Memories In Christmas Eve (Story 12)

Author: ashillach  (gladisapr)

Main Cast: Kim So Eun, Kim Bum

Cast: Kim Joon, Lee Min Ho, Im Yoona, Jung Il Woo, Park Shin Hye, Yoo Seung Ho, Song Ji Hyo

Genre: friendship, family, romantic

Type: Chaptered


Disclaimer: Semua cerita, karakter, setting, alur, dll adalah milik dari masing-masing author. Author sama sekali tidak terkait dengan pemilik, pencipta, atau produsen dari setiap media apapun. Tidak ada pelanggaran hak cipta dimaksudkan. Untuk tokoh Kim Bum, Kim So Eun, dan artis lainnya, bukan milik author, tapi milik orang tua, keluarga, dan agensi mereka. Author memakai mereka hanya untuk keperluan cerita.

 

Cerita yang ditulis hanyalah fiktif belaka. Apabila ada kesamaan merupakan hal yang tidak disengaja.

 

Annyeong!!! Haloha!!!!

Akhirnya, setelah sekian lama tidak muncul…cerita ini bisa dilanjutkan kembali. Dan pertama-tama, author mau ngucapin terima kasih banyak untuk adminnya yang tetep setia mempost berbagai ff sekalipun jadwalnya padat. *Admin tetep semangat ya!!! >.<

Dan untuk readers juga, makasih bagi yang mau menunggu lanjutan ff ini. Author juga akan berusaha sebaik mungkin untuk membuat cerita yg bagus supaya kalian gak kecewa. Makasih ya ^^

This is the story and enjoy it:

 

                                                            ##############

Author POV

“Ya, Bum! Ada apa denganmu hari ini?” tanya Il Woo yang sejak tadi berjalan beriiringan dengan Kim Bum

Kim Bum masih tidak menyahut membuat Il Woo mulai kesal “Ya! Kim Sang Bum!” panggil Il Woo. Panggilan Il Woo itu sepertinya cukup untuk membuyarkan pikiran Kim Bum.

“Oh? Ani, Anieyo.” Jawab Kim Bum singkat. Il Woo masih menatap Kim Bum dengan tatapan menyelidik “Apa kencanmu dengan So Eun kemarin tidak menarik?” tanyanya.

Kim Bum tersenyum tipis “Siapa bilang itu kencan? Tidak ada apa-apa, tidak perlu cemas” jawab Kim Bum sekaligus menenangkan Il Woo. Il Woo masih tidak yakin akan jawaban yang diberikan oleh Kim Bum itu, tapi akhirnya dia tersenyum dan mengangguk “Geure, arasso. sudah ya. Sehabis ini aku ada jadwal pemotretan, aku duluan ya” ujar Il Woo sambil menepuk pelan punggung Kim Bum dan berjalan menjauhi Kim Bum. Kim Bum tersenyum tipis dan melambaikan tangannya.

Kim Bum mendesah dan memasukkan tangannya ke dalam saku. Tidak, sebetulnya keadaannya sedang ada apa-apa. Dirinya sedang banyak pikiran sekarang.

Kim Bum kembali mengingat kejadian tadi malam, saat dirinya hampir meninju Kim Joon…..

 

FLASHBACK

Kim Joon hanya mengangguk dan menjawab dengan datar “Ya, aku sudah tahu dari awal” jawabnya yang membuat pikiran Kim Bum menggelap seketika.

 

Sedetik kemudian, dia baru menyadari bahwa tangannya sudah menarik kerah baju Kim Joon kuat-kuat dan mengepalkan tangannya. Kepalan tangannya itu hampir saja mendarat di pipi Kim Joon, tapi Kim Bum masih menahannya “Kalau kau sudah mengetahuinya sejak awal, untuk apa kau masih mendekatinya? Bahkan, sampai mengaku kalau kau bocah malam natal itu? kau tahu seberapa keterlaluannya itu hah?!” ujar Kim Bum dengan suara tertahan. Sebetulnya dia ingin membentak Kim Joon saat itu, tapi sekali lagi, ditahannya. Karena ia takut orang tuanya akan tahu dan naik ke atas untuk melerai mereka berdua, yang pasti akan membongkar acara menguping Kim Bum tadi.

 

Kim Joon masih tetap memasang tampang datar “Apa So Eun sudah memberi tahukannya padamu?” tanyanya.

 

“Itu tidak penting! Jawab pertanyaanku dulu! Untuk apa kau mengatakan kalau kau bocah malam natal itu kalau ternyata justru kaulah yang membunuh orang tuanya?” ujar Kim Bum mengulang pertanyaannya.

 

“Kenapa tidak? karena aku menyukainya…” jawab Kim Joon santai. kesabaran Kim Bum sudah habis mendengar jawaban Kim Joon barusan. Sedetik kemudian, tangannya sudah sukses meninju Kim Joon hingga dia terjatuh.

 

“Itu bukan alasan! Apa maksudmu sebetulnya hah?!” bentak Kim Bum, kali ini dia sudah benar-benar tidak peduli, jika orang tuanya naik ke atas dan mengetahui kalau dia menguping pembicaraan mereka, itu tidak lagi jadi soal menurutnya sekarang.

 

Kim Joon bangkit dan mengelap darah dari sudut bibirnya “Justru karena aku yang membunuh orang tuanya-lah, aku melakukannya” jawabnya

 

Emosi Kim Bum berhenti sesaat “Maksudmu?” tanyanya bingung.

 

“Untuk apa kau menanyai hal tidak penting seperti itu? ini tidak ada hubungannya denganmu sama sekali kan? Kenapa tidak kau urus saja masalahmu sendiri? “ ujar Kim Joon

 

Emosi Kim Bum mulai menjadi-jadi lagi. dia kembali menarik kerah baju Kim Joon dengan kasar “Jawab saja pertanyaanku!” bentaknya.

 

“Kalau kau tahu alasannya? Apa yang akan kau lakukan? Memberi tahukan hal itu padanya? Untuk apa? Agar So Eun jadi menyukaimu? Kau tahu atau tidak pun, tidak akan ada yang berubah kan?” tanya Kim Joon beruntun dengan santai, tapi masih cukup terlihat jelas, kalau matanya juga berkilat-kilat emosi.

 

Kim Bum diam beberapa saat, membiarkan Kim Joon melanjutkan kata-katanya “Kenapa? Apa sudah kehabisan kata-kata?” tanya Kim Joon lagi seperti menantang.

 

“Apa kau pikir kesalahanmu akan berkurang dengan mengaku sebagai bocah malam natalnya?” lanjut Kim Bum

 

Kim Joon mengangguk pelan “Ya” jawabnya singkat.

 

“Kau sendiri juga tahu kalau itu tidak akan mengubah apapun kan? Untuk apa kau masih mengatakannya pada So Eun? Itu juga tidak akan mengubah apapun, kau masih tetap saja orang yang sudah membunuh orang tuanya….”

 

“Lalu, kau mau menyalahkanku?” potong Kim Joon. “Kau sudah merasa hebat ya? kenapa? Apa So Eun juga sudah menyukaimu, sehingga kau berhak untuk ikut menyalahkanku? Apa selama ini kau pikir hanya kau saja yang menderita, karena memiliki ibu dan saudara tiri, yang menghalangi ayahmu untuk berbaikan dengan ibumu?” lanjutnya.

 

Kening Kim Bum berkerut-kerut “Untuk apa kau membawa ibuku? Ini masalah kita!” bentaknya lagi.

 

“Karena kejadian itu juga, orang tuaku tidak jadi berbaikan. Dan tepat hari ini, ayahku meninggal. Kau tahu karena apa? Kecelakaan lalu lintas saat mengejar So Eun yang sudah akan dibawa kembali ke Busan. Orang tuaku begitu menderita karena merasa bersalah. Apa kau masih berpikir kalau dirimu lebih kasihan?” tanya Kim Joon

 

“Jadi, apa kau mengatakannya untuk balas dendam pada So Eun?”

 

“Awalnya juga aku tidak tahu kalau dialah anak itu. tapi aku menyukainya, itu memang benar. Setidaknya, sampai sebelum sesaat kau datang mengacau, karena kau juga menyukainya. Kupikir, apapun yang terjadi, setidaknya aku masih bisa menahannya dengan mengatakan kalau akulah bocah malam natal itu. tapi semuanya berantakan karena kau tiba-tiba pulang dari Jepang. Kalau kau tidak melakukannya hari itu…”

 

“So Eun sudah tahu siapa bocah itu. Lee Min Ho-lah bocah itu. apa… awalnya kau berpikir aku bocah itu? mengingat aku membuat sebuah lagu berdasarkan cerita novel?“ potong Kim Bum.

 

Kim Joon melebarkan matanya, seperti terkejut. Tapi kemudian sikapnya kembali seperti biasa “Ya, kupikir itu awalnya kau.” Jawabnya santai.

 

“Tapi, tetap saja itu tidak bisa jadi alasan. Apapun yang terjadi, kau tidak bisa sekejam itu mengaku-ngaku…”

 

“Dengan begini sudah jelas kan, siapa penghancur harapan seseorang yang sebenarnya?” potong Kim Joon, Kim Bum mengerutkan dahi karena heran. “Kau pernah bilang, kalau kau adalah orang yang menghancurkan keluarga impianku. Kenyataannya, itu memang benar. Kau sudah menghancurkan keinginanku.“  lanjutnya.

 

“Aku bersyukur sudah melakukannya. Menghancurkan impian jahatmu” jawab Kim Bum dingin menanggapi kata-kata Kim Joon

 

“jadi, apa sekarang kau makin membenciku?” tanya Kim Joon dan tersenyum tipis

 

“Ya. kupikir aku tidak akan pernah bisa menghentikan kebencianku padamu”jawab Kim Bum

 

Kim Joon mendengus “Tapi, pada dasarnya, tidak ada yang namanya ‘keluarga impian’ di rumah ini” gumamnya

 

“Maksudmu?”

 

Kim Joon kembali mendengus “Kau benar-benar masih anak-anak, Bum. Banyak sekali yang tak kau ketahui. Apa kau tidak tahu, kalau ibuku adalah kakak sepupu ayahmu?”

 

Kim Bum bertambah heran, apa lagi ini? “Apa maksudmu?” tuntut Kim Bum

 

“Ayahmu menikahi ibuku bukan karena cinta atau apa pun. Aku sendiri masih tidak mengetahui alasannya, yang jelas bukan karena itu. apa kau pikir masuk akal bagiku untuk memikirkan tentang ‘keluarga impian’ di sini? Bagaimanapun juga, hal itu tak akan pernah terjadi di rumah ini” jawabnya.

 

Kim Bum menelan ludah, benar-benar kehabisan kata-kata. ‘Jadi itu alasan kenapa ayah memanggilnya Noona?’ pikir Kim Bum. Mereka saling bertatapan beberapa saat, tatapan emosi yang kosong, tidak mengandung kalimat apapun. Sampai akhirnya…

 

“Jadi, apa sebetulnya kau dendam pada So Eun?” tanya Kim Bum setelah beberapa saat

 

Kim Joon masih menatap Kim Bum beberapa saat, belum sedikit pun menjawab pertanyaan Kim Bum tadi, “Kenapa kau begitu peduli tentangnya? Bukannya selama ini justru kau yang selalu membuatnya susah?” jawab Kim Joon balik bertanya.

 

Kim Bum baru saja membuka mulutnya untuk membentak Kim Joon, tapi kata-kata apapun yang ingin dikatakanny, itu tidak sempat terucap. Karena… BRUAGH! Kim Joon balas meninju Kim Bum hingga dia terjatuh

 

“Kalau memang peduli, bukannya lebih baik untuk menjauh?” lanjut Kim Joon

 

Kim Bum langsung berdiri dan balas meninju Kim Joon hingga ia pun terjatuh. Tidak ada yang dikatakannya sedikit pun, matanya hanya menatap kosong sosok Kim Joon yang telah roboh di hadapannya dan  kini tengah merintih kesakitan.

 

“KIM SANG BUM! Apa yang kau lakukan pada kakakmu?!” bentak ayahnya yang ternyata sudah berada di atas. Kim Bum menatap ayahnya dan Kim Joon bergantian, lalu langsung masuk ke kamarnya, ia membanting pintu kamarnya dengan keras. Dan ia menguncinya, tidak peduli berapa kali ayahnya menggedor-gedor pintu kamarnya menyuruhnya keluar……

 

 

END FLASHBACK

Kim Bum mendesah pelan mengingatnya. Sejak tadi ia masih tidak bertemu muka dengan Kim Joon, karena tadi pagi dia langsung saja pergi tanpa sarapan di rumahnya. Entah kenapa, dia sendiri merasa takut untuk bertemu Kim Joon.

Dia menatap keluar jendela koridor, ke arah lapangan. Dia melihat di lapangan sedang ada Lee Min Ho dan gadis yang menjadi topik masalah di antaranya dan Kim Joon, Kim So Eun. Kim Bum melihat Min Ho melepaskan syalnya dan memakaikannya pada So Eun, lalu setelah itu dia berjalan mendekati So Eun sambil memegang kedua pipinya, membuat wajah gadis itu merona merah.

Sulit bagi Kim Bum untuk tidak merasa cemburu, tapi dia masih bisa memasang ekspresi datarnya. Dia pun kembali melanjutkan jalannya tanpa arah dan tujuan yang jelas.

Tanpa sadar, kakinya membawanya keluar gedung sekolah dan berjalan ke arah lapangan. Dan ketika ia sadar, kakinya sudah berhenti di hadapan gadis yang diperhatikannya dari tadi, kini tengah berdiri di hadapannya dengan mata bulat besar penuh dengan tatapan bertanya-tanya

“Ada apa denganmu Sonbae? Sakit ya?” tanya So Eun, tapi setelah itu… “Hachimm!” justru dialah yang bersin

“Bukannya kau yang sedang sakit?” jawab Kim Bum balik bertanya

So Eun langsung cengar-cengir tidak jelas dan menggosok-gosok hidungnya “Hehe” ujarnya tanpa tampang berdosa sedikit pun. Tiba-tiba matanya menangkap bekas luka kecil di sudut bibir Kim Bum, hasil dari pukulan keras Kim Joon semalam

“Sonbae! Ada apa dengan bibirmu? Kau habis berkelahi?” tanya So Eun terkejut dan langsung berjalan mendekati Kim Bum, tangannya terangkat dan terarah ke bibir Kim Bum untuk menyentuh bekas itu. Tapi Kim Bum langsung menggenggamnya untuk menahannya.

Bahkan, sekalipun wajah So Eun sudah hampir tertutupi oleh syal yang dipakaikan oleh Min Ho tadi, Kim Bum masih bisa melihat dengan jelas kalau wajah So Eun merona atas perlakuannya. Kim Bum menatap tangan So Eun yang tengah digenggamnya, sangat dingin “Kenapa kau lupa pakai sarung tangan?” tanya Kim Bum.

So Eun langsung mengerjapkan mata dan melepaskan tangannya yang dipegang oleh Kim Bum “Ah, iya. Eng… aku lupa tadi” jawab So Eun gugup

Kim Bum menatap So Eun tanpa ekspresi, membuat So Eun jadi agak risih sekaligus malu. Apa ada sesuatu di wajahnya?

“Kau mau tahu bagaimana caranya supaya bekas ini hilang?” tanya Kim Bum akhirnya sambil menunjuk bibirnya sendiri. So Eun menatapnya heran “Bagaimana caranya Sonbae?” tanya So Eun

“Pakai bibirmu” jawab Kim Bum singkat. So Eun langsung melebarkan matanya tidak percaya “Sonbae!” ujarnya dengan merona.

“Tidak mungkin kan?” gumam Kim Bum. Dia berbalik dan berjalan menjauhi So Eun.

So Eun menatap punggung Kim Bum yang semakin menjauh dari penglihatannya. “Ada apa dengannya hari ini? Kenapa… kesannya dingin sekali ya? aneh, tidak biasanya…” gumam So Eun sambil memiringkan kepalanya.

Dia menatap tangannya yang tadi digenggam oleh Kim Bum “Kenapa dia tidak memperbolehkanku memegangnya? Apa tanganku kotor ya?” gumamnya lagi. dan…”Hachimm!” So Eun kembali bersin. So Eun menyedot ingusnya pelan “Sebaiknya aku cepat-cepat pulang saja” lanjutnya sambil menggigil kedinginan. So Eun memasukkan tangannya ke dalam saku jaket panjanganya dan mulai berjalan pulang. Tanpa menyadari bahwa Kim Bum tengah balik menatapnya, masih dengan tatapan kosong.

End Author POV

Aneh. Menurutku 2 bulan ini, sikap Kim Bum Sonbae padaku sangat aneh. Tiap kali bertemu atau berpapasan denganku, tidak ada reaksi sedikit pun. Bahkan jadi terkesan seolah-olah dia tidak mengenalku sama sekali. Dan yang menurutku lebih aneh lagi, sikapnya itu melukai perasaanku. Dan itu terjadi sejak kejadian waktu pulang sekolah beberapa minggu yang lalu, sehari setelah kami habis pergi ‘berkencan’

Bukan hanya dia saja yang aneh. Kim Joon Oppa juga aneh. Dia memang tidak jadi sedingin Kim Bum Sonbae padaku, tapi tetap saja. Ada sesuatu yang berubah dari sikapnya. Sikap mereka berdua satu sama lain juga jauh lebih aneh. Tiap aku melihat mereka berdua di kantin berpapasan atau apa, biasanya Kim Bum Sonbae akan langsung menyindir atau melakukan sesuatu. Tapi ini tidak sama sekali. Entah kenapa, kupikir sepertinya sikap Kim Bum Sonbae padanya agak sedikit melunak, tidak sekeras biasanya. Aneh bukan?

Kecuali kenyataan aneh lainnya, bahwa fans Kim Bum pun jadi cukup melunak padaku. Aku sendiri juga tidak tahu kenapa, tapi sejak kejadian di pesta tahun baru waktu itu, mereka jadi seperti merasa bersalah dan jadi selalu bersikap baik padaku.

Belum cukup sampai di situ, kali ini yang rajin datang ke kelasku adalah Min Ho Sonbae. Tidak dengan maksud apa-apa sih, hanya untuk mengembalikan dan meminjam novel dariku. Yang menurutku, oke-oke saja.

Intinya, kehidupan SMA-ku 2 bulan ini, bisa dibilang sangat tenang. Hampir senormal kehidupan anak-anak yang lainnya. Aku jadi penasaran juga, apa yang membuat Kim Bum Sonbae berubah beberapa minggu ini?

Pertanyaan itu terus mengusikku, jadi kuputuskan untuk bertanya pada Min Ho Sonbae yang lagi-lagi, datang ke kelasku istirahat kali ini. “Sonbae. Apa aku boleh bertanya padamu?” tanyaku takut-takut

Min Ho Sonbae yang sejak tadi masih cukup sibuk membaca synopsis novel yang kupinjamkan padanya dengan riang, perhatiannya jadi agak sedikit terpecah dan mulai memperhatikanku. “Hm… apa?” jawabnya

Aku menggerak-gerakkan kakiku gelisah. Rasanya agak malu juga menanyakannya. Maksudku, mungkin saja masalahnya tidak ada hubungannya denganku kan? Kalau aku menanyakannya, kesannya jadi seperti seolah-olah aku mengkhawatirkannya (yang sebetulnya memang benar sih, aku khawatir)

Kurasa dia memperhatikanku “Apa… soal Kim Bum?” terkanya.

Wajahku merona seketika “Eng…kalau boleh tahu, memangnya ada apa dengannya Sonbae? Maksudku, sepertinya beberapa minggu ini sikapnya agak sedikit….”

“Lebih dingin? Aneh bukan?” potongnya, aku mengangguk. Dia pun ikut mengangguk-ngangguk “Terlihat jelas ya, bahkan olehmu. Memang sih, anak itu beberapa minggu ini sikapnya aneh sekali. Tidak hanya pada orang-orang, tapi juga padaku dan Il Woo. Mungkin sedang banyak pikiran. Menurutku sih, sepertinya dia berpikir tentang jadwalnya yang mulai padat, padahal sebentar lagi akan ujian kelulusan.” Lanjutnya. Aku menggigit bibirku sendiri, merasa tidak yakin dengan jawaban Min Ho Sonbae. Apa benar cuman karena itu?

“tapi… apa benar hari itu kalian tidak ada apa-apa?” tanyanya.

Perhtianku agak sedikit terpecah “Eh?” ujarku

“Yah… bukannya dia jadi begitu setelah kalian kencan? Mungkin saja…”

“Itu bukan kencan, Sonbae!” sergahku dengan wajah merona.

Dia tertawa jahil sesaat lalu mengangguk-ngangguk “Arasso, arasso. Intinya, memang begitu kan? Pokoknya dia jadi aneh setelah kalian pergi bersama. Jadi seharusny aku yang bertanya, apa kalian benar-benar tidak ada apa-apa hari itu? bertengkar atau apa mungkin?” lanjutnya lagi.

Aku menatapnya tidak yakin. Hari itu tidak ada apapun yang terjadi, kecuali kalau kenyataan bahwa kami terlihat seperti orang berpacaran di situ. Menurutku hanya itulah hal yang anehnya. Aku kembali mengangguk dengan wajah 100% pasti “Benar kok, Sonbae. Aku dengan Kim Bum Sonbae tidak bertengkar hari itu” jawabku

“begitukah?” tanyanya, aku menganggguk lagi.”Kalau begitu aku benar-benar tidak tahu alasannya” jawabnya.

kalau begitu, kenapa dari awal saja bilang tidak tahu? gerutuku dalam hati.

“Apa kau benar-benar mencemaskannya?” tanyanya lagi dan ‘lagi-lagi’ aku hanya menjawab “eh?”

“Pinjam ponselmu” kata Min Ho Sonbae. “Eh? Untuk apa Sonbae?” tanyaku

“Pinjam saja” lanjutnya. Aku pun memberikan ponselku padanya, dia tampak seperti mengetik sesuatu. Lalu setelah itu mengembalikannya padaku

“Aku sudah menuliskan nomor Kim Bum di hp-mu. Kalau memang sekhawatir itu, bukannya lebih baik menelpon langsung?” tanya Min Ho Sonbae sambil mengedipkan mata

Aku membelalakan mataku. “Tapi… Sonbae, aku kan tidak memintanya. Lagipula…”

“Pastikan kau menelponnya ya! dadahhh!!!” Min Ho Sonbae langsung berlari meninggalkanku. Aish, ottoke? Min Ho Sonbae ini jahil sekali sih.

Aku masuk ke kelas dengan lesu dan langsung berjalan  ke tempat dudukku. Kusadari Yoona sedang menatapku dengan tatapan jahil. Kenapa lagi dengannya?

“Ada apa, So Eun-ah?” tanya Shin Hye yang melihat raut wajah lesuku.

Aku menatapnya sesaat dan menggeleng lemah “Ani, anieyo” jawabku singkat.

Yoona langsung memutar badannya menghadapku “Kudengar kau tadi bertanya tentang Kim Bum Sonbe pada Min Ho Sonbae? Ya kan So Eun?” tanyanya jahil

Aku langsung panik dan merona, sedangkan Shin Hye ikut terkejut “Eh? Jeongmalrieo?” kata Shin Hye.

Aku menatap Yoona dengan tatapan menuduh, sedangkan Yoona menjulurkan lidahnya padaku “Hm! Aku mendengarnya sendiri tadi.” Kata Yoona dengn mantap

Aku langsung tertunduk lemas “Molla!” kataku.

“Memangnya ada apa dengan Kim Bum Oppa, So Eun-ah?” tanya Shin Hye

“Mana ku tahu” jawabku lemas. “Benar kan kataku, kau itu meyukainya, Kim So Eun!” ujar Yoona.

Aku langsung menjitaknya, kenapa sekarang dia jadi sangat menyebalkan sih? “YA, Im Yoona! Aku sedang malas membicarakan hal itu denganmu sekarang. Berhentilah, ini juga tidak ada hubungannya dengan suka atau tidak” gerutuku.

Yoona meringis kesakitan “Miyanh, kan hanya ingin bercanda. Kau sendiri juga jadi aneh, Sso-ah! Apa kau tidak merasakannya? Kau jadi sering terlihat lemas begitu gara-gara kau merasa dia mencuekimu. Kalau memang khawatir, kenapa tidak tanyakan langsung saja pada orangnya?” oceh Yoona panjang lebar

Shin Hye memandang kami berdua bergantian “Memangnya ada apa sih?” tanyanya terlihat makin penasaran

Yoona mendekatkan wajahnya ke wajah Shin Hye “Apa kalian fans-fansnya tidak merasakannya sedikit pun? So Eun yang anti fans-nya saja tahu. Kim Bum Sonbae jadi jauh lebih dingin daripada biasanya” jelas Yoona. Shin Hye mengangkat bahu “Tentu saja, kalau menurut kami sih, tidak ada yang berubah. Sikapnya memang biasanya dingin kok” jawab Shin Hye

“Yah… menurut salah satu orang ‘terdekat’nya sih…” kurasa Yoona memandangku ketika mengatakan ‘orang terdekat’. Apa maksudnya hah? “Sikapnya jauh lebih dingin daripada biasanya.” Lanjutnya. “tapi, Sso-ah. Yang jadi pertanyaannya sekarang, kenapa kau jadi ikut khawatir?” kali ini Yoona bertanya padaku

“Entahlah, aku sendiri juga tidak yakin.” Jawabku bingung

“Apa mungkin penyebabnya juga karena So Eun?” terka Shin Hye. Aku menggeleng “Sepertinya tidak, Shin Hye-ah. Soalnya, sikapnya yang seperti itu juga ditunjukannya pada Il Woo Sonbae dan Min Ho Sonbae” bantahku.

Yoona bersorak tiba-tiba “Ah! Tapi bisa saja kan, mungkin memang benar-benar ada hubungannya denganmu. Dan lagi, kau bilang sikapnya jadi seperti itu sehabis kalian pergi berkencan kan?” ujarnya.

“Eh?! So Eun dan Kim Bum Oppa kencan? Kapan?” tanya Shin Hye girang. Aku langsung menjitak Yoona lagi “YA! kan sudah kubilang itu bukan kencan, Yoona” ujarku. Aduh… kenapa kami jadi seperti bergosip sih?

Tapi Yoona masih saja terus melanjutkan kata-katanya, sepertinya jitakan ku tidak berpengaruh apapun padanya “Hm! Mereka berkencan liburan kemarin. Apa mungkin dia jadi diam begitu karena sedang bersiap menembakmu Sso-ah? He… akhirnya saudaraku punya pacar juga” ledek Yoona diiringi tawa Shin Hye. Aku ingin menjitaknya lagi, tapi rupanya sudah ada yang menggantikanku.

Seung Ho yang sejak tadi duduk di samping Yoona, menjitaknya dengan amat-sangat keras sampai Yoona berujar “Aw!” saking sakitnya

“YA! Kenapa kalian bertiga berisik sekali sih? Bisa tidak kalau mau bergosip di tempat lain saja?” bentaknya.

Yoona meringis lalu langsung balas menjitak “YA! Siapa suruh juga kau duduk di sini hah?! Kenapa tidak kau saja yang pergi kalau tidak mau mendengar obrolan kami?” balas Yoona

“Aku juga tidak niat duduk di sampingmu! Kalau bukan karena Songsenim yang menyuruh, aku sudah lama kabur dari tempat duduk ini” ujar Seung Ho dan kembali melanjutkan kegiatannya, sepertinya dia sedang mencatat sesuatu.

Yoona mencibir “Memangnya kau sedang buat apa sih?” tanya Yoona

“Menyalin catatan biologi anak kelas 10-C” jawab Seung Ho singkat. Shin Hye mengernyitkan dahi, heran “Heh? Untuk apa?” tanya Shin Hye

Seung Ho masih sibuk menulis “Kudengar sepertinya sehabis ini akan ada ulangan biologi mendadak. Dan katanya bahannya tidak ada di catatan kita, adanya di catatan anak kelas 10-C yang sudah mempelajarinya terlebih dahulu” jawab Seung Ho

Aku, Yoona dan Shin Hye langsung terkejut “Mwo?!” ujar kami bertiga berbarengan. Aku dan Shin Hye langsung sibuk merogoh tas kami untuk mengambil catatan biologi. Aish, yang benar saja. Ulangan biologi dadakan? Sial! Aku belum belajar apapun sama sekali.

“Ya, Seung Ho-ah! Pinjamkan catatan itu padaku! Aku harus cepat-cepat buat contekan!” desak Yoona panik, dia langsung merebut buku yang tengah dipegang oleh Seung Ho

Seung Ho menariknya balik “YA! Apa pikiranmu hanya membuat contekan saja? Kalau begitu nanti dulu, aku harus cepat-cepat mencatat, supaya bisa belajar!” ujar Seung Ho.

Aku dan Shin Hye saling bertatapan sesaat dan kemudian kembali memandang aneh 2 orang di depan kami yang sedang sibuk memperebutkan sebuah buku tulis “Ya! berhentilah kalian berdua!” suruhku.

Tapi mereka malah balas membentak “Tidak mau!” kata mereka berdua barengan. Aku jadi terdiam. Mereka berdua sebangku dan sangat kompak, ya. -_-‘’

Kupandangi seisi kelas, aku baru sadar kalau sejak tadi hanya kami bertigalah yang terlihat santai mengobrol. Ternyata yang lain sedang sibuk mencatat, menghafal dan bahkan ada juga yang seperti Yoona, menyiapkan contekan. Sisa waktu istirahat itupun akhirnya kugunakan untuk menyalin catatan dan belajar.

#############

Gawat! Aku hampir telat masuk ke kelas tambahan hari ini. Aku berlari-lari pelan menuju ruang musik sambil membawa tasku. Aish, ini gara-gara perubahan jadwal piketku yang jadi hari Rabu, bertabrakan dengan jadwal kelas tambahan. Aku kembali memperhatikan jam tanganku dan menambah kecepatan lariku.

Untunglah, sepertinya Bu Ji Hyo belum datang waktu aku mengintip ruang musik dari jendela depan, itu berarti kelas tambahan belum dimulai. Aku mendesah lega dan mulai berjalan pelan menuju pintu ruang musik.

Tepat saat itu, aku berpapasan dengan Kim Bum Sonbae, membuat langkahku terhenti seketika. Sudah 2 bulan ini dia tidak masuk kelas tambahan lagi, sampai kupikir dia sudah berhenti dari kelas tambahan, tapi sepertinya belum. Dan kali ini pun, dia mengacuhkanku. Menatapku sedikit saja tidak, dia langsung membuka pintu ruang musik dan menutupnya, membiarkanku menatapnya dengan heran.

Aku menelan ludahku sendiri. Kenapa aku merasa seperti dia marah padaku? Sekali lagi, hal itu seperti melukai perasaanku. Aish, ada apa sebetulnya denganku? Sudahlah! Aku tidak harus merasa seperti ini kan, saat seorang seniorku mencuekiku selama 2 bulan dan bersikap seperti dia tidak mengenalku?

Aku pun mendesah dan membuka pintu ruang musik lalu berjalan menuju meja di samping meja Shin Hye, meja untukku. Saat aku berjalan menuju mejaku, kulihat Kim Bum Sonbae duduk di meja tepat di depanku. Aku terus memperhatikannya dan tiba-tiba matanya langsung menatapku. Tatapannya itu membuatku takut, tatapan yang dingin seperti berkata ‘untuk apa kau melihatku?’

Dia langsung berdiri dan mengambil barang-barangnya lalu pindah ke meja yang lain. Aku menggigit bibirku sendiri dan duduk dengan pelan di kursiku, berusaha bersikap seolah-olah sikapnya itu tidak berpengaruh apapun untukku. Sepertinya cukup banyak tatapan mata yang memperhatikanku karena kejadian ini, terutama fans Kim Bum. Aku tidak benar-beanr melihat tatapan itu, aku terlalu sibuk menunduk agar orang-orang tidak melihat mataku yang berkaca-kaca karena sikap Kim Bum Sonbae padaku.

Bahkan aku merasa Shin Hye juga menatapku dengan prihatin “Ini maksudmu ya, So Eun-ah? Yang kau bilang sikapnya jadi sangat aneh padamu?” tanyanya.

Aku mengangkat kepalaku “Oh? Ah, iya. Tapi sepertinya memang bukan apa-apa.” Jawabku pelan. Shin Hye menatapku makin prihatin dan itu membuatku makin ingin menangis.

Bu Ji Hyo masuk ke dalam kelas dan kelas pun di mulai. Aku benar-benar tidak bisa fokus dengan penjelasan yang diberikan oleh Bu Ji Hyo. Mataku hanya menatap punggung Kim Bum Sonbae yang duduk 2 meja di depanku di barisan ujung. Masih bertanya-tanya, kenapa dia bersikap seperti itu padaku? Ada apa sebetulnya hari itu?

Aku berdiri dan permisi ke toilet pada Bu Ji Hyo, setelah Bu Ji Hyo mengizinkanku, aku langsung keluar ruang musik dan melangkah pelan menuju toilet perempuan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari ruang musik.

Aku mencuci tanganku dan menatap pantulan diriku di cermin. Apa ada yang salah dengan sikapnya yang seperti itu padaku? Sebetulnya memang iya, tidak ada yang salah. Itu kan terserah Kim Bum Sonbae mau bersikap bagaimana padaku. Bukannya selama ini dia juga selalu begitu, sikapnya tidak pernah bisa ditebak. Kalau begitu kenapa aku merasa aneh? Apa karena aku lebih terbiasa dengan sikapnya yang lama? Kalau begitu mudah saja kan, aku hanya harus kembali membiasakan diriku seperti seolah-olah aku tidak pernah mengenal siapapun itu yang bernama Kim Sang Bum, seorang penyanyi yang mempunyai banyak fans bersifat pembunuh.

“Kau harusnya begitu, Kim So Eun” gumamku pada diriku di cermin. Aih… tapi itu tidak semudah kedengarannya. Kenapa hal itu jadi begitu sulit kulakukan sih? Bukannya aku membencinya?

Aku mengusap wajahku dengan air, berusaha menghapus semua pikiran-pikiran mengenai Kim Bum Sonbae yang mengusikku. Untuk apa juga aku memikirkannya? Kalau aku terus melakukannya, berarti… aku menyukainya? Aish, tidak! pasti tidak!

Aku menepuk-nepuk pipiku sendiri “Benar, ini pasti bukan apa-apa” kataku sekali lagi meyakinkan diriku sendiri.

Ketika aku kembali ke kelas, ternyata sudah jam pulang. Ternyata aku keluar tadi waktu jam kelas tambahan hampir habis. Kelas sudah cukup sepi saat aku masuk.

“So Eun-ah, aku duluan ya?” kata Shin Hye ketika aku dan dia berpapasan di depan kelas. Aku mengangguk dan tersenyum “Oh, iya.” Aku melambaikan tangan padanya, dan dia juga ikut membalasnya.

Aku berjalan menuju mejaku dan membereskan peralatanku, memasukan beberapa buku dan kotak pensil yang tadi kukeluarkan. Sekarang di kelas hanya tinggal aku, Bu Ji Hyo dan… Kim Bum Sonbae.

Kim Bum Sonbae sepertinya sedang membicarakan sesuatu dengan Bu Ji Hyo di depan kelas. Aku tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka katakan dari mejaku, karena memang jaraknya cuku jauh. Sekitar 3 meja dari meja guru di depan kelas. Ketika Kim Bum Sonbae selesai, dia langsung berbalik dan menatapku tajam, seperti tidak setuju kalau aku menatapnya terus dari tadi. Aku langsung cepat-cepat mengalihkan tatapanku dan kembali berpura-pura membereskan barangku.

Ketika selesai, aku melangkah dengan pelan menuju pintu kelas. Aku masih ragu, apa seharusnya aku bertanya padanya sekarang? Yah… mumpung orangnya sedang ada disini. Kenapa tidak?

“So Eun, kau melamun?” tanya Bu Ji Hyo ketika aku sudah berdiri di depan kelas. Sepertinya dari tadi aku berjalan sambil menunduk

“oh? Ani, anieyo” bantahku sambil mengibas-ngibaskan tangan. Bu Ji Hyo tersenyum lalu mengangguk “Ya sudah, kalau begitu ibu pulang duluan” kata Bu Ji Hyo

Aku menunduk “Ne, Annyeong-hi gaseyo” kataku. Bu Ji Hyo tersenyum dan berjalan keluar kelas. Jadi sekarang di kelas tinggal aku dan Kim Bum Sonbae yang tersisa, membuatku semakin tegang.

Kakiku seperti membeku. Sepertinya aku tiba-tiba lupa bagaimana caranya berjalan dan menggerakan kaki. Aku tetap berdiri seperti patung di situ.

Kim Bum Sonbae hanya berjalan melewatiku dan sebelum akal sehatku kembali berfungsi… “Sonbae!” panggilku dan membalikan badanku. Aish, untuk apa aku memanggilnya? Entah apa yang kupikirkan tadi, tapi mungkin pikiranku sedang kosong tadi karena aku bisa-bisanya melakukan hal bodoh seperti ini.

Dia berhenti dan ikut membalikkan badannya, menatapku. Sikapnya itu membuatku tidak berani menatap matanya. Bukannya apa, tapi entah kenapa aku merasa kalau menatapnya, bisa-bisa aku jatuh pingsan.

Aku tetap diam beberapa saat, larut dalam pikiranku sendiri. Sampai-sampai dia melihat jam tangannya dan berkata “Kalau tidak ada yang mau kau katakan, tidak perlu memanggilku” ujarnya.

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali dan mulai gelagapan dan sekali lagi, mulutku yang super bodoh ini meluncurkan kata-kata yang bahkan belum sempat terpikir olehku tadi “Kenapa….” Sahutku membuatnya kembali membalikan badannya dan menatapku, itu membuatku terhenti lagi. apa aku benar-benar harus menanyakannya?

“Ada apa dengan Sonbae 2 bulan ini?” kataku akhirnya. Di sudut hatiku, aku merasa lega. Setidaknya ada kata-kata yang berhasil keluar dari mulutku.

“Apa hubungannya denganmu?” jawabnya balik bertanya.

Aku bingung untuk beberapa saat “Eng…itu…”

“Soal liburan kemarin jangan salah paham” potongnya. Aku mengernyitkan dahiku, “Eh?”

“Kalau kau salah paham karena hari waktu kita pergi ke Apgujeong itu, aku akan menjelaskannya. Itu hanya sekedar untuk permintaan maaf. Bukan kencan” lanjutnya.

Apa yang baru saja dikatakannya tadi? Apa dia baru saja mengatakan soal ‘kencan’ kami waktu itu? Apa hubungannya? “Sonbae, aku tidak salah paham soal itu. tapi…”

“Ini hari terakhirku ikut kelas tambahan. Dan tolong mulai sekarang bersikaplah seperti kau tidak mengenalku.” Potongnya lagi sambil berjalan membuka pintu dan menutupnya

Aku mendengus “Wah…jinja!!! Apa-apaan dia? Siapa yang dia maksud salah paham tadi? Aku? Wah…hebat sekali. Baiklah! Aku tidak akan pernah mengenal Sonbae lagi. hari di mana aku memanggil Sonbae duluan seperti hari ini adalah hari di mana aku akan lompat dari atap sekolah! Dengar itu!” teriakku kesal.

Aku bermaksud mengeluarkan semuanya ketika berteriak tadi, tapi aku tidak bisa. Aku tidak ingin menangis dan ingin menggantikannya dengan berteriak, tapi aku tidak bisa. Karena air mataku menetes perlahan dan lama-kelamaan makin bertambah deras.

Aku merasakan hal yang sama untuk kedua kalinya. Aku tidak menyatakan apapun padanya seperti waktu dengan Kim Joon Oppa dulu, tapi entah kenapa aku merasa ditolak untuk kedua kalinya. Oleh 2 orang yang masih sekeluarga, aku merasa ditolak oleh keduanya. Dan lebih parahnya lagi, sekarang aku merasa dicampakan.

Author POV

 

 

Kim Bum menutup pintu ruang musik dan berdiri kaku di depan pintu itu. dia masih bisa mendengar teriakan So Eun barusan, tapi bahkan untuk tersenyum tipis saja dia tidak bisa. Sekalipun sikapnya seperti itu, keadaannya sekarang tidak kalah sakitnya dengan seseorang yang ada di ruang musik saat ini. Apalagi waktu dia mendengar orang itu menangis, Kim Bum merasa menjadi orang yang paling jahat di dunia saat itu karena melakukannya. Tapi ini bayarannya, sebagai ganti rugi penderitaan saudaranya.

Pikiran Kim Bum begitu kosong saat itu, sampai-sampai dia tidak menyadari kalau Kim Joon sudah berdiri di hadapannya.

“Ya, Bum. Ada apa dengan So Eun?” tanya Kim Joon yang juga mendengar suara tangisan So Eun

Kim Bum seakan baru tersadar dari pikirannya saat itu dan dengan susah payah memfokuskan perhatiannya kepada Kim Joon yang tengah berdiri dihadapannya. “Tidak ada apa-apa. Aku hanya mengatakan padanya untuk tidak lagi mengenalku” jawab Kim Bum ‘terlihat’ santai dan berjalan melewati Kim Joon.

“Apa…kau melakukannya karena aku?” tanya Kim Joon pelan membuat langkah Kim Bum terhenti.

Kim Bum tidak menjawab apapun, Kim Joon kembali melanjutkan “Kalau ini caramu menunjukan rasa kasihan, tidak perlu repot-repot” lanjutnya.

Terdengar suara Kim Bum mendengus “Kau juga tidak perlu repot-repot salah paham. Ini juga tidak untukmu. Untuk apa aku merasa kasihan padamu?” tanyanya dan kembali berjalan.

Ketika sampai di belokan koridor, Kim Bum kembali melihat ke belakang, menatap Kim Joon. Dia tidak melakukan apapun, hanya menatap kosong pintu ruang musik seolah dia bisa memandangnya tembus pandang walau dan mengetahui apa yang terjadi di dalamnya.

“Babo” desis Kim Bum pelan, entah ditujukan untuk siapa. Apa untuk sikap Kim Joon, atau pada tingkahnya sendiri. Tanpa dia sadari, bahwa masih ada seorang lagi yang melihat kejadian itu.

##############

“Heh? Kau tidak salah lihat kan, Jung Il Woo?” tanya Min Ho kaget ketika dia sedang bertelponan dengan Il Woo malam ini.

Il Woo mengangguk sekalipun dia tahu bahwa Min Ho tidak bisa melihat anggukannya itu “hm. Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, Kim Bum sepertinya membuat So Eun menangis. Ya…. ada apa sebetulnya dengan anak itu? heran aku…” ujar Il Woo tak habis pikir.

“Hm…” Min Ho ikut berpikir “Apa dia berusaha menjauhi So Eun karena Kim Joon?” tebak Min Ho sok tahu

“He…bukannya Kim Joon sudah menyerah? Dia kan sekarang dengan adikmu, Lee Min Jung. Apa mungkin Kim Bum tidak tahu itu?” jawab Il Woo.

Min Ho mengangguk-ngangguk “Benar juga sih. Kalau begitu pasti dia dan Il Woo ada masalah kan dengan Kim Joon, sampai sikapnya seperti itu?” terka Min Ho lagi.

Il Woo diam, bingung. Mereka berdua sama-sama bingung #author juga ikut bingung#

“Hm….” Keduanya sama-sama berpikir #author juga ikut mikir sambil nyadap telepon mereka :p# “Ah!” sahut Min Ho tiba-tiba membuat Il Woo terkejut #author juga ikut terkejut, wkwkkwk :p *plakkkk! Ini author apa-apaan sih dari tadi main ikutan aja_-‘’#

“Aku tahu bagaimana caranya untuk memancing Kim Bum” ujar Min Ho

“Eh?  Bagaimana caranya?” tanya Il Woo

Min Ho tersenyum sok misterius, sekalipun percuma karena Il Woo tidak bisa melihat senyumannya itu “Fufufu…aku akan meng-SMS-nya padamu –biar agak sedikit misterius- dan setelah itu kau baru menelponku lagi, Ok?” tanya Min Ho

Il Woo berpikir sejenak “Oklah” jawabnya dan setelah itu memutuskan sambungan.

Tak berapa lama kemudian, SMS Min Ho sampai. Ketika Il Woo membacanya, dia tertawa terbahak-bahak karena rencana yang diberitahukan oleh Min Ho itu benar-benar kocak dan jitu. Dia juga yakin kalau Kim Bum pasti akan terpancing dan mulai kembali ke sifatnya yang semula kalau rencana ini berhasil.

Il Woo memencet beberapa nomor, nomor Min Ho. Dan ketika Min Ho mengangkatnya… “Ya! Lee Min Ho! Neo jinja….! Hahaha, aku tidak tahan membacanya! Kau anak dewa iseng ya? kalau begini caranya, kita bakal benar-benar memancing singa keluar dari kandangnya dan menunjukan ekornya, hahaha” ujar Il Woo sambil tertawa.

Min Ho terkikik dan tersenyum bangga “Aish, aku ini Eomma-nya Kim Bum. Sudah 10 tahun lebih aku berteman dengannya dan setiap rencanaku untuk mengerjainya dan membongkar rahasianya itu selalu berhasil!” jawab Min Ho penuh percaya diri

Il Woo mengangguk-ngangguk “Tapi…apa kau merencanakan ini juga karena faktor kau menyukai So Eun?” tanya Il Woo

“Ya! Apa maksudmu?” jawab Min Ho balas bertanya

“Yah…aku hanya tidak ingin kau mengambil kesempatan dalam kesempitan. Kau tahu kan, begitu-begitu dia juga orang yang disukai temanmu sendiri. Intinya ini hanya sekedar pura-pura, jangan sampai kau terpikita benaran” ujar Il Woo memperingati.

“Aish, arasso! Aku tahu itu. jadi…kapan kita akan mengajak umpan untuk bekerja sama?” tanya Min Ho.

Il Woo tampak berpikir… “Em… kapan ya?”

“….”

###############

Kim Bum pulang malam hari ini karena ada jadwal pemotretan. Sampai di rumah dia langsung menuju ke dapur untuk mengambil minuman.

“Ahjumma, ayah sudah pulang?” tanya Kim Bum ketika pembantu rumah tangganya lewat.

Ahjumma tua itu mengangguk “Iya, tuan pulang tadi sore” jawabnya dan berlalu.

Ayahnya baru pulang dari luar negeri karena ada urusan bisnis selama 2 bulan. Kim Bum berjalan menuju ruang kerja ayahnya karena ada hal yag ingin dikatakannya. Ruang kerja ayahnya adalah tempat di mana ayahnya menghabiskan waktu kalau ada di rumah, selain di ruang keluarga tentu saja. Ketika akan mengetuk pintu, sayup-sayup dia mendengar suara ibu tirinya ada di dalam juga. Dan dia mendengar…

“…Kim So Eun. Besok aku sudah mempersiapkan untuk pergi menemui anak itu. sebetulnya aku ingin kita menemuinya ketika dia berada di rumahnya bersama keluarganya, tapi besok aku ada acara dan kau juga masih ada jadwal lain, jadi lebih baik menemuinya di sekolah saja.” Itulah kata-kata yang terdengar oleh Kim Bum yang dikatakan oleh ibu tirinya.

Hal ini jelas membangkitkan rasa penasarannya. Kim Bum berpikir, untuk apa kedua orang tuanya datang untuk mencari Kim So Eun? Apa…jangan-jangan untuk membicarakan masalah itu? kebakaran di hari natal waktu itu? apa mereka ingin memberi tahukannya pada So Eun? Pikir Kim Bum.

Kim Bum mengepalkan tangannya dengan raut wajah panik. Rencananya batal untuk bicara dengan ayahnya.

Sementara itu dari atas, Kim Joon memperhatikan tingkah laku saudaranya itu. dia sudah tahu soal kedatangan kedua orang tuanya besok ke sekolah. Dan melihat ekspresi Kim Bum, dia pasti menguping pembicaraan mereka tentang masalah itu. kim Joon tidak bisa menebak, apa yang ada di pikiran Kim Bum saat itu dengan raut wajah yang panik.

Kim Bum melangkah menaiki tangga, satu-satunya hal yang ada di pikirannya adalah: Dia tidak boleh membiarkan So Eun tahu kalau pelakunya adalah Kim Joon. Entah dengan cara apa, So Eun tidak boleh mengetahui hal itu. ya, harus.

…………..

End Author POV

 

 

 

To Be Continued

Kenapa gak boleh tahu? Author jadi penasaran sendiri nih, haha. Sebelumnya author mau minta maaf dulu, karena updatenya yang cukup lama. Jeongmal jesonghamnida *sambil nunduk

Ya udah, ini dulu ya. Don’t forget to leave a comment, critic and suggestion.

See you in next story! Gomawo all!!!!!!!! ^^

Facebook: Ashilla Chalpia

Twitter: @achalpia

Tags: , , , , , , , ,

33 responses to “Memories In Christmas Eve (Story 12)”

  1. DHiyah Zt DoUx says :

    wwuuuaahhhhh ,, Lgi seru” y knpa hrus TBC ??? =(
    bsa mti penasaran nihhh ..

    cpet d Lnjut ea ciiinnn ..
    q g mo mati muda krna penasaran *lebay.com*
    hehehehe

  2. owni says :

    wah, akhir’a di post juga, aku juga bingung sama sikap’a kim bum? kenapa so eun nggak boleh tau kalo kim joon pelaku’a?
    next part’a jgn lama2 ya author

  3. ambar says :

    Haaaaaaa bnr2 keren critanya. . .komplit bngt deh ngrasain konfliknya. .
    So eun jd klimpungan bngt gra2 kim bum brsikap cuex’nya ma dia,,q jd ktwa geje tiap bca bris per bris n tpi kshan jg so eun nak gtu..
    Wah q suka bngt part ini,dtgu lanjutanya y chingu,low bsa jangan lma2..

  4. JongRa Kim says :

    Chingu..
    Nextpart-nya jgn lama2 ych..

  5. Putzz ran" mouri says :

    Penasaran. . .penasaran. . .bener” penasaran. . . Apa rencAna minho trus knapa kimbum ga mw soeun tau kimj0on yg nyebApin kebAkaran. . .
    Aq ga sbr pengen bCa crita selanjUt’a. . .

  6. bisma luphz bumsso says :

    kereeen,…………
    lanjutinnya jgn lma” yh chingu……!!!

  7. Helda says :

    Nah loh nah loh ada kata TBC tanya.y bersambung. author bener2 buat ku penasaran gmana kelanjtan.y. bumppa npa kok soeun gk boleh tau ttg kbakran itu?

    ayo ayo author cpatan ngepost lanjtan.y*maksa*

    ditunggu lanjutan.y

  8. onkyu says :

    author… mw lge… suka banget ma ne ff…
    penasaran ne ma ide minho..
    lanjut ya…

  9. larasrahmaa says :

    Ff yg ditunggu, keren nih! haha
    Ayodongg kim beom sama so eun baikan uuu
    Ga tega baca yg pas so eun lg nangis 😦
    Ayo author part selanjutnya jgn lama lama yaa ASAP! 😉

  10. SaRy aj0w says :

    Tengkyuuuuuuuuuuuu bwt AuthoR+aDmin yg daH update Ff…
    seruuuuuuuuuuuu sie…
    Tp ZuzuR AQ rada gaK ngaRti DiLema antara Kim BUm+Kim JOon+Kim Soeun..PLus kasus malam nataL tu…
    AQ binguuuNg skali mencerna-nya…
    Tp yaH stiiL reading kok…
    lanjuuuuuuuuuuDD

  11. rizkyapratiwi says :

    KOK TBC SIH …. PENASRAN NIIIIIH

    lanjuuuut thor … cepetan ya

  12. qinqin says :

    speechless,ga tau harus komen apa selain,aku tunggu part selanjutnya

  13. leuni says :

    tambah seru n bikin penasan aja nih, kasihan so eun di cuekin ma kim bum.
    di tgu part slnj.ya..

  14. Beomsso says :

    Waaah akhir.a ff yang ditunggu di post juga xD
    Seperti biasa ff ini selalu kuereeeeen..
    Adik.ku memang hebat *cubit pipi shila*
    Part yang ini banyak konflik.a seruu xD
    Tapi sedih, sso kasian kenapa coba harus sso yang digituin, sso kan g salah apa2 T.T
    Next part.a cepet y dek ..
    TTD
    (Yoochun’s wife a.k.a riri #plak) hahaha

  15. enno bumsso says :

    waaaah . . .akhrna kluar jg klnjutanNa 😀
    Trnyta ribet jg yah kasus paz mlm natal ntu,ckckck
    minho pula trnyta anak kcl paz mlm natal ntu, untung dy ngalah ma kimbum *smpet was2 jg c kl soeun jdianNa ma minho*
    Ikh c kimbum tega dah bqn soeun merana gt.
    Hmm . . .pnasaran nih rencana minho-ilwo n rncana kimbum.

  16. afri says :

    makin penasaran
    kim bum kenapa begitu sih, So Eun mulai sadar suka kim bum
    minho awas terjebak keisengan sendiri

  17. Indah_ELF says :

    Seruuu …
    So eun ksihan d’cuekin, Ywdh d’tunggu k’Lanjutan’a

  18. mifta says :

    top deh!!! lanjutannya jgn lma2 y thor.. udh pnsaran soalnya…

  19. kaoru selly SangEun says :

    dah lama gx baca jdi lupa deh ma jalan ceritanya ..
    akhirnya inget lagi 🙂
    daebak ffnya .. mkin seru ja nih ..
    next part ditunggu yach jangan lama-lama ..

  20. onlee mates says :

    wahh,,,lagi asik baca mlh udh tbc,,
    aih..author ayo lanjutin dumz,,

  21. Reina Cho says :

    Ya ampun knp hrus TBC ?
    Cpetan ya d post .

  22. syawalia febriani says :

    ya lanjutin lghi donk
    kan jdi penasaran

  23. phia says :

    Author knpa gag dilanjut lagi. ,
    udah nunggu lma nie. ,
    penasaran >.<

  24. Diyah Ramadhani says :

    Author mana lanjutannya??
    Udh gk sbr nunggu nya 😦

  25. gasa says :

    author kok gak ada kelanjutannya sih??penasaran banget

  26. Selalubersama says :

    Author 😦
    lanjutin donk pliss
    🙂

  27. kholida fauziyah says :

    lanjutannya mana????

  28. SintiaBumsso/@SintiaBumsso17 says :

    Keren thor keren banget aduh si bum kok berubah kan kasain sso-nya -,-“.. Makin pnsara nih hehe .. Hmmm Minho ngerencanain fake date kah? Ahh jinjja ! Jgn smpe terpikat pesona sso yaa , krna sso milikn bum hohoho 😀

    • rut anita says :

      author kok gk ad lnjutan’y,,
      Ayooo dnk..

      Penasaran abis??

      Knp sikap kim bum jd cuek sama kim so eun,,
      Ap krna ingn melindung kim joon..( Kn ksian so eun’y nangis krna kim bum cuek):(

      Trs ap rencana min ho b’hsil dan gããќ>:/ terjebak m rencana’y itu,,
      Kalau tar min ho suka m so eun gmn..

      Knp ayh’y kim bum menikahi ibu’y kim joon??

      Trs yoona akn jd’n dgn siapa??

      Kim ki bum / seung ho??

      Dan apakah orang tua angakat kim so eun akn memaafkan kim joon??

      Smw’y bikin penasaran abisssssssssssssssssssssssssssss!!!

  29. Dayu Emi says :

    thor, lanjutin ceritanya…

  30. ainami says :

    ceritanya bagus bgt heu sayang ga dilanjut

  31. mandasari31 says :

    ceritanya bagus dan keren banget bikin penasaran,,tpi kok gk di lanjutnya

Leave a reply to ambar Cancel reply