“Appa…omma…!!!” jerit Kim Bum dan So Eun bersamaan, keempat appa dan omma So Eun dan Kim Bum menoleh, mereka kemudian menenangkan diri

“Ehem…apapun alasannya kalian tetap harus berangkat besok” ujar appa Kim Bum tenang

“Benar, alasan yang paling utama adalah…” belum sempat omma So Eun mengatakan maksudnya kedua appa Kim Bum dan So Eun, serta omma Kim Bum melirik ngeri kearah omma So Eun

“Eh…pokoknya kalian berangkat saja!” ucap omma So Eun akhirnya

“Jadi kerjasama apa yang harus kami bicarakan?” tanya So Eun

“Eh..i…itu sich…” dua pasang orang tua itu saling tatap meminta penadapat, waduh…kok jadi begini sich?! Batin mereka…

Walaupun alasan keberangkatan mereka masih menjadi persoalan tak berdasar Kim Bum dan So Eun berangkat juga besok paginya. Kedua orang tua masing-masing mengantar sampai bandara dan mengiringi dengan senyuman yang sangat luas, omma So Eun malah terlihat seperti orang sehat sekali! Penyakitnya hilang entah kemana

“Da dah… jaga So Eun baik-baik ya!” pesan omma So Eun

“Jaga Kim Bum baik-baik ya!” pesan  omma Kim Bum

“Hah? Kenapa Kim Bum yang dijaga? Dia kan laki-laki?” appa Kim Bum bingung

“Iya ya…pokoknya jaga ya!” ucap omma Kim Bum tak mau kalah, begitulah keempat orang tua nyetrik itu mengiringi langkah kedua anaknya yang sedang bermasalah…

~ ~ ~

“Huh… apa sich maksud appa dan omma?” ucap So Eun heran sambil menghempaskan tubuhnya di kursi pesawat. Kim Bum yang duduk disebelahnya menoleh

“Kurasa kemaren mereka semua bohong kepada kita” ujarnya, So Eun menleh sedikit

“Aku tak tanya pendapat mu!” ujarnya cemberut, Kim Bum kembali pada bukunya

“Tapi…sampai disana kita harus diskusi apa ya?” tanya So Eun lagi, Kim Bum tak menjawab

“Hei! Kenapa tak menanggapi pertanyaanku?” So Eun kesal

“Lho… katanya kau tak tanya pendapatku” ucap Kim Bum, So Eun jadi salah tingkah sendiri

“Eeehh… aku memang tak bicara kok! A..aku bicara sama tas ini! Kau GR sekali!” ucapnya tak jelas, Kim Bum tersenyum kecil, gadis ini… batinnya, berharap di Paris nanti ia bisa memperbaiki hubungannya dengan So Eun…

Pesawat melayang tenang di angkasa, dibalik awan-awan… sempat terjadi turbulensi sebentar, tapi tak kuat, hanya seperti mobil yang berjalan di jalan berbatu. Kim Bum dan So Eun sibuk dengan fikiran masing-masing. Kim Bum terlihat asyik membaca buku, padahal di dalam bukunya ia menyisipkan foto-foto So Eun yang diambilnya diam-diam, jadi ia sebenarnya asyik memandang wajah So Eun lewat foto. So Eun terlihat lidur lelap tanpa mimpi, padahal ia sedang bermimpi memembaki Kim Bum dengan peluru kue tart yang banyak, melampiaskan kekesalannya, he he he (So Eun kejam!)

Setelah melalui perjalanan super panjang dan sempat transit di beberapa tempat, mereka tiba di bandara internasional di kota Paris. Segera mereka turun bersama penumpang yang lain. Diluar bandara, sopir pribadi Kim Bum sudah menunggu, membawa mereka ke rumah Kim Bum yang ada disana…

“Kenapa kita dirumahmu? Aku juga punya rumah disini! Aku ke rumahku saja!” protes So Eun, Kim Bum memperlihatkan surat yang ditulis tangan keempat appa omma mereka pada So Eun, disana tertulis semua yang harus mereka lalukan selama di Prancis.

“Hah? Apa-apaan ini? Kenapa tidak ada jadwal membicarakan bisnis sama sekali?” Tanya So Eun denagn kebingungan kuadrat

“Entahlah… aku juga heran”

“A…aku copy ya!” ucap So Eun

“Tidak usah…baca catatan kecil dibawahnya, tidak boleh di copy, tapi harus selalu membawanya” balas Kim Bum

“Hah? Kok begitu?” So Eun jadi jengkel pada omma, appanya. Apa maksud mereka?

Sore ini, sesuai jadwal yang tertulis, mereka makan di cafe besar dekat menra eiffel, tak ada yang berkata-kata, mereka sibuk dengan fikiran masing-masing. Setelah itu mereka kembali ke rumah, duduk-duduk di taman tanpa mengobrol sedikitpun! Duuuhh… sepinya… batin So Eun. Ia jadi mengantuk karena suasana sepi itu, tapi tak boleh ke kamar sebelum pukul sembilan malam, jadi ia tertidur di sofa. Kim Bum menyudahi membaca koran De Paris-nya. Dilihatnya So Eun sudah tertidur pulas disofa, diliriknya jam dinding yang terpajang disana, pukul sembilan lewat sepuluh… dibopongnya tubuh So Eun yang ringan menuju kamar yang disediakan untuk So Eun. Sebelum pergi diciumnya dahi gadis itu, lalu berjalan menuju kamarnya sendiri. Sepeninggal Kim Bum, So Eun membuka matanya, di pegangnya dahinya yang tadi dicium Kim Bum, aku mimpi ya? Batinnya…

Hari berikutnya mereka jalan-jalan ke taman lavender di tepian kota Paris. So Eun mencabut satu-satu bunga lavender yang harum semerbak sampai membuat nyamuk mabuk dan teler itu. Ia asyik sendiri merangkai bunga, tak peduli pada Kim Bum yang duduk memperhatikan disebelahnya

“Sudah waktunya makan” ucap Kim Bum membelah keheningan, So Eun menoleh

“Baiklah…akan segera kusiapkan” ucapnya, beranjak dari tempatnya menuju sebuah pohon besar yang rindang, tak jauh dari tempat Kim Bum. Dibentangkannya tikar kecil disna, lalu disusunnya makanan yang dibawanya dari dalam keranjang menjadi keatas tikar itu, setelah selesai dipanggilnya Kim Bum

“Kim Bum, makanan sudah siap!” ucapnya. Kim Bum berjalan mendekat, lalu duduk disebelah So Eun

“Kau mau makan apa?” tanya So Eun, Kim Bum menatap makanan satu per satu

“Eeemm… aku makan kue saja”

“Baiklah…tapi jangan lupa makan buah! Kau baru sehat kan?” So Eun mengingatkan

“Buah anggur ya?” ucap Kim Bum

“Boleh juga”

Begitulah mereka menikmati perbekalan yang mereka bawa. Sesekali mereka mengobrolkan hal yang tak penting sekilas, lalu diam

“So Eun… kau masih marah padaku?” tanya Kim Bum

“Apa maksud mu?”

“Aku sudah menyakitimu…”

“Benar, kau sudah sangat menyakitiku!, mengkhianati ku!” jawab So Eun

“Kau marah?” tanya Kim Bum

“Tidak…” jawab So Eun singkat, Kim Bum mengangkat kepalanya menatak So Eun yang asyik meminum air putih

“Aku murka…” lanjut So Eun, Kim Bum tersenyum sedikit

“Kalau aku minta maaf, apa kau akan memaafkanku?” tanyanya

“Sulit…” jawab So Eun singkat

“Sulit sekalikah?” tanya Kim Bum lagi, So Eun menoleh sambil membesarkan matanya, kesal dengan pertanyaan bodoh Kim Bum. Kim Bum malah tersenyum lucu

“Aku senang memlihatmu marah” ucapnya

“Ya…dan karena nya kau terus menerus selingkuh! Agar melihatku marah!” So Eun kesal

“Karena kalau kau marah, kau terlihat lucu”

“Apa?” So Eun makin mendelikkan matanya, tapi kemudian mengedip-ngedipkannya, matanya jadi perih. Kim Bum yang melihatnya jadi khawatir

“Kau  tidak apa-apa?” di hembusnya mata So Eun

“Eh… iya… ti…” perkataannya terputus, Kim Bum sadar, lalu cepat-cepat menarik tangannya dari wajah So Eun, mereka saling diam

“Ki…kita pulang saja, sudah sore…” ucap So Eun akhirnya

“Ya…kita pulang saja…” ucap Kim Bum

~ ~ ~

Malam ini So Eun dan Kim Bum berjalan-jalan mengelilingi eiffel, menara itu sibuk memancarkan cahaya dari lampu-lampu yang lengket di tubuhnya, memamerkan dengan angkuh keindahannya, So Eun dan Kim Bum dalam keadaan diam.

“Kita beli minum yuk! Aku haus!” ajak So Eun, lalu mereka menuju cefe yang ada didekat sana, duduk di meja yang menghadap langsung ke eiffel

“Aku pesan kopi susu” ucap So Eun

“Capocino…” ucap Kim Bum singkat, pelayan itu segera menuju dapur untuk mengambil pesanan

“ Kau masih marah sampai sekarang?” tanya Kim Bum lagi

“Fikirkan sendiri saja!” jawab So Eun ketus

“Sampai kapan kau akan marah?”

“Selamanya!”

“Sebenci itukah kau padaku?”

“Lebih!”

“Lalu kenapa malam itu datang menyelamatkanku?”

“I…itu karena aku masih punya pri kemanusiaan! Tak tega juga melihat seorang play boy cap sapi diinjak-injak!”

“So Eun… apa aku berdosa jika meminta satu kesempatan lagi?” tany Kim Bum berharap

“Ya…aku khawatir kau tak akan keluar dari nerakan sangking besarnya!” balas So Eun

“Beri aku satu kesempatan lagi, kali ini aku tak akan mengecewakan mu lagi…” ungkap Kim Bum, So Eun menatap mata Kim Bum yang sunguh-sungguh, ia mendengus

“Kau tak tahu bagaimana sakitnya! Susah payah aku melupakan mu! Sekarang malah minta maaf!” mata So Eun berkaca-kaca, air matanya tumpah

“Maaafkan aku… aku tahu kau sangat sakit… maafkan aku…” Kim Bum menggenggam tangan So Eun yang bergetar

“Ka…kamu lelaki terjahat yang pernah kutemui! Mempermainkan perasaan wanita seenaknya saja!” ujar So Eun melampiaskan kekesalannya selama ini

“Maaf… jadi kau mau memaafaknku?” tanya Kim Bum, So Eun mengagguk

“Ini anggukan untuk apa? menerimaku kembali atau memaafkanku?” tanya Kim Bum bercanda, So Eun mengaguk lagi

“Ini anggukan untuk apa sich?” tanyanya. So Eun jadi kesal

“Yasudah! Tidak untuk keduanya! Kau ini tak bisa diajak bicara serius!” omelnya sambil berdiri dari duduknya dan berjalan menjauh. Kim Bum tersenyum dan  ikut berdiri, mearik tangan So Eun sehingga wanita itu berbalik menghadapnya, dan  cup… bibir mereka bertemu, So Eun terkejut, tapi kemudian membalas ciuman Kim Bum, eiffel yang angkuh menatap mereka, memancarkan sinar lampunya lebih terang lagi, tersenyum… mereka melihat eiffel yang angkuh tersenyum! Pelayan cafe yang kebetulan kembali mengantar pesanana melihat mereka dan berkata

“Wow…”

Kim Bum dan So Eun mengakhiri ciumannya, mereka terkejut melihat pelayan itu disebelah mereka dan menatap tak berkedip, pipi mereka memerah malu, saling membuang muka. Pelayan itu tersenyum lalu berkata

“Just continue your kiss please…” yang membuat pipi keduanya makin memerah. Ternyata pelayan itu aneh juga, ia langsung memutar keras lagu emilia yang berjudul ‘Kiss by kiss’

~ ~ ~

Kim Bum dan So Eun kembali ke Seoul dengan damai, tak ada acara tak menyapa lagi, malah mereka semakin mesra saja. Kedua orang tua dari kedua belah pihak senang tak kepalang, melihat rencana mereka berhasil. Kim Joon dan Sin Hye, walau masih bingung turut senang, akhirnya pertikaian kedua soulmate itu tidak berakhir di meja hijau ?( hah? Emang mereka udah nikah?)

“Wow! Kalian makin lengket aja!” goda Sin Hye

“Ya…aku salah sekali pernah menyakitinya, kini aku baru merasakan bahwa aku tak bisa hisup tanpanya” ucap Kim Bum tanpa segan-segan memeluk So Eun didepan Kim Joon dan Sin Hye. Sin Hye menatap mereka dengan mata berbinar, Kim Joon menyahut

“Lihat…kami juga makin mesra… iya kan Sin Hye…” tak mau kalah dipeluknya pinggang Sin Hye dari belakang, Sin Hye terkejut dan mencubit mesra lengan Kim Joon

“Kau ini… selalu tak mau kalah…”

“Kami juga begitu…” Min Ho datang menggandeng Hye Sun

“Datang ya, kami akan menikah satu bulan lagi…” ujarnya. Kim Bum, So Eun, Kim Joon dan Sin Hye serempak menoleh

“Min Ho… Hye Sun…” ucap mereka seperti dikomando. Keduanya, Hye Sun dan Min Ho tersenyum

“May us join you all?” tanya Hye Sun

“With all my pleasure…” ucap So Eun tersenyum

“Oh ya… kita belum kenalkan ya? Ini Min Ho, pacar Hye Sun” ucap Sin Hye

“Hai…” mereka saling bersalaman

“Oh ya… aku punya ide bagus, bagaimana kalu kita pergi jalan-jalan ke taman bermain?” usul Kim Joon

“Boleh juga…” sambut yang lain

“Tumben kau mengajak bermain… biasanya kau tak pernah romantis” ujar Sin Hye, semua tertawa

“Waahh… kasihan Sin Hye

“Eeehh…bagaimana ya?” Kim Joon garuk-garuk kepalanya yang tak gatal

“ Pokoknya kita ke sana ya?” ujarnya akhirnya

“Baiklah… tampaknya menyenangkan…”

~ ~ ~

Satu bulan telah lewat dengan aman dan damai…tak ada agin, tak ada hujan, yang berarti tak ada halangan sama sekali, acara pernikahan berlangsung, kali ini pernikahannya lebih meriah lagi, tiga kali lipat dari rencana karena pasangan pengantinnya entah mengapa menjadi tiga kali lipat juga…

“Hhhhfff…” So Eun menenangkan dirinnya

“Glek!” Sin Hye menelan ludahnya, menahan gugup

“Hhhhhffff….” Hye Sun mengambil nafas

Tiga pengantin wanita diiringi appa masing-masing keluar dari sebuah pintu yang sangat besar, menuu pasangan masing-masing di hadapan seluruh orang. Semua mata tertuju pada mereka, memandang kagum dan bingung juga, baru pertama kali mereka menghadiri pernikahan dengan tiga pasangan sekalingus yang menikah, pernikahan terunik abad ini!

Setelah sampai di dekat ketiga mempelai lelaki, mereka diserahkan kepada pasangan masing-masing, acara dimulai akad dimulai…

~ ~ ~

Tiga tahun berlalu…

“Bumsso… jangan main jauh-jauh…” teriak So Eun khawatir melihat putranya yang sangat tampan itu (mirip appa nya) berlari kiri-kanan mengejar kupu-kupu, disebelhnya berdiri putri Hye Sun dan Min Ho, namannya Lee Su Min (hah? Apaan tuh?) ikut mengejar kupu-kupu. Hye Sun mengawasi juga dari jauh, disebelah So Eun. Tiba-tiba dari belakang datang seorang anak lelaki lagi, ia adalah putra Sin Hye dan Kim Joon, berlari  kencang kearah Bumsso dan Lee Su Min dengan jaring ditangannya yang kuat untuk anak seusianya

‘Hup…!!!’ sekali ia melayangkan jaringnya kupu-kupu itu langsung dapat tertangkap

“Yeee…!!! hebat!” jerit Sin Hye yang sudah berada di sebelah Hye Sun dan So Eun

“Lho? Kapan datang?”

“Baru saja! Hebat! Anakku hebat!”

“Persis seperti appa nya ya!” ujar Hye Sun tertawa

“Aku khawatir mereka jatuh” ungkap So Eun

“Tenang saja…biarkan saja mereka berkembang di dinia nya… jika kita menahannya terus mereka tidak akan jadi anak kreative” ujar Sin Hye

“Benar juga…” So Eun mengangguk membenarkan

Ditaman Bumsso, Lee Min, dan Kim Joon generasi kedua(tak dapat ide lagi buat nama, kalau Kim Joo Sin cocok nggak untuk nama laki-laki, nggak kan?) memasukkan kupu-kupu tadi kedalam toples yang sudah dilubangi, dengan ini sudah tiga kupu-kupu yang mereka tangkap, mereka berbaring di rumput sambil mengamati kupu-kupu itu dengan mata berbinar.

“Omma…” panggil Kim Bum,  So Eun menoleh

“Oh…appa…” So Eun berjalan mendekati Kim Bum, (omma dan appa sekarang panggilan mereka untuk satu sama lain)

“Bagaimana, sudah bertemu dengan putraku?” tanya Kim Joon yang berdiri disebelah Kim Bum, So Eun menunjuk ketengah taman, tampak ketiga bocah itu sedang asyik bercakap dengan bahasanya sendiri-sendiri, para ibu dan  ayah itu tersenyum

“Sseperti kita dulu…” ucap Min Ho memeluk pinggang Hye Sun

“Ya… persis sekali! Akhirnya yang tampaknya paling dewasa juga anak Kim Joon” lanjut Kim Bum

“Ha ha ha… kau ini!”

~ ~ ~

Bumsso sudah terlelap di alam mimpi, So Eun menyelimutinya penuh sayang. Kim Bum datang dan memeluk So Eun dari belakang

“Appa…” ucapnya pelan, Kim Bum mendekatkan wajahnya mesra, menyentuh wajah halus So Eun dengan jemarinya, lalu mencium bibir So Eun hangat, diluar bulan purnama sempurna memperhatikan dengan mengulum senyum, keluarha bahagia… batinnya…

NB. Akhirnya cerita siquel You Are My Love kelar juga ( walau Cuma 3 part), gimana tanggapan reader? Author nggak tega buat cerita sad ending buat Kim Bum dan So Eun, author merasa bersalah jadinya… Oh ya, kalau cerita sad ending rencananya author buat Kim Bum dan So Eun akhirnya meyaari bahwa mereka saling membutuhkan, jadi saat itu hujan, So Eun sedang berlari menuju taman tempat Kim Bum menunggunya, tapi sayang… di jalan ia ditabrak mobil dan meninggal, sedang Kim Bum yang menunggu di taman ditikam seseorang yang suka sama So Eun, tapi ditolak karena So Eun masih sayang Kim Bum, ia terjatuh di tengah hujan, semua rasa menysup ke hatinya, belum sempat minta maaf sama So Eun, sementara So Eun meninggalakan dunia dengan air mata terakhir yang ia keluarkan karena tak sempat bertemu Kim Bum untuk yang terakhir kalinya, nyawanya terbang ke angkasa, disana ia betemu seseorang, mirip dengan Kim Bum, nyawa mereka saling menatap dari jauh, kemudian salang tersenyum, ternyata walaupun sudah meninggal, mereka masih bisa bertemu di surga…

~ ~ ~

Tags: , , , , ,

14 responses to “You Are My Love part 3”

  1. vanqueen says :

    kok cpet bnget…. tpi g pa2 slut bwt author….
    daebak….

  2. merli says :

    ahhhhhhhhhhh kalo cerita sad ending sedih banget , ga tega …
    hah selesai ya ?? ceritanya seru banget , aku kesel banget sama kim bum yang babo .
    ternyata hyesun & kim bum ga pernah ciuman karena kim bum emang ga cinta kali ya sama hyesun cuma sebetas sayang aja ..

    author di tunggu loh karya selanjutnya 🙂

  3. kikey says :

    Awal ceritanya menyebalkan, si hye sun egois banget. Kim bum udah rela mutusin so eun, eh dianya jg minta putus. Tp gapapa, akhirnya kim bum sm so eun pasti bersatu *elaaah bahasanya* haha. Keren author endingnya, untung ga sad ending, ga tega hehe. Bikin special part nya dong thor hehe. Ditunggu ff slanjutnya 😀

  4. Indah_ELF says :

    Udah selesai …
    gg apa2 dech bgus crita’a awal2’a agak ngeblin …tpi untung kim bum ma so eun brsatu …
    Ywdh d’tngu krya slanjuT’a …

  5. Sary aj0w says :

    S0ry th0r..tp aQ kurang sreg ma part ini..kesan’y s0eun gampangan bgt lgsg bisa mf in kmbum..!Dan bwt kim bum smpe part ini brakhir pun aQ pek tetap hate t0k0hnya di nie ff..trkesan gak tau diri!mian,aq kument jujur..
    Tp jgn st0p brkarya,gya pnulisan auth0r bgus+bsa dmgerti

  6. bismania luph bumsso says :

    kereeeeeeeeeeeeeeeeeen,……………

  7. rizkyapratiwi says :

    sumpah keren banget ceritanya
    Author hebat … Ksih 100 jempol bwt author

    Untung gk jd bwt sad ending kan Soalnya kahirnya sedih banget
    Gk tega bacanya ….

    Bikin part specialnya dong auhtor …

  8. amniminry_anis says :

    daebak author..!!! *tepuk tangan*
    awalnya bikin kesel, tp akhirnya semua happy ending

  9. mey_kimeun says :

    mantaaaaaap bener ceritany..
    walaupun cuma 3part tapi seruuu..
    makasih uda mo nerusin..dari pada berhenti ditengah jalan..
    iyakan..
    faithing chingu..

  10. dhia says :

    hahaha… thanks kalau semua menikmati… waahh… kim bum jahat ya? nggak apa-apa donk, kan nggak nyata… he he..
    author seneng banget ada yang mau kasih comment, kritik, dan sarannya…
    terima kaih buat seluruh reader yang udah baca dan comment ff ini…
    thanks semua…

  11. charlotte says :

    ceritanya sedihh:'( tapi jempol buat author nya!! keren abis, tetap berkarya yaa;p

  12. annisa hourai says :

    mmm kurang panjangggggggg
    tp nggak papa yg pnting happy ending 😉 😉 😉

  13. SintiaBumsso/@SintiaBumsso17 says :

    Keren thorr like it pokonyaaaa tdnya tuh udh gemes tuh sama si Bum pngen jitak ehhh tp sbg Bumies yg baik saya urungkan niat itu xD , Aduh Sso hatimu baik bgt udh disakitin Bum tp msh memaafkannya itulah Kekuatan Cintaa yeaaa sebagai Bummies Angel sekaligus Mates yg Setia hehe saya dkung mereka dn dkung Author2 dmn pun brda agar ttp berkarya semangat all aaauuthorrr :):):)

  14. anes tia says :

    wahhhhhhhhhh seru cerita kirain langung ending tapi ternyata ada konflik membuat tambah menarik dan membuat tambah mesra hehehehe

Leave a comment