MY PRINCESS FROM THE PAST part 8

Author : Evi Riana

Main Cast: Kim Bum , So Eun

Cast: Byun Hee Bong, Park Ji Yeon, Lee Min Ho, Kim Hyun Joong, Kim Joon, Go Hye Sun, Yoo SeungHo, Park Shin Hye, Moon Geun Young, Jang Geun Seok

Genre: Romantic/Family/Friendship/Fantasy

Type: Sequel

Disclaimer: Semua cerita, karakter, setting, alur, dll adalah milik dari masing-masing author. Author sama sekali tidak terkait dengan pemilik, pencipta, atau produsen dari setiap media apapun. Tidak ada pelanggaran hak cipta dimaksudkan. Untuk tokoh Kim Bum, Kim So Eun, dan artis lainnya, bukan milik author, tapi milik orang tua, keluarga, dan agensi mereka. Author memakai mereka hanya untuk keperluan cerita.

Cerita yang ditulis hanyalah fiktif belaka. Apabila ada kesamaan merupakan hal yang tidak disengaja.

Part 8

Geun seok berdiri dibelakang kim bum dan so eun yang sedang duduk ditaman dengan perasaan amarah. Ia teringat kata-kata terakhir kakek tua sebelum ia dibakar: “anak muda, kalau kau bertemu dengan putri itu suatu saat dan terjadi hal-hal yang tidak kau harapkan jangan salahkan aku. Kau harus menerimanya” .

“apa ini yang dimaksudkan kakek tua itu? tidak, aku tidak bisa menerima semua ini” ucap geun seok dalam hati.

“tuan putri, ayo kita kembali kedalam” ajak kim bum. so eun mengangguk dan bangkit berdiri dan saat ia menoleh kebelakang mukanya langsung pucat karena kaget melihat sosok pria dibelakangnya sedang menatapnya dengan wajah yang marah.

“tuan putri,  kau kenapa?” tanya kim bum menoleh kepada geun seok.

“kau kenal pria ini? Atau pria ini mengenalmu?” tanya kim bum. so eun hanya diam tak bisa bicara apa-apa lagi.

“tidak, ini tidak mungkin. Chang hwi? Apakah ia chang hwi?” ucap so eun dalam hati.

“lama tidak bertemu tuan putri so eun” ucap geun seok.

“Tuan putri so eun? ka..kau mengenal tuan putri?” tanya kim bum terkejut.

“500 tahun lamanya aku mencarimu akhirnya, aku bisa bertemu denganmu” ucap geun seok.

“kau? Kau benar chang hwi? Chang hwi oppa?” tanya so eun. geun seok mengangguk dan memberi hormat kepada so eun.

“tuan putri, siapa pria ini? Kenapa dia tahu tentangmu?” tanya kim bum.

“bum-ah, aku akan menceritakannya nanti. Aku ingin bicara dengannya berdua” ucap so eun. kim bum menatap geun seok dan so eun bergantian, ia pun mengangguk dan meninggalkan geun seok dan so eun berdua ditaman.

“chang hwi, kenapa kau masih ada? bukankah seharusnya kau sudah…”

“sudah meninggal maksudmu? Tua? Kakek tua itu memberikan suatu ramuan yang memanjangkan umurku sehingga aku tidak terlihat tua” ucap geun seok.

“kakek? kau bertemu dengannya juga? Tapi, kenapa kakek memberikanmu ramuan seperti itu?” tanya so eun bingung.

“karena aku yang memintanya agar aku bisa menemukanmu” jawab geun seok.

“menemukanku? Tapikan, aku…”

“so eun, kemana saja kau selama ini berada? Aku mencarimu selama ratusan tahun tapi, tak pernah bisa menemukanmu”

“kakek tidak bilang? Kau tidak tahu?”

“tidak, dia menolak memberitahuku dia hanya bilang kalau kau sudah tinggal ditempat yang aman”

“tapi, tidak seharusnya kau begini. Bukankah harusnya kau dan putri yoon bok sudah…”

“pernikahan dibatalkan. Itu keinginan putri yoon bok sendiri, seandainya kau tak lari dari istana mungkin kita bisa bersama so eun, kau menyukaiku kan?”

“i..itu dulu chang hwi. Sekarang, aku sudah tidak menyimpan rasa suka apa-apa kepadamu”

Geun seok sedikit kecewa mendengar ucapan so eun. “apakah pria itu yang kau cintai?” tanya geun seok.

“itu bukan urusanmu. Pria itu dialah yang menolong dan membantuku sehingga aku bisa berada disini”

“apa maksudmu? Memangnya selama ini kau ada dimana?”

“a…aku bersemayam didalam pohon. Kakek menawarkan sesuatu kepadaku jika, aku ingin menemukan cinta sejatiku aku harus menunggu seseorang dengan lama dan laki-laki yang berhasil mengeluarkanku dari dalam pohon adalah cinta sejatiku”

“kalau aku tahu kau ada didalam pohon, pasti aku bisa mengeluarkanmu” ucap geun seok.

“tidak mungkin bisa karena pria itu sangat berbeda dengan pria lain makanya dia bisa mengeluarkanku dari dalam pohon” kata so eun.

“kenapa tidak bisa? aku menyukaimu kalau aku bisa mengeluarkanmu aku pasti adalah cinta sejati yang selama ini sering kau bicarakan bukannya pria itu”

“chang hwi oppa, jangan bicara begitu kau tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Dari awal memang kau dan aku tidak ditakdirkan bersama kalau memang kita ditakdirkan bersama pasti tidak akan begini jadinya”

Diam-diam, kim bum mendengar percakapan antara so eun dan geun seok dari balik pintu taman. “apakah ini pria yang dulu pernah disukai tuan putri?” ucap kim bum pelan.

“chang hwi, kau dan aku sudah memiliki kehidupan masing-masing. Anggap saja kita hanyalah teman yang baru saja bertemu setelah sekian lama tidak bertatap muka” ucap so eun.

“tidak, aku tak bisa begitu. aku sudah menghabiskan hidupku selama ratusan tahun untuk menemukanmu sekarang aku sudah menemukanmu kau tidak bisa menyuruhku menjauhiku. Pokoknya sekarang kau ikut pergi” ucap geun seok menarik tangan so eun.

“chang hwi oppa, aku mohon kau harus menerima semuanya dan lepaskan aku” pinta so eun.

“tidak akan. Kau dan aku memang ditakdirkan bersama aku tak bisa membiarkanmu pergi lagi” geun seok semakin kuat menahan so eun.

“yya, kau…jangan ganggu tuan putri” ucap kim bum menepis tangan geun seok.

“jangan ikut campur sebaiknya kau pergi dan biarkan aku membawa so eun ikut denganku” bentak geun seok.

“tidak akan aku membiarkanmu membawa tuan putri. Aku tidak peduli kalau tuan putri pernah menyukaimu tadikan, dia sudah bilang kalau dia sudah tidak suka denganmu. sebagai laki-laki sejati seharusnya kau bisa menerima keputusannya dengan lapang dada” ucap kim bum.

“kau tahu apa tentang laki-laki sejati? Jangan kau pikir karena kau bisa membantu so eun keluar dari pohon kau bisa sok hebat seperti ini” ucap geun seok.

“kau terima saja kekalahanmu kalau kau memang tidak ditakdirkan bersamanya kalau kau memang ditakdirkan bersama tuan putri seharusnya kau yang bisa mengeluarkannya bukan aku” sindir kim bum.

geun seok langusung terdiam ia mengepalkan tangannya sekuat-kuatnya menahan amarahnya mereda.

“tuan putri sebaiknya kita pergi sekarang” ucap kim bum membawa so eun pergi dari taman.

“bum-ah, gomawo..” ucap so eun.

Kim bum menghembuskan nafasnya dan melepas genggaman tangannya.

“tuan putri, kau yakin sudah tidak menyimpan perasaan dengan pria itu?” tanya kim bum.

“ya, aku yakin. Sebelum, kakek memasukkaku kedalam pohon terlebih dahulu aku sudah merelakan bahwa chang hwi bersama dengan putri yoon bok. Sejak saat itu aku sudah tidak menyimpan perasaan apa-apa” jawab so eun.

“seandainya, kau bertemu dengan pria itu dan mengajakmu untuk tinggal bersamanya. Apakah kau bersedia?” tanya kim bum.

“tidak…aku sudah berjanji kepadamu kalau aku tidak akan pergi dan kalaupun aku pergi tempat untukku pergi adalah kerumahmu” jawab so eun. kim bum tersenyum lega dan memeluk so eun.

“tuan putri, kau sempat membuatku khawatir saat pria itu memaksamu ikut tadi” ucap kim bum.

“mianhae, aku akan menepati janjiku. Seorang tuan putri tidak akan mengingkari janjinya” ucap so eun.

“aku senang mendengarnya..” kim bum semakin erat memeluk so eun dalam pelukannya so eun bisa mendengar dengan jelas detak jantung kim bum yang berdetak cepat. So eun hanya bisa tersenyum senang saat dipeluk kim bum.

*****

“kakek, kenalkan ini pasanganku namanya go hyesun” ucap minho menarik hyesun.

“go hyesun? Kau gadis yang cantik” ucap kakek.

“gamsamnida presdir” ucap hyesun.

“minho, dia bukan wanita yang kau temui dinight club kan?” bisik kakek.

“tentu saja tidak. Untuk apa aku membawa wanita dari night club kemari, mau taruh dimana wajah tampanku ini” ucap minho.

“taruh ditelapak sepatumu” gumam hyesun pelan. Minho langsung menatap jengkel kearah hyesun. “kau berani bilang begitu aku akan memecatmu” ancam minho.

“haha…iya, mianhae” ucap hyesun.

“kakek, aku dan hyesun mau menyapa para undangan yang lain ya” pamit minho.

“sepertinya minho mau mengikuti jejak kim bum, baguslah kalau begitu” gumam kakek.

“ma..maaf, kau yang bernama kim joon bukan?” tanya minjung.

“ya, ahh..kau wanita itu kebetulan sekali bisa bertemu denganmu, nona minjung” ucap kim joon.

“hehe…iya. aku kesini mau minta maaf atas kata-kataku dulu kepadamu. Aku tak tahu kalau kau ini peawaris grup shinhwa seandainya, aku tahu aku tidak akan berkata kasar kepadamu dan tidak perlu menyuruhmu mengganti bajuku” ucap minjung.

“ahaha…aku mengerti kok. Saat itu memang aku sedang tidak memegang uang sudahlah anggap saja itu hanya masa lalu” ucap kim joon.

“minjung, ayo kita kembali kekamar berada disini membuatku tak nyaman” ajak somin menarik tangan minjung.

“yya, kau somin kan? Jung somin?” tanya kim joon.

“ahh, kim joon sunbae lama tak berjumpa” ucap somin.

“wah, sudah lama aku tak melihatmu. Hey, hyun joong kemari ada somin” panggil kim joon.

“ahh, jangan dipanggilkan” ucap somin.

“ada apa?” tanya hyun joong menghampiri kim joon.

“kau lihat wanita ini? Kau masih ingatkan?” tanya kim joon menunjuk somin.

“ya, sangat jelas aku mengingatnya” jawab hyun joong dingin.

“kalau begitu aku dan minjung pamit pergi. Sampai jumpa” ucap somin menarik paksa minjung pergi.

“sepertinya dia masih malu jika bertemu denganmu” ucap kim joon.

“aku tak peduli” ucap hyun joong datar.

*****

Pagi harinya….

“eonni, ayo kita turun untuk sarapan” ajak jiyeon.

“ya, aku akan turun” ucap so eun lemas.

“eonni, kenapa terlihat lesu? Kau bosan ya ada disini?” tanya jiyeon.

“tidak…aku hanya tidak bisa tidur kemarin mungkin karena baru sehari disini. tapi aku tak apa-apa. Ayo, makan” ucap so eun.

Saat, jiyeon membuka pintu kim bum sudah berdiri didepan daritadi untuk menjaga so eun agar tidak dibawa oleh geun seok.

“oppa, kenapa kau disini? tidak langsung turun?”  tanya jiyeon.

“kau duluan saja jiyeon. aku dan tuan putri akan menyusul” ucap kim bum. jiyeon mengangguk dan turun duluan.

“tuan putri, pria itu tidak mengganggumu kan?” tanya kim bum.

“tidak…bum-ah, kau sengaja ya berdiri disini agar chang hwi tak membawaku?” tanya so eun.

“i…iya” jawab kim bum gugup.

“hehe…kalau begitu kita langsung turun saja kasihan kakek nanti menunggu lama” ucap so eun.

“kim bum, so eun duduklah…ayo, makan. Sehabis ini kakek ingin mengajak kalian pergi memanah. Bagaimana?” usul kakek.

“memanah? Aku dan hyun joong berniat pergi berkuda habis ini” ucap minho.

“kakek, maafkan aku sepertinya aku dan tuan putri tidak bisa ikut. Aku berniat mengajak tuan putri ketempat lain” ucap kim bum.

“ahh, baiklah kalau begitu. jiyeon kau pergi dengan kakek saja ya” ucap kakek.

“ne, hareboji, kebetulan suzy ada disini aku akan mengajaknya juga kalau begitu” ucap jiyeon.

“aku mau jalan-jalan disekitar sini, aku pergi duluan” pamit kim joon.

“kakek, aku dan tuan putri juga pergi duluan” pamit kim bum menarik so eun.

“bum-ah, kita mau kemana?”  tanya so eun.

Langkah kim bum terhenti saat melihat geun seok berdiri didepan mereka.

“so eun, tinggalkan pria ini lebih baik sekarang kau ikut denganku” ucap geun seok.

“chang hwi, kenapa kau keras kepala sih? Aku bilang aku tidak mau” ucap so eun.

“kau dengar sendiri apa yang dia bilang kepadamu? Berhenti memaksanya atau kau akan berurusan denganku” ucap kim bum menatap tajam kearah geun seok.

“so eun, kau harus memikirkannya berulang kali kalau mau bersama pria ini. Aku jauh lebih baik darimu” ucap geun seok.

“keputusanku sudah bulat, aku tak mau ikut denganmu. lebih baik aku kembali kedalam pohon daripada ikut denganmu” ucap so eun.

“geun seok oppa, aku mencarimu daritadi” panggil suzy yang berjalan bersama jiyeon.

“oh, so eun eonni dan kim bum oppa belum berangkat daritadi?” tanya jiyeon.

“oppa, kau kenal dengan kakaknya jiyeon?” tanya suzy. geun seok hanya diam.

“kalau begitu kami pamit pergi. Tuan putri ayo” ajak kim bum.

“apakah pria disebelah so eun itu kekasihnya?” tanya geun seok.

“ne, itu oppaku namanya kim bum. Mereka pasangan serasi kan” ucap jiyeon.

“kau iri ya? Harusnya kau juga mencari pacar” ucap suzy.

“issh, jangan bicara sembarangan. untuk apa aku mencari pacar” cibir jiyeon.

“kim bum? aku tidak akan membiarkanmu dekat-dekat dengan so eun” ucap geun seok dalam hati.

____

“bum-ah, kau masih kesal dengan chang hwi oppa?” tanya so eun.

“ya, hanya sedikit. Sekarang sudah mendingan kok, laki-laki itu benar-benar pemaksa” jawab kim bum.

“mianhae, ini semua salahku….” sesal so eun.

“tuan putri, jangan meminta maaf ini bukan salahmu kau jugakan tidak tahu kalau pria itu ternyata rela menjadi abadi hanya untuk menemukanmu” ucap kim bum.

“seharusnya aku kabur dari istana saat mereka sudah resmi menikah saja karena aku putri yoon bok dan chang hwi tidak jadi menikah. Bagaimana dengan nasib putri yoon bok?” gumam so eun.

“semua sudah terjadi, rasa bersalahmu sudah telat” ucap kim bum.

“yah, aku tahu. aku memang bodoh” so eun menjitak kepalanya sendiri. Kim bum tersenyum dan mengelus kepala so eun.

“bum-ah, sekarang kita ngapain didepan pantai?” tanya so eun.

“aku tidak tahu. tuan putri kemari” ucap kim bum menarik so eun lebih dekat dengannya.

“ada apa?” tanya so eun.

“aku hanya ingin memelukmu saja karena kau sangat hangat” ucap kim bum memeluk so eun.

“bum-ah…” panggil so eun.

“ada apa?” tanya kim bum.

“hemm…kenapa jantungmu berdetak sangat kencang kalau aku berada dipelukanmu?” tanya so eun.

“be..benarkah? kau bisa mendengarnya ya?” tanya kim bum.

“tentu saja…sebentar, aku bisa mendengarnya” so eun menempelkan telinganya agar bisa mendengar detak jantung kim bum.

“wa..wajar kalau berdetak akukan juga manusia dan hidup kalau aku tidak hidup jantungku tidak akan berdetak cepat” ucap kim bum gugup.

“ya, tapi ini kencang sekali berdetaknya dan cepat sekali” ucap so eun.

“jangan kau pusingkan dengan jantungku. Jantungku mau berdetak sangat cepat seperti kuda berlari juga tidak akan kenapa-napa” ucap kim bum.

“haha…bum-ah, kau lucu sekali” ucap so eun.

****

“hey, hyun joong sudah berhenti aku lelah. Kau terus saja menang” pinta minho turun dari kudanya.

“baiklah, kita istirahat beberapa menit saja” ucap hyun joong.

“minho, wanita yang kemarin menjadi pasangan pestamu apa kau sungguh-sungguh dengannya atau hanya main-main saja?”  tanya hyun joong.

“maksudmu hyesun? Hem..dia? aku kurang tahu kau tidak tahu bagaimana kelakukannya kepadaku” ucap minho.

“kau ingin mempermainkannya saja, ya? Jangan main-main dengan perasaan wanita cobalah, serius menjalin hubungan dengan satu wanita seperti kim bum itu” ucap hyun joong.

“kau ini bisa saja menasihatiku tentang wanita kau sendiri saja tidak pernah terlihat menjalin hubungan dengan satu wanita” gumam minho.

“itu karena belum ada yang pas denganku” ucap hyun joong.

“apanya yang belum pas? Semua wanita yang dekat-dekat denganmu pasti dibilang tidak pas dengan seleramu. Seleramu memang aneh” gumam minho. Hyun joong tersenyum simpul dan kembali menunggangi kudanya.

“yya, kau ini curang sekali” teriak minho buru-buru naik keatas kudanya.

*****

“kemana aku harus pergi? Semua tempat sudah pernah aku datangi disini” gumam kim joon sambil menyetir. Ditengah jalan ia melihat minjung sedang menunggu taxi.

“nona minjung, kau butuh tumpangan?” tanya kim joon.

“bolehkan aku menumpang dimobilmu?” tanya minjung.

“tentu saja boleh. Aku tidak keberatan kalau mobilku diduduki oleh perempuan cantik sepertimu” rayu kim joon.

“haha…gombal sekali kata-katamu sudah banyak laki-laki yang bilang begitu kepadaku” ucap minjung.

“benarkah? Berarti aku harus mencari kata-kata baru” ucap kim joon.

“haha….kau ini” minjung naik kedalam mobil kim joon.

“kemana minjung pergi? Ahh, jangan-jangan dia pergi meninggalkanku” ucap somin ketakutan.

“adduh, kenapa dia meninggalkanku padahalkan aku buta jalan” ucap somin.

Hyun joong baru selesai berkuda memilih jalan-jalan tapi, ditengah jalan ia melihat somin dipinggir jalan dengan muka yang kusut. Hyun joong pun memberhentikan mobilnya didepan somin.

“hyun joong…” teriak somin senang.

“sepertinya aku berhenti dijalan yang salah” ucap hyun joong menjalankan mobilnya.

“yya, tunggu….”kejar somin. Hyun joong tersenyum geli dan menghentikan mobilnya.

Somin buru-buru masuk kedalam mobil takut hyun joong menjalankan mobilnya.

“yya, siapa yang menyuruhmu masuk? Apakah aku menawarimu masuk kedalam mobilku?” tanya hyun joong.

“tidak, tapi aku ditinggal oleh  temanku. Antar aku sampai depan hotel dan ini terakhir kalinya aku merepotkanmu” ucap somin.

“ahh, merepotkan saja” ujar hyun joong.

*****

Sementara itu, shin hye berada dibandara incheon sedang menjemput seseorang.

“ahh, yong hwa…” panggil shin hye. Pria yang diteriaki shin hye langsung menghampiri shin hye dan memeluknya.

“kau datang menjemputku? Senang sekali” ucap yong hwa.

“tentu saja aku menjemputmu, akukan sudah janji denganmu” ucap shin hye.

“gomawo…aku akan mentraktirmu makan kalau begitu. ayo…” ajak yong hwa.

“kau sudah menemui kim bum?” tanya yong hwa.

“i..iya, aku sudah bertemu dengannya” jawab shin hye.

“reaksi apa yang ditunjukkan olehnya saat melihatmu datang?” tanya yong hwa. Shin hye terdiam. “haha…aku sudah tahu bagaimana reaksinya tidak perlu kau bilang. Sudah kuduga reaksinya akan seperti itu” ucap yong hwa.

“dia sudah memiliki wanita lain” ucap shin hye.

“benarkah? Hebat sekali…aku pikir dia tidak bisa mencari penggantimu” gumam yong hwa.

“aku kira juga begitu makanya aku menyuruh pacarnya menjauhi kim bum” sahut shin hye.

“hanya karena kim bum jangan menjadi gadis yang ambisius shin hye. Kau yang memilih sendiri untuk meninggalkannya dan lebih memilih ikut denganku” ucap yong hwa.

“itukan karena aku sedang terdesak makanya aku setuju ikut denganmu keluar negeri” ucap shin hye.

“ya, tapi aku sudah merelakanmu dan melepaskanmu untuk pulang kekorea agar bisa bersama kim bum tapi, siapa sangka kalau akan begini jadinya. Seharusnya, memang dari dulu saja aku tak mengijinkanmu pulang” ujar yong hwa.

“ya, kau benar memang seharusnya kau membuat keputusan seperti itu” gumam shin hye menyeduh kopinya.

****

Malam harinya, keluarga kakek beserta so eun tiba dirumah…

“hooaamm…ngantuk sekali” jiyeon menutupi mulutnya yang menguap.

“lekaslah tidur besok kau sekolahkan” ucap hyun joong.

“ne, semuanya selamat malam” ucap jiyeon pergi kekamarnya.

“aku akan membawakan kopermu sampai kekamar” ucap kim bum.

“bum-ah, gamsahamnida…” ucap so eun.

“iya, lekaslah tidur wajahmu sudah kelihatan mengantuk” ucap kim bum. so eun mengangguk dan segera naik ketempat tidurnya.

“selamat malam, bum-ah” ucap so eun. kim bum tersenyum dan keluar dari kamar so eun sambil mematikan lampu kamar so eun.

Esok harinya….

“ahh, aku masih mengantuk…cepatlah bel pulang sekolah berbunyi. Aku tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang pak. Kang katakan” gumam jiyeon.

“anak-anak, bapak mempunyai tugas untuk kalian kerjakan dirumah, tugas ini akan dikerjakan secara berkelompok. 1 kelompok hanya 2 orang saja karena tugasnya tidak begitu ribet” ucap pak. Kang.

“aissh, tugas lagi tugas lagi” omel suzy.

“yya, jiyeon kau dengar apa yang dikatakan pak.kang barusan?” ucap suzy menyenggol kusri jiyeon. jiyeon hanya geleng-geleng.

“aissh, dasar tukang tidur. oh, semoga partner kelompokku baik” harap suzy.

“yoo seungho…” panggil pak.kang. seungho yang sedang asyik menulis langsung menoleh kearah pak.kang. “seungho, partnermu adalah park jiyeon” ucap pak.kang sambil membaca buku absensi.

“ahh, enak sekali si jiyeon itu” ucap siswi perempuan yang iri. Jiyeon yang tidak mendengarkan hanya menyenderkan kepalanya dimeja tidak tahu apa-apa.

Saat pulang sekolah….

“hey, tugasnya mau kapan dikerjakan?” tanya seungho.

“tugas? Tugas apaan?” tanya jiyeon.

“astaga, partner macam apa ini. Kau tidak mendengarkan apa yang dikatakan pak.kang barusan?” tanya seungho.

“tidak. Memangnya dia bilang apa?” jiyeon terlihat bingung.

“susah bicara denganmu yang jelas aku partner tugasmu nanti” jawab seungho pergi.

“aaiiisshh, aneh sekali” cibir jiyeon.

“jiyeon-ah, aku iri denganmu bisa berpartner dengan seungho. Sedangkan, aku teman partnerku siswa dari busan dengan logat anehnya itu song samdong” gerutu suzy.

“kau bisa bertukar partner denganku” ucap jiyeon.

“tidak, aku hanya bercanda siswi dikelas kita banyak yang iri melihatmu dengan seungho”

“cih, untuk apa pakai iri memangnya seungho itu selebriti papan atas apa”

“haha…dasar kau jiyeon. kau ini dingin sekali dengan seungho padahalkan dia anak yang baik”

“baik apanya? Jutek begitu. sudalah, jangan membahasnya aku malas kalau sudah membicarakannya”

“baiklah…ahh, kau tahu geun seok oppa tidak tinggal dirumahku lagi. Sedih sekali dirumah aku tak bisa melihat pemandangan yang indah lagi”

“geun seok oppa? Kemana memangnya dia? Apakah dia minggat dari rumah karena tidak tahan satu rumah denganmu?”

“enak saja…dia bilang kepada haremoni kalau dia ingin hidup mandiri lagipula, dia juga sudah bekerja punya penghasilan sendiri sehingga bisa menyewa apartemen tanpa memakai uang nenek”

“wah, anak yang mandiri sekali”

“mandiri sih tapikan aku merasa kehilangan”

“ahh, kau ini….bukankah banyak pelayan pria dirumahmu? Kau lihati saja mereka”

Suzy langsung cemberut mendengar ucapan jiyeon sementara jiyeon malah tertawa geli.

****

“buru-buru sekali, bum. ada apa? Kau mempunyai urusan sehabis kerja?” tanya kibum.

“tidak, aku hanya ingin cepat-cepat berada dirumah” jawab kim bum.

“tumben sekali, tidak seperti dirimu yang biasanya” gumam kibum.

“ahaha…sudah jangan berfikiran begitu. aku duluan, kibum” ucap kim bum.

___

“bum-ah, kau sudah pulang? tumben sekali cepat” ucap so eun.

“ya, urusanku dikantor sudah selesai. Tuan putri hari ini kau tidak pergi kemana-manakan?” tanya kim bum.

“tidak, aku menuruti ucapanmu untuk diam dirumah terus. Seharian, aku membaca buku diperpustakaan kakek” jawab so eun.

“aku senang kau menuruti ucapanku. Maaf ya, aku seperti memanjarakanmu disini aku hanya takut pria itu bertemu denganmu” ucap kim bum.

“aku mengerti kok. Bum-ah, mainkan piano lagi untukku” pinta so eun.

“piano? Tumben, ada apa? Kenapa tidak minta hyun joong hyung saja?” tanya kim bum.

“tidak, aku maunya kau saja yang main. Mainkan lagu yang waktu itu” ucap so eun.

“baiklah, tuan putri. Ayo, kekamarku” ajak kim bum.

****

“ayah, aku belum mendapatkan informasi lagi” ucap seungho ditelfon.

“belum? Lama sekali kau sampai sekarang tidak mendapatkan apa-apa” omel ayah seungho.

“yya, kau lupa kalau aku ini juga pelajar tugasku disini bukan hanya mencari tuan putri itu, aku juga mempunyai tugas lain yaitu, belajar. Kalau ayah ngomel-ngomel terus lebih baik kau saja yang mencari tahu sendiri” ucap seungho.

“kalau ayah tidak sibuk juga pasti ayah yang mencari informasinya tanpa pakai bantuanmu. Kau tidak mengerti pekerjaan ayah dijepang sangat sibuk?” omel ayah seungho.

“yaya, aku tahu. aku tutup dulu telfonnya nanti aku kabari lagi” ucap seungho menutup telfon.

“heh…kalau menelfon bukan menanyai kabar anaknya malah ngomel-ngomel mengurusi putri kerajaan itu. Ayah macam apa itu” ucap seungho.

Ddrrrtttt…

“siapa lagi yang menelfon? Nomornya tak dikenal pula” seungho mengangkat telfonnya.

“yoboseyo, siapa ini?” tanya seungho.

“yya, bisakah kau sopan sedikit ditelfon? aku jiyeon” ucap jiyeon.

“oh, kau. Kenapa menelfonku?” tanya seungho.

“aku ingin membicarakan tugas itu. Bagaimana kalau besok kau datang kerumahku untuk mengerjakannya?” usul jiyeon.

“dirumahmu? Tidak bisa ditempat lain? Direstaurant?” tanya seungho.

“tidak bisa, kakekku tidak memberi ijin kalau aku pergi hanya berdua dengan seorang laki-laki apalagi laki-laki itu orang yang tak dikenal” jawab jiyeon.

“aiisshh, merepotkan. Yasudah, besok kau pulang sekolah ikut denganku kerumahmu” ucap seungho.

“oke” jiyeon langsung menutup telfonnya.

“dasar anak manja…penurut sekali dengan kata-kata kakeknya” omel seungho.

___

Kim bum memainkan piano sementara so eun memerhatikan kim bum bermain piano sambil mendengarkan permainan kim bum.

“selesai…lagunya sudah selesai” ucap kim bum. so eun bertepuk tangan sambil tersenyum.

“hebat…aku suka lagu itu. bum-ah, kau memang hebat” puji so eun.

“tentu saja, aku memang hebat” ucap kim bum. “karena aku hebat beri aku hadiah” ucap kim bum.

“hadiah? Apa hadiahnya? Aku tidak tahu mau memberimu apa?” tanya so eun bingung.

“tidak perlu barang” jawab kim bum.

“lalu, apa? Ucapan selamat? Bum-ah, selamat karena kau hebat” ucap so eun.

“bukan itu, hadiahnya sebuah pelukan saja” ucap kim bum.

“pelukan?” tanya so eun. kim bum mengangguk dan mendekap so eun kepelukannya.

“seperti ini hadiahnya… tuan putri, kau hangat sekali” ucap kim bum.

“bum-ah, ini sih bukan hadiah dariku tapi, kau sendiri yang memelukku” gerutu so eun.

“haha…aku tidak peduli. Lain waktu, aku bisa saja meminta hadiah selain pelukan” ucap kim bum.

“seperti apa?” tanya so eun.

“seperti? Hem…apa ya? Banyak sekali” jawab kim bum.

“hadiahnya sulit atau mudah?” tanya so eun.

“tidak sulit…sangat gampang” jawab kim bum.

“aku jadi penasaran” gumam so eun.

“hahaha…nanti saja aku mintanya tidak sekarang. Untuk hari ini cukup pelukan hangat dari tuan putri” ujar kim bum.

“bum-ah, jantungmu berdetak kencang lagi kali ini lebih cepat” ucap so eun.

“benarkah? Kenapa bisa begitu ya? Apakah kau tahu, tuan putri?” tanya kim bum.

“tidak…kau pikir saja sendiri” jawab so eun. kim bum tersenyum dan semakin erat mendekap so eun.

“ckckck….dasar kim bum cucuku. Sudah berani dia sekarang peluk-peluk so eun. hahaha…. cucuku yang satu ini memang hebat” ucap kakek sambil mengintip dari celah-celah pintu kamar kim bum.

“ehem…ehem…mengintip lagi, kek?” tanya jiyeon.

“aissh, kau ini selalu saja mengagetkan kakek. sssttt…jangan keras-keras nanti mereka terganggu” ucap kakek.

“memangnya mereka sedang apa? Aku juga mau lihat” pinta jiyeon.

“jangan, anak kecil tidak boleh sebaiknya, kita turun saja kebawah” ucap kakek menarik jiyeon turun.

“ahh, pelit. Sekali-kali ijinkan aku lihat kek” rengek jiyeon.

____

sementara itu, sehabis latihan untuk pertunjukan orkestra minggu depan tiba-tiba, saja perut hyun joong mendadak sakit segera muridnya membawanya kerumah sakit.

“suster somin, tolong kau temani dokter mengurusi pasien yang baru datang itu ya” ucap suster kim. Somin mengangguk dan segera pergi membantu dokter.

“loh, bukannya itu hyun joong? Kenapa dia terbaring diranjang rumah sakit? Jangan-jangan dia sakit” ucap somin segera menghampiri dokter yang mengurusi hyun joong.

“dokter, kenapa dengannya?” tanya somin.

“pasien ini hanya kram perut saja. Dirawat selama 2 hari nanti juga sembuh” jawab dokter.

“syukurlah, kupikir dia sakit serius” ucap somin lega.

“suster, kau kenal dengannya? Tolong kau hubungi keluarganya ya” ucap dokter.

“baik, dok” ucap somin. “aahh, itulah akibatnya jika, bersikap dingin kepadaku akhirnya, kau jatuh sakitkan” ucap somin sambil menatap hyun joong yang tertidur.

“berhenti menatapku…kalau kau terus menatapku perutku akan semakin sakit” ucap hyun joong.

“oohh, kau sudah bangun…aku pikir mayat yang bicara” gumam somin.

“jadi, kau sekarang adalah suster…kupikir kau tak punya pekerjaan” ucap hyun joong.

“jangan sembarangan bicara…berapa nomor telfon rumahmu, biar suster menghubungi keluargamu” pinta somin.

“bukankah kau tahu nomor rumahku? Bukannya setiap malam kau suka menelfon kerumahku tapi kalau diangkat tidak berani bicara?” tanya hyun joong.

“mwo? Kenapa dia bisa tahu” ucap somin dalam hati.

“ahh, lebih baik aku tanya orang yang mengantarmu kemari” ucap somin keluar.

“heh…..bertemu lagi dengannya. Nasibku memang aneh” gumam hyun joong.

****

“tuan putri, kenapa kau tidak bersuara?” tanya kim bum masih memeluk so eun.

“tuan putri…”panggil kim bum. kim bum melepas pelukannya dan melihat so eun sudah tertidur lelap segera ia baringkan so eun ditempat tidurnya.

“dipeluk saja masih bisa tertidur…” ucap kim bum sambil menatap so eun yang tertidur lelap. Semakin lama, ia melihat so eun jantungnya berdetak lagi.

“aisshh, kenapa ini berdetak kencang?” ucap kim bum memegangi jantungnya. Kim bum teringat kata-kata yang kibum katakan dulu kepadanya.

“kau resmi berpacaran dengan yoona? wah, hebat sekali. bagaimana bisa? memangnya kau mempunyai perasaan suka dengannya?” tanya kim bum.

“tentu saja kalau aku tak suka dengannya untuk apa aku memacarinya. Kau tahu bum, saat melihat yoona entah kenapa jantungku berdetak sangat cepat. Kata nenekku kalau laki-laki atau perempuan menyukai lawan jenisnya biasanya ditandai dengan jantungnya yang berdetak cepat saat menatap lawan jenisnya itu” jawab kibum.

“hahhaa…ucapan nenekmu aneh-aneh saja” ucap kim bum.

“ahh, kau tidak percaya? Lihat saja nanti saat kau menyukai seorang wanita pasti jantungmu berdetak sangat kencang” ucap ki bum.

“persis seperti yang dikatakan kibum waktu itu” gumam kim bum.

“aku jatuh cinta kepada tuan putri? Benarkah?” ucap kim bum sambil merasakan detak jantungnya.

“bum-ah, kau aneh…” ucap so eun dalam tidurnya.

“hahaha…seorang putri kerajaan bisa mengigau juga saat tidur. kau benar-benar menggemaskan” ucap kim bum.  Kim bum terus menatap so eun yang tertidur sampai ia sendiri tertidur.

…..

bersambung

 

Jangan lupa meninggalkan comment ya, readers..

Sekalian promosi..

Jangan lupa kunjungi WP author : rianaevi.wordpress.com

Okok… hoho..

Tags: , , , , , , , ,

9 responses to “MY PRINCESS FROM THE PAST part 8”

  1. iia says :

    wahh,makin rame nich..
    seru,aku tunggu part selanjut nya ya jangan lama” ^_^

  2. L_kyuyoung says :

    akhirnya ada kelanjutannya juga..
    udah lama nunggu kelanjutan ff ini.
    next partnya ditunggu. kalo bisa gak lama ya…
    hehhhehe

  3. hotwalkerz says :

    enaknya jadi sso onnie… direbutin namja2 cuakepppp…

    bagus chingu.. ditunggu lanjutannya..^^

  4. Hyora Kim says :

    Woa.. Kasian geun seok a.k.a changwi.. Ditolak so eun..
    Wah.. Seungho bakal ke rumah jiyeon nih.. Ktemu so eun dong.. Ah, penasaran nie..
    Next ych..
    Gomawo,

  5. Helda wati says :

    seru2, romantis pasangan bumsso. jgn lama2.a

  6. Helda wati says :

    seru2, romantis pasangan bumsso. jgn lama2.a 🙂

  7. choiriechan says :

    So sweet tralala trilili….. Ahhh aku paling nunggu ff ini

  8. Nina says :

    maaf aku baru komen…
    Keren ceritax unik, kapan seung ho ketemu so eun? apa yang terjadi selanjutnya?
    Keren… Aku penasaran… Next jangan lama yah eon biar aku gak lupa… Hehe😄😘😐😊👍

Leave a reply to AJENG K Cancel reply